Puisi: Hujan Turun Berabad-abad (Karya Wiratmadinata)

Puisi "Hujan Turun Berabad-abad" karya Wiratmadinata menggambarkan kekuatan hujan sebagai simbol dari berbagai aspek penderitaan dan harapan manusia.
Hujan Turun Berabad-abad

Hujan turun berabad-abad dalam sejarah kami
Airmata langit yang meruah ingin dipahami
Hujan air mata yang tak mampu menembus 
Kemarau cinta dan kasih sayang bagi bumi

Hujan turun berabad-abad dalam hati kami
Keringat Tuhan yang mengirim wahyu
Hujan keringat yang tak terbayarkan
Oleh cinta dan kasih sayang yang diberikan

Hujan turun menderas berabad-abad dijantung kami
Darah dari nyawa jelata yang tertumbalkan
Hujan darah yang direnggut berhala ideologi
Merajam cinta kasih yang diajarkan kitab suci

Hujan air mata. Hujan keringat. Hujan darah
Yang turun berabad-abad dalam sejarah
Dari tubuh mereka yang tak berdosa
Dengan apakah ia akan terbayarkan?

Hujan yang turun berabad-abad itu, ya, Tuhanku
Turunkanlah ia seperti doa menghapus petaka
Turunkanlah bagai tangan para nabi yang suci
Yang membasuh kelam, dendam dan benci.

Dataran Qalb, 24 November 2004

Analisis Puisi:

Puisi "Hujan Turun Berabad-abad" karya Wiratmadinata adalah sebuah karya yang mendalam dan penuh makna, menggambarkan kekuatan hujan sebagai simbol dari berbagai aspek penderitaan dan harapan manusia. Dengan menggunakan hujan sebagai metafora, puisi ini mengeksplorasi tema-tema seperti penderitaan, pengorbanan, dan harapan akan pembaharuan.

Tema Utama

  • Penderitaan dan Pengorbanan: Puisi ini mengangkat tema penderitaan dan pengorbanan yang berlangsung selama berabad-abad. Hujan yang turun adalah simbol dari berbagai bentuk penderitaan manusia, termasuk air mata, keringat, dan darah.
  • Kebutuhan Akan Pembaharuan: Di samping tema penderitaan, puisi ini juga mengungkapkan kebutuhan mendalam untuk pembaharuan dan penyembuhan. Doa kepada Tuhan untuk menghapus petaka mencerminkan keinginan manusia untuk mengatasi dan membersihkan sejarah penderitaan.
  • Religi dan Spiritualitas: Tema religius dan spiritual juga sangat menonjol dalam puisi ini. Hujan sebagai "keringat Tuhan" dan permohonan untuk turunnya hujan seperti doa nabi menunjukkan hubungan antara manusia dan kekuatan ilahi.

Simbolisme

  • Hujan: Hujan dalam puisi ini adalah simbol utama yang melambangkan berbagai bentuk penderitaan. Hujan air mata, hujan keringat, dan hujan darah masing-masing menggambarkan aspek yang berbeda dari pengorbanan dan kesulitan.
  • Air Mata, Keringat, dan Darah: Air mata melambangkan penderitaan emosional, keringat melambangkan usaha dan pengorbanan, dan darah melambangkan pengorbanan hidup yang lebih ekstrem. Ketiganya menggambarkan rentang penderitaan yang dialami oleh manusia dalam sejarah.
  • Doa dan Tangan Para Nabi: Doa dan tangan para nabi melambangkan harapan akan pembaharuan dan penyembuhan. Ini mencerminkan keyakinan bahwa pengorbanan dan penderitaan dapat diatasi melalui kekuatan spiritual dan ilahi.

Teknik Sastra

  • Metafora: Wiratmadinata menggunakan hujan sebagai metafora untuk berbagai bentuk penderitaan manusia. Metafora ini menghubungkan penderitaan dengan elemen alami untuk memberikan dampak emosional yang kuat.
  • Paralelisme: Puisi ini menggunakan paralelisme dengan mengulang frasa "Hujan turun berabad-abad" untuk menekankan lamanya penderitaan dan pengorbanan. Struktur ini juga menciptakan ritme yang berulang dan mendalam.
  • Pertanyaan Retoris: Pertanyaan retoris seperti "Dengan apakah ia akan terbayarkan?" digunakan untuk mengekspresikan rasa frustrasi dan keputusasaan dalam menghadapi penderitaan yang berkepanjangan.

Makna

  • Penderitaan Bersejarah: Puisi ini mencerminkan kesadaran akan penderitaan yang telah berlangsung lama dalam sejarah manusia. Hujan yang turun selama berabad-abad menggambarkan bahwa penderitaan bukanlah fenomena baru, melainkan sesuatu yang telah ada sepanjang sejarah.
  • Harapan untuk Penyembuhan: Meskipun menggambarkan penderitaan, puisi ini juga menyampaikan harapan untuk penyembuhan dan pembaharuan. Permohonan untuk hujan seperti doa nabi mencerminkan keinginan manusia untuk mengatasi penderitaan dan membangun masa depan yang lebih baik.
  • Hubungan Spiritual: Puisi ini menunjukkan hubungan mendalam antara manusia dan kekuatan ilahi. Dengan menggambarkan hujan sebagai "keringat Tuhan" dan permohonan untuk bantuan ilahi, puisi ini menggarisbawahi keyakinan bahwa penyembuhan dan pembaharuan memerlukan campur tangan spiritual.
Puisi "Hujan Turun Berabad-abad" karya Wiratmadinata adalah karya yang penuh makna dan mendalam, menggambarkan berbagai bentuk penderitaan manusia melalui simbolisme hujan. Dengan menggunakan teknik sastra seperti metafora dan paralelisme, puisi ini menyampaikan pesan tentang penderitaan bersejarah, harapan akan penyembuhan, dan hubungan spiritual antara manusia dan kekuatan ilahi. Puisi ini tidak hanya menjadi cerminan penderitaan yang dialami oleh manusia tetapi juga merupakan seruan untuk pembaharuan dan penyembuhan.

Puisi
Puisi: Hujan Turun Berabad-abad
Karya: Wiratmadinata
© Sepenuhnya. All rights reserved.