Puisi: Katakan Apa yang Kau Tahu Setelah Gempa Bumi (Karya D. Kemalawati)

Puisi "Katakan Apa yang Kau Tahu Setelah Gempa Bumi" menantang pembaca untuk merenungkan kesedihan, kehilangan, dan ketidakberdayaan kita di ...
Katakan Apa yang Kau Tahu
Setelah Gempa Bumi

Katakan apa yang kau tahu tentang gempa bumi
setelah sepotong kaki berkaos debu menyembul dari celah reruntuhan
tanpa badan dengan tetes darah segar menganak sungai

Katakan apa yang kau tahu tentang bangunan tinggi
Setelah kakinya yang kau tanam jauh di bumi
Tak mampu menahan gempa bumi 8,9 skala richter

Katakan apa yang kau tahu tentang celah bumi
tiba-tiba menghirup rumah, pabrik, jalanan, hutan belantara
bahkan kakimu yang sedang membawa tubuh berlari
sementara bumi hanya beringsut dan tersurut

Katakan apa yang kau tahu tentang lempeng purba
yang aus ditelan masa
hingga patah berderak di kedalaman laut
setelah kota remuk dan laut mengamuk
setelah tangis menyanyat di antara reruntuhan
setelah mata kita terbiasa dengan kepiluan

Katakan apa yang kau tahu tentang ayat-ayat kepastian
setelah bibir pantai tak lagi kelihatan
setelah kota-kota berselimut reruntuhan
setelah anak cucu berendam dalam kegamangan

Katakanlah kau telah tahu segalanya
lalu bagai air raya kau benamkan akal pikiran manusia
maka apakah setelah itu segalanya sempurna
selain kehendak-Nya.

Banda Aceh, Desember 2009

Analisis Puisi:

Puisi "Katakan Apa yang Kau Tahu Setelah Gempa Bumi" karya D. Kemalawati merupakan sebuah refleksi mendalam tentang dampak bencana alam, khususnya gempa bumi, yang meruntuhkan baik fisik maupun psikis manusia. Melalui bahasa yang kuat dan imaji yang menggugah, puisi ini menyampaikan pesan tentang kehilangan, kerentanan, dan pencarian makna di tengah kepedihan.

Struktur dan Gaya Bahasa

Puisi ini dibuka dengan pertanyaan retoris yang langsung dan menggugah: “Katakan apa yang kau tahu tentang gempa bumi.” Pertanyaan ini menciptakan rasa urgensi dan mendorong pembaca untuk merenungkan pengalaman mereka sendiri dengan bencana. Deskripsi yang menyedihkan, “sepotong kaki berkaos debu menyembul dari celah reruntuhan,” memberikan gambaran yang sangat visual dan emosional tentang akibat fisik dari gempa. Implikasi bahwa bagian tubuh yang terpisah ini tidak lagi memiliki pemilik menciptakan rasa kehilangan yang mendalam.

Tema Kehampaan dan Keterasingan

Dengan beralih ke tema bangunan yang hancur, puisi ini mengeksplorasi konsekuensi dari gempa yang menghancurkan. “Setelah kakinya yang kau tanam jauh di bumi, tak mampu menahan gempa bumi 8,9 skala richter” menunjukkan bahwa bahkan struktur yang paling kuat sekalipun bisa runtuh, memberikan pesan tentang ketidakpastian hidup dan kekuatan alam yang tidak bisa ditangkal.

Kemalawati menggunakan citra yang kuat saat menggambarkan “celah bumi” yang “tiba-tiba menghirup rumah, pabrik, jalanan, hutan belantara.” Kalimat ini menggambarkan bagaimana gempa bumi tidak hanya merusak fisik, tetapi juga mengubah lanskap kehidupan. Kesadaran akan kerapuhan manusia dan ketidakberdayaan kita terhadap kekuatan alam menjadi tema sentral.

Simbolisme dan Perenungan

Bagian yang berbicara tentang “lempeng purba” yang “aus ditelan masa” menggambarkan waktu dan sejarah yang terus berjalan, meski ada tragedi yang terjadi. Ketika “kota remuk dan laut mengamuk,” terdapat nuansa bahwa sejarah dan perubahan alam tidak dapat dihindari, sekaligus menegaskan bahwa kepedihan manusia sering kali menjadi bagian dari siklus kehidupan yang lebih besar.

Pertanyaan-pertanyaan di akhir puisi, “Katakanlah kau telah tahu segalanya,” menciptakan momen refleksi yang dalam. Pembaca dihadapkan pada kenyataan bahwa pengetahuan manusia mungkin terbatas, dan meskipun kita memahami banyak hal, kita tetap tidak bisa mengubah kehendak-Nya. “Maka apakah setelah itu segalanya sempurna selain kehendak-Nya,” menyiratkan bahwa dalam kekacauan, ada suatu keteraturan yang lebih besar yang tidak bisa kita pahami sepenuhnya.

Puisi "Katakan Apa yang Kau Tahu Setelah Gempa Bumi" karya D. Kemalawati adalah karya yang menggugah tentang dampak bencana alam dan refleksi mendalam mengenai kondisi manusia. Melalui bahasa yang kuat dan imaji yang emosional, puisi ini menantang pembaca untuk merenungkan kesedihan, kehilangan, dan ketidakberdayaan kita di hadapan kekuatan alam. Kemalawati berhasil menyampaikan bahwa meskipun pengetahuan kita tentang dunia mungkin luas, pada akhirnya kita tetap bergantung pada kehendak yang lebih tinggi. Puisi ini adalah pengingat bahwa dalam kesulitan dan kepedihan, kita harus menemukan cara untuk memahami dan menerima kenyataan hidup, meskipun itu menyakitkan.

D. Kemalawati
Puisi: Katakan Apa yang Kau Tahu Setelah Gempa Bumi
Karya: D. Kemalawati

Biodata D. Kemalawati:
  • Deknong Kemalawati lahir pada tanggal 2 April 1965 di Meulaboh, Aceh.
© Sepenuhnya. All rights reserved.