Analisis Puisi:
Puisi "O, Mawar" karya Toto ST Radik adalah sebuah karya yang penuh kelembutan dan kerinduan. Dengan bahasa yang sederhana tetapi sarat simbol, penyair menggambarkan cinta yang terikat oleh jarak, waktu, dan penantian. Bunga mawar yang menjadi simbol sentral puisi ini dipersonifikasikan sebagai tanda kasih, kesetiaan, dan harapan yang tetap hidup meski dipisahkan oleh ruang.
Tema
Tema puisi ini adalah cinta dan kerinduan yang bertahan dalam penantian panjang. Puisi ini bercerita tentang seseorang yang menanam “mawar” sebagai simbol cinta setahun lalu, lalu pergi jauh meninggalkan kekasihnya. Setelah lama waktu berlalu, ia kembali dengan harapan bahwa cinta itu telah tumbuh di hati sang kekasih. Saat tiba di depan rumah, ia melihat sosok yang ditunggu sedang menanti dengan setia, diterangi cahaya bulan yang jatuh di wajahnya.
Makna tersirat
Makna tersirat dalam puisi ini adalah bahwa cinta sejati tetap tumbuh meski diuji oleh jarak dan waktu. Penantian yang sabar melahirkan keindahan tersendiri, seperti mawar yang bermekaran. Ada keyakinan bahwa kasih yang ditanam dengan tulus tidak akan layu meski perjalanan hidup penuh debu dan permainan waktu.
Suasana dalam puisi
Suasana puisi ini adalah penuh harapan, lembut, romantis, sekaligus menyentuh hati. Ada nuansa syahdu ketika sang tokoh melihat kembali kekasih yang menanti di bawah cahaya bulan.
Amanat / pesan yang disampaikan
Pesan yang dapat dipetik dari puisi ini adalah bahwa cinta membutuhkan kesabaran dan ketulusan. Waktu dan jarak mungkin memisahkan, tetapi bila cinta ditanam dengan niat yang murni, ia akan tetap tumbuh dan mekar di hati.
Imaji
Puisi ini kaya akan imaji puitis:
- Imaji visual: “mawar yang kutanam setahun lalu,” “cahaya bulan jatuh di wajahmu,” “bangku taman itu,” yang menghadirkan suasana nyata dan indah.
- Imaji perasaan: kerinduan yang begitu dalam, harapan yang terus dijaga, serta kebahagiaan ketika melihat sang kekasih menanti.
- Imaji gerak: “melayang bagai kapas di antara debu-debu” menghadirkan gambaran tentang perjalanan hidup yang rapuh dan panjang.
Majas
Beberapa majas yang muncul dalam puisi ini antara lain:
- Metafora – “mawar yang kutanam” sebagai lambang cinta dan kasih yang pernah dititipkan.
- Simile (perbandingan) – “melayang bagai kapas di antara debu-debu” yang menggambarkan kerentanan perjalanan hidup.
- Personifikasi – mawar yang tumbuh dan mekar seolah memiliki hati.
- Repetisi halus – pengulangan nada kerinduan yang menguatkan suasana penantian.
Puisi "O, Mawar" karya Toto ST Radik adalah potret cinta yang abadi meski ditempa jarak dan waktu. Dengan simbol mawar, penyair menggambarkan keindahan penantian, keyakinan akan cinta yang tetap hidup, serta kebahagiaan sederhana ketika penantian itu menemukan jawabannya. Imaji lembut, suasana syahdu, dan majas puitis yang dipakai menjadikan puisi ini kaya makna sekaligus menyentuh hati pembaca.
Karya: Toto ST Radik
Biodata Toto ST Radik:
- Toto Suhud Tuchaeni Radik lahir pada tanggal 30 Juni 1965 di desa Singarajan, Serang.
