Puisi: Katherina, Aku Membawa Aroma Semesta (Karya D. Kemalawati)

Puisi "Katherina, Aku Membawa Aroma Semesta" karya D. Kemalawati memadukan elemen alam, keindahan, dan keintiman dalam sebuah perjalanan batin yang ..
Katherina,
Aku Membawa Aroma Semesta
Dari Desah Nafas Panjangmu

Aku mencium aroma damar di lantai enam
di bawah piring nasi goreng royal
malam itu
di luar sana patahan hujan
tersungkur di basah jalan
mengalirkan aroma kayu manis
ke cangkir putih di sudut meja

Kita harus ke seberang sana, Katherina
berlari-lari di hamparan rumput
merentang tangan di lekuk akar kenari babi
menghitung gelembung rumah lebah di ketiak dahannya
berteduh di rimbun eboni
membaringkan lelah di bantal pakis yang indah
melukis rona merah jambu di pipi lady Raffles
membedakan aroma raflesia di liang dadanya

Kau harus tunjukkan si titan arum itu, Katherina
tidak hanya di desain kaos dan cendera matamu

Akan terus kuingat sepasang kemboja merah putih
menemani langkah kita menuju rumah Raden Saleh
keringatmu berjatuhan membekas menjadi kalimat
di ujung daun lontar yang kau tunjukkan
ketika bilah-bilah sinar pagi semakin panjang dan terang

Katherina, aku membawa harum semesta
dalam kelopak rindu yang utuh
terbang bersama tubuh dan ruh.

Bogor - Cengkareng - Banda Aceh
18-19 September 2011

Analisis Puisi:

Puisi "Katherina, Aku Membawa Aroma Semesta" karya D. Kemalawati adalah sebuah karya yang memadukan elemen alam, keindahan, dan keintiman dalam sebuah perjalanan batin yang mendalam. Dengan bahasa yang indah dan gambaran yang kuat, puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan tentang keajaiban alam dan kecantikan dalam hubungan manusia.

Aroma dan Pemandangan Alam: Puisi ini dimulai dengan gambaran aroma damar di lantai enam, diikuti dengan deskripsi hujan yang jatuh di luar dan mengalirkan aroma kayu manis ke dalam cangkir putih. Penggunaan aroma alam memberikan kedalaman dan kehidupan pada suasana puisi, sementara pemandangan alam yang digambarkan, seperti rumput, akar kenari babi, dan eboni, menciptakan gambaran yang indah dan mempesona.

Perjalanan dan Kebersamaan: Dalam puisi ini, sang penyair, yang diasosiasikan dengan nama "Katherina", mengajak kita untuk menjelajahi alam bersama-sama. Mereka berlari-lari di hamparan rumput, merentangkan tangan di tengah alam, dan memandang keindahan alam. Hubungan antara penyair dan Katherina digambarkan sebagai sebuah perjalanan bersama yang penuh dengan keindahan dan keintiman.

Kenangan dan Pengalaman: Penyair merenungkan tentang kenangan yang akan terus diingat, seperti sepasang kemboja merah putih dan kunjungan ke rumah Raden Saleh. Kenangan ini diilustrasikan dengan cara yang indah, menggambarkan kesan yang meninggalkan bekas dalam ingatan penyair. Pengalaman bersama, termasuk keringat yang menjadi kalimat di ujung daun lontar, memberikan kedalaman emosional pada puisi ini.

Kehadiran Semesta: Puisi ini menggambarkan penyair sebagai pembawa aroma semesta, sebuah simbol dari keindahan alam dan keajaiban hidup. Melalui kelopak rindu yang utuh, penyair merasakan kehadiran semesta dalam tubuh dan rohnya. Ini menunjukkan hubungan yang dalam antara manusia dan alam, serta keajaiban yang bisa dirasakan dalam hubungan manusia dengan alam.

Puisi "Katherina, Aku Membawa Aroma Semesta" adalah sebuah puisi yang mempesona dan mendalam. Dengan gambaran alam yang indah dan keintiman dalam hubungan manusia, puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan tentang keajaiban alam dan keindahan dalam hubungan manusia. Dengan bahasa yang indah dan makna yang mendalam, D. Kemalawati berhasil menciptakan sebuah karya yang menggugah pikiran dan emosi pembaca.

D. Kemalawati
Puisi: Katherina, Aku Membawa Aroma Semesta
Karya: D. Kemalawati

Biodata D. Kemalawati:
  • Deknong Kemalawati lahir pada tanggal 2 April 1965 di Meulaboh, Aceh.

Anda mungkin menyukai postingan ini

© 2025 Sepenuhnya. All rights reserved.