Puisi: Di Rumah Cut Nyak Dhien (Karya D. Kemalawati)

Puisi "Di Rumah Cut Nyak Dhien" menghormati keberanian, ketahanan, dan semangat perjuangan pahlawan wanita ini, serta menyoroti bagaimana ...
Di Rumah Cut Nyak Dhien

Di atas papan penyangga yang mulai lapuk
kujenguk perigi
kudengar kata dayangmu
tentang permukaannya yang tinggi
agar tetap suci tak teracuni

Banyak yang membasuh muka
dengan dingin airnya
setelah suci mengirim doa
agar parang lanting, parang singrong
siwah, rencong, tombak panah tak lagi berderak
menumpah darah resah

Di rumoh dhapu
saat melintas menuju peraduanmu
kilatan mata Van Huetz menyelidik siasat
kupotret terburu
biarkan dia di sana
seperti apa bara memercik api
telah terhunus di ujung belati

Di beranda depan tempatmu menerima tamu
kutemukan sofa berukir melati
harum jemari bertaut tuah Ilahi
kulihat Teungku Chik Tiro berdegup hati
menyatakan buah hati
dalam ikatan suci

Di tangga hitam kupaling wajahku
jejakmu hilang setelah Cut Gambang
di seberang dirimu tertawan
di dalam tubuhku
gelora jiwamu terus berenang.

Banda Aceh, 25 Desember 2010

Analisis Puisi:

Puisi "Di Rumah Cut Nyak Dhien" karya D. Kemalawati adalah sebuah karya sastra yang merenungkan tentang sejarah dan perjuangan Cut Nyak Dhien, salah satu pahlawan wanita Indonesia yang berjuang melawan penjajah Belanda pada abad ke-19.

Tema Puisi "Di Rumah Cut Nyak Dhien":

Tema utama dalam puisi ini adalah penghormatan terhadap sejarah dan perjuangan Cut Nyak Dhien. Puisi ini menciptakan gambaran tentang kehidupan dan perjuangan pahlawan wanita ini.

Gaya Bahasa dan Struktur:
  1. Puisi ini memakai gaya bahasa deskriptif yang sangat kuat. Penulis menggambarkan secara rinci lokasi dan elemen-elemen di rumah Cut Nyak Dhien, seperti perigi, beranda, sofa berukir, dan tangga hitam. Ini memberikan gambaran yang jelas tentang lingkungan tempat Cut Nyak Dhien hidup dan berjuang.
  2. Puisi ini juga memakai metafora. Metafora ini menciptakan gambaran tentang perasaan dan semangat Cut Nyak Dhien yang terus hidup di dalam penulis ("gelora jiwamu terus berenang").
Makna dan Refleksi:
  1. Puisi ini merupakan penghormatan kepada seorang pahlawan wanita yang berani dan kuat dalam perjuangannya melawan penjajah. Melalui deskripsi rumahnya, puisi ini mencoba menggambarkan kehidupan dan semangat perjuangan Cut Nyak Dhien yang dipenuhi dengan nilai-nilai ketahanan dan keberanian.
  2. Penggunaan kata-kata seperti "jejakmu hilang setelah Cut Gambang" mengisyaratkan tentang bagaimana perjuangan Cut Nyak Dhien berlanjut meskipun sosok fisiknya sudah tiada.
Puisi "Di Rumah Cut Nyak Dhien" menggambarkan kehidupan dan perjuangan pahlawan wanita Indonesia, Cut Nyak Dhien. Melalui deskripsi rumahnya, puisi ini mencoba merenungkan peran penting Cut Nyak Dhien dalam sejarah Indonesia. Puisi ini menghormati keberanian, ketahanan, dan semangat perjuangan pahlawan wanita ini, serta menyoroti bagaimana pengaruhnya masih hidup di dalam penulis dan masyarakat.

D. Kemalawati
Puisi: Di Rumah Cut Nyak Dhien
Karya: D. Kemalawati

Biodata D. Kemalawati:
  • Deknong Kemalawati lahir pada tanggal 2 April 1965 di Meulaboh, Aceh.
© Sepenuhnya. All rights reserved.