Puisi: Perasaan dan Ajakan (Karya Sobron Aidit)

Puisi "Perasaan dan Ajakan" karya Sobron Aidit adalah refleksi mendalam tentang keterasingan, persahabatan yang hilang, dan keinginan untuk ...
Perasaan dan Ajakan

Kedatanganku sekali ini
memang untuk menemu
memang untuk mencari
teman-teman lama, sekampung 
yang dulu erat-akrab
pernah seperti daging dan kuku
tapi ada terasa walau hanya sekilas
beberapa renungan terasa menggaris-garis
mengkotak-kotak
memojok-mojok
di secarik dua kertas
terus-teranglah apakah begitu yang tertulis?
Sepi dan terasing di kampung sendiri
dipencil-kucilkan lagi
terasa lebih sakit dan lebih memelas
sepi dan terasing di kampung orang
sudah lama kami jalani puluhan tahun.

Kenapa bila kau kucari
lalu diam-diam sembunyi?
Kenapa bila kau kukejar
karena mau bertemu
lalu diam-diam menghindar?

Katakanlah, terus-teranglah
ada terasa kalian masih enggan
mungkin bukannya benci
bukannya marah
rasa takut dan kuatir
sampai kini masih mengalir.

Lalu mau pulang?
Pulang ke mana
di sini tidak
di sana bukan
cobalah tolong pahami
tolong dimengerti
agar antara kita sama-sama 
saling senang dan ikhlas di hati.

Paris, 24 Februari 2000

Analisis Puisi:

Puisi "Perasaan dan Ajakan" karya Sobron Aidit adalah karya yang mengeksplorasi tema kesepian, persahabatan, dan perasaan terasing di lingkungan sendiri. Melalui bahasa yang lugas dan penuh emosi, puisi ini menggambarkan pengalaman seseorang yang mencari hubungan dengan teman-teman lama namun merasa terasing dan diabaikan. Karya ini menyentuh perasaan terdalam tentang keterasingan dan keinginan untuk memahami dan diterima.

Pencarian Teman Lama dan Keterasingan

Puisi dimulai dengan pernyataan tentang kedatangan si tokoh puisi yang datang untuk menemui dan mencari teman-teman lama dari kampungnya. Frasa "teman-teman lama, sekampung" menunjukkan kedekatan yang pernah ada, namun sekarang terasa jauh. Ada kesan bahwa hubungan yang dulu erat, seperti "daging dan kuku," kini menjadi jarang dan renggang. Kenyataan ini mengundang rasa nostalgia dan rasa kehilangan akan kedekatan masa lalu.

Ketika si tokoh puisi kembali, ia merasakan ketidaknyamanan dan keterasingan di kampungnya sendiri, seolah-olah ada jarak yang tak bisa diatasi meskipun berada di tempat yang dikenal. Perasaan ini diperkuat dengan "beberapa renungan terasa menggaris-garis, mengkotak-kotak, memojok-mojok di secarik dua kertas," menggambarkan bagaimana kenangan dan hubungan masa lalu tampak terfragmentasi dan tidak utuh lagi.

Kesepian dan Keinginan untuk Bertemu

Puisi ini mengungkapkan pertanyaan-pertanyaan yang mencerminkan kebingungan dan rasa sakit si tokoh puisi. Ia bertanya "Kenapa bila kau kucari lalu diam-diam sembunyi?" dan "Kenapa bila kau kukejar lalu diam-diam menghindar?" Ini menunjukkan perasaan frustasi dan kesedihan karena teman-teman yang dahulu dekat sekarang menjauh, baik secara fisik maupun emosional.

Perasaan terasing di kampung sendiri dan "sepi dan terasing di kampung orang" mencerminkan rasa kesepian yang mendalam. Meskipun si tokoh puisi telah menjalani kehidupan di tempat lain selama bertahun-tahun, ia merasa tidak memiliki tempat yang benar-benar menjadi miliknya, baik di tempat yang lama maupun yang baru.

Ketidakpastian dan Keinginan untuk Memahami

Si tokoh puisi mencoba memahami alasan di balik jarak dan penghindaran tersebut. Ia menyebutkan bahwa mungkin teman-temannya tidak benci atau marah, tetapi "rasa takut dan kuatir" yang mungkin membuat mereka menghindar. Ini menunjukkan kesadaran akan kemungkinan adanya faktor internal yang menyebabkan keterasingan, meskipun tidak sepenuhnya dipahami.

Kekhawatiran dan ketidakpastian tentang hubungan ini mencerminkan keinginan si tokoh puisi untuk mendapatkan kejelasan dan pemahaman. Ia berharap bahwa dengan pemahaman yang lebih baik, bisa ada "saling senang dan ikhlas di hati." Ini merupakan ajakan untuk mengatasi kesalahpahaman dan menjembatani kembali hubungan yang pernah ada.

Puisi "Perasaan dan Ajakan" karya Sobron Aidit adalah refleksi mendalam tentang keterasingan, persahabatan yang hilang, dan keinginan untuk memahami serta diterima. Dengan bahasa yang sederhana namun penuh emosi, puisi ini menyampaikan perasaan sakit dan kebingungan yang dialami seseorang ketika mencoba menjalin kembali hubungan dengan teman-teman lama.

Puisi ini menggambarkan bagaimana perubahan dalam hubungan dan rasa terasing di tempat sendiri bisa membawa dampak emosional yang berat. Pada akhirnya, Sobron Aidit mengajak pembaca untuk merenungkan tentang pentingnya pemahaman dan keikhlasan dalam hubungan antar manusia, serta bagaimana mengatasi keterasingan dengan keinginan yang tulus untuk menjalin kembali ikatan yang telah pudar.

"Puisi: Perasaan dan Ajakan"
Puisi: Perasaan dan Ajakan
Karya: Sobron Aidit

Anda mungkin menyukai postingan ini

© 2025 Sepenuhnya. All rights reserved.