Puisi: Suatu Ketika (Karya Subagio Sastrowardoyo)

Puisi "Suatu Ketika" karya Subagio Sastrowardoyo mengajak pembaca untuk merenungkan tentang arti kesendirian, kerinduan akan hubungan yang lebih ...
Suatu Ketika

Menjelang senja
teman asing yang kuajak bicara
menghentikan kata
aku tidak lagi bertanya tentang negeri asal
dan apa yang dikerjakan malam ini
ia punya keperluan sendiri
waktu bersalaman
tanganku yang meraih kehilangan keyakinan
— kau tak kembali?
kita berjanji akan mendengarkan Mozart,
Haydn dan Schubert di radio
dan memperlihatkan potret dari keluarga
atau bercerita tentang keadaan berbeda di tanah air
tak tinggal lebih lama? —
ia hanya menggeleng dan melangkah ke luar tergesa
kembali di kamar aku baringkan diri dekat dinding
senyap senja makin mencengkam
sekarat hari begitu lama
semalaman aku lupa memadamkan lampu di meja.

Sumber: Keroncong Motinggo (1975)

Analisis Puisi:

Puisi "Suatu Ketika" karya Subagio Sastrowardoyo adalah sebuah penggambaran yang mendalam tentang kesendirian, kerinduan, dan penyesalan yang dirasakan oleh tokoh dalam puisi ini. Dengan menggunakan gambaran yang kuat dan bahasa yang menggugah, puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan tentang arti kesendirian dan kerinduan dalam kehidupan manusia.

Kesendirian dalam Pertemuan dengan Teman Asing: Puisi ini dimulai dengan gambaran tentang tokoh yang menjelang senja bertemu dengan seorang teman asing yang diajaknya bicara. Namun, meskipun ada pertemuan fisik, hubungan mereka tetap terasa jauh dan tidak menyentuh. Keperluan masing-masing mereka hanya sebatas kebutuhan yang sederhana, tanpa kedalaman emosional atau hubungan yang nyata.

Kerinduan akan Hubungan yang Lebih Dalam: Dalam dialog antara tokoh dan teman asingnya, terungkap rasa kerinduan tokoh akan hubungan yang lebih dekat dan bermakna. Dia mengingatkan temannya akan janji mereka untuk mendengarkan musik bersama dan berbagi tentang kehidupan mereka, namun merasa kecewa karena temannya tidak lagi memiliki waktu atau keinginan untuk melakukan hal tersebut.

Penyesalan atas Kehilangan Hubungan: Saat teman asingnya meninggalkannya dengan tergesa-gesa, tokoh merasakan kehilangan dan penyesalan atas keretakan hubungan mereka. Dia merenung sendirian di kamar, meratapi kesendirian dan penyesalan akan kehilangan kesempatan untuk menjalin hubungan yang lebih dalam dan berarti.

Kesadaran akan Kesendirian: Puisi ini menciptakan gambaran tentang kesendirian yang melingkupi tokoh dalam senja yang merayap perlahan-lahan. Kesendirian itu semakin menyengat dan membuatnya menyadari betapa dia sendirian dalam dunianya yang sunyi.

Puisi "Suatu Ketika" adalah sebuah penggambaran yang mendalam tentang kesendirian, kerinduan, dan penyesalan. Dengan menggunakan gambaran yang kuat dan bahasa yang menggugah, puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan tentang arti kesendirian, kerinduan akan hubungan yang lebih dalam, dan penyesalan akan kehilangan kesempatan untuk menjalin hubungan yang bermakna dalam kehidupan manusia.

Puisi Subagio Sastrowardoyo
Puisi: Suatu Ketika
Karya: Subagio Sastrowardoyo

Biodata Subagio Sastrowardoyo:
  • Subagio Sastrowardoyo lahir pada tanggal 1 Februari 1924 di Madiun, Jawa Timur.
  • Subagio Sastrowardoyo meninggal dunia pada tanggal 18 Juli 1996 (pada umur 72 tahun) di Jakarta.
© Sepenuhnya. All rights reserved.