Puisi: Kampungku (Karya Mustiar AR)

Puisi "Kampungku" mengeksplorasi berbagai aspek kehidupan di kampung dan menunjukkan pentingnya kampung halaman dalam membentuk identitas dan ...
Kampungku

Kuhirup dalam-dalam napasmu
aroma anyir sperma ilegal menyergap diri
memanjat dinding hati
mengoyak tirai hijab
getarkan arsya-Nya...

Oi kampung loen sayang
kau penuh warna
kau seperti bunga yang lagi mekar
seribu bahkan sejuta kumbang ingin mereguk manis madumu

Oi kampung kota juangku
lupakah engkau petuah indatu:
tameng sarang sareng
puteeng lop lam
hukom bak meupakat
adat meuagama
[mereka itu pekak, buta dan tuli]...

Oi kampungku nan berbudaya
Teuku Umar menangis dalam sunyi
meracik luka
di dadaku.

1997

Analisis Puisi:

Puisi "Kampungku" karya Mustiar AR adalah sebuah karya yang menggambarkan perasaan dan pengalaman penyair terhadap kampung halamannya.
  • Nostalgia dan Nostalgia Kampung Halaman: Puisi ini menciptakan suasana nostalgia yang kuat terhadap kampung halaman penyair. Penyair mengekspresikan rasa cintanya yang mendalam terhadap kampungnya melalui gambaran aroma, warna, dan kehidupan kampung yang khas. Ini menunjukkan betapa pentingnya kampung halaman dalam membentuk identitas dan ingatan seseorang.
  • Konflik dan Realitas Pahit Meskipun menggambarkan keindahan dan kehangatan kampung halaman, puisi ini juga mengungkapkan konflik dan realitas pahit yang ada di dalamnya. Aroma anyir sperma ilegal dan rasa getaran atas kehancuran dan ketidakadilan di kampung menjadi kontras dengan gambaran keindahan dan kehangatan yang disampaikan sebelumnya. Ini mencerminkan dualitas kehidupan di kampung, di mana keindahan seringkali dipenuhi dengan ketidakadilan dan penderitaan.
  • Perlawanan dan Identitas Budaya: Dengan merujuk pada petuah dan nasihat dari leluhur, penyair menegaskan pentingnya mempertahankan nilai-nilai budaya dan tradisi dalam menghadapi tantangan dan perubahan zaman. Hal ini menunjukkan sikap perlawanan dan kebanggaan terhadap identitas budaya kampung yang unik dan berharga.
  • Kesan Traumatis: Di beberapa baris terakhir, penyair menyebutkan nama Teuku Umar, yang merupakan tokoh pahlawan nasional dari Aceh. Kemunculan nama ini menambahkan dimensi baru ke dalam puisi, menyoroti kesan traumatis dan luka-luka yang terpendam dalam sejarah kampungnya. Ini memberikan pemahaman yang lebih dalam tentang kompleksitas dan kedalaman emosi yang disampaikan oleh penyair.
Puisi "Kampungku" menciptakan gambaran yang kompleks dan multi-dimensi tentang hubungan penyair dengan kampung halamannya. Melalui kombinasi nostalgia, konflik, perlawanan, dan kesan traumatis, puisi ini mengeksplorasi berbagai aspek kehidupan di kampung dan menunjukkan pentingnya kampung halaman dalam membentuk identitas dan pengalaman individu.

Puisi
Puisi: Kampungku
Karya: Mustiar AR

Biodata Mustiar AR:
  • Mustiar AR lahir pada tanggal 15 April 1967 di Meulaboh, Aceh.
© Sepenuhnya. All rights reserved.