Aceh sedang tidak baik-baik saja.

Puisi: Penyair (Karya Linus Suryadi AG)

Puisi "Penyair" karya Linus Suryadi AG mengajak pembaca untuk merenungkan peran dan pengalaman seorang penyair dalam menjelajahi kehidupan dan ...
Penyair

Dia serahkan irama hidup antar 
desa dan kotanya
Selama menyeberangi arus deras 
sungai ke hilir
Selama jiwa di dalamnya membuka 
isyarat rahasia
Bahwa penyair berdiri dan bersaksi 
di pinggir.

Kadisobo, 30 April 1987

Sumber: Rumah Panggung (1988)

Analisis Puisi:

Puisi "Penyair" karya Linus Suryadi AG adalah sebuah penghormatan terhadap peran dan pengalaman seorang penyair dalam menjelajahi kehidupan serta menyampaikan kebenaran dan keindahan melalui kata-kata. Dalam puisi ini, penyair menggambarkan peran seorang penyair sebagai saksi dan pemberi makna dalam kehidupan.

Penyair sebagai Penghubung Kehidupan: Penyair digambarkan sebagai individu yang menghubungkan berbagai aspek kehidupan, baik antara desa dan kota, maupun antara alam dan manusia. Penyair tidak hanya mengamati, tetapi juga menghadirkan irama kehidupan yang mengalir, menyeberangi sungai arus deras ke arah hilir.

Membuka Isyarat Rahasia: Puisi ini mencerminkan kepekaan penyair terhadap isyarat rahasia kehidupan yang tidak selalu tampak di permukaan. Melalui kepekaan dan pemahaman yang mendalam, penyair mampu membuka makna tersembunyi dalam setiap momen kehidupan.

Saksi di Pinggir: Dengan berdiri di pinggir, penyair bukan hanya menjadi pengamat, tetapi juga menjadi saksi atas segala keindahan dan kebenaran yang terjadi di sekitarnya. Perannya sebagai saksi memberikan legitimasi pada pengalaman hidup dan kebenaran yang disampaikan melalui karyanya.

Kata-Kata sebagai Alat Penyampaian: Dalam puisi ini, penyair mengakui kekuatan kata-kata sebagai alat untuk menyampaikan kebenaran dan keindahan. Kata-kata yang dipilih dengan cermat dan disusun dengan indah mampu mengungkapkan kompleksitas emosi dan makna yang terdalam.

Penghargaan terhadap Peran Penyair: Secara keseluruhan, puisi ini menggambarkan penghargaan dan pengakuan terhadap peran penting seorang penyair dalam menghadirkan makna dan kebenaran di tengah kehidupan yang penuh dengan kompleksitas dan tantangan.

Dengan menggunakan bahasa yang sederhana namun puitis, puisi "Penyair" karya Linus Suryadi AG mengajak pembaca untuk merenungkan peran dan pengalaman seorang penyair dalam menjelajahi kehidupan dan menyampaikan kebenaran serta keindahan melalui kata-kata. Puisi ini menghadirkan gambaran yang dalam dan menginspirasi tentang pentingnya kepekaan, pengamatan, dan pengungkapan dalam dunia sastra.

Linus Suryadi AG
Puisi: Penyair
Karya: Linus Suryadi AG

Biodata Linus Suryadi AG:
  • Linus Suryadi AG lahir pada tanggal 3 Maret 1951 di dusun Kadisobo, Sleman, Yogyakarta.
  • Linus Suryadi AG meninggal dunia pada tanggal 30 Juli 1999 (pada usia 48 tahun) di Yogyakarta.
  • AG (Agustinus) adalah nama baptis Linus Suryadi sebagai pemeluk agama Katolik.
© Sepenuhnya. All rights reserved.