Puisi: Mantera (Karya Sutardji Calzoum Bachri)

Puisi "Mantera" karya Sutardji Calzoum Bachri membawa pembaca dalam perjalanan emosional yang penuh warna, menggambarkan kebesaran alam dan ...
Mantera

lima percik mawar
tujuh sayap merpati
sesayat langit perih
dicabik puncak gunung
sebelas duri sepi
dalam dupa rupa
tiga menyan luka
mengasapi duka
puu...... aah!
kau jadi Kau!
Kasihku

Sumber: Horison (Februari, 1970)

Analisis Puisi:

Puisi "Mantera" karya Sutardji Calzoum Bachri adalah sebuah karya yang memukau dengan penggunaan bahasa yang kaya, serta gambaran-gambaran yang intens. Dalam puisi ini, penyair menggambarkan secara simbolis tentang keindahan alam dan keagungan alam semesta.

Simbolisme Alam dan Asmara: Puisi ini memanfaatkan berbagai simbol alam seperti mawar, merpati, langit, gunung, dan duri untuk menyampaikan pesan tentang keindahan alam semesta. Mawar dapat melambangkan keindahan dan kelembutan, sementara duri mewakili rasa sakit dan perjuangan. Merpati sering kali dianggap sebagai simbol kedamaian dan cinta.

Imajinasi yang Kuat: Dalam puisi ini, Sutardji Calzoum Bachri menggunakan imajinasi yang kuat untuk membentuk gambaran-gambaran yang mendalam dan bermakna. Penggunaan kata-kata seperti "percik mawar", "sayap merpati", dan "langit perih" membangun suasana yang kaya akan warna dan emosi.

Penggunaan Bahasa yang Beresonansi: Penggunaan bahasa dalam puisi ini juga menciptakan resonansi yang mendalam bagi pembaca. Kata-kata seperti "dicabik puncak gunung" dan "dalam dupa rupa" memberikan gambaran tentang kebesaran alam dan kekuatan alamiahnya, sementara "tiga menyan luka" menciptakan citra kepedihan dan pengorbanan.

Ekspresi Keberadaan Diri: Bagian terakhir dari puisi ini, "puu...... aah! kau jadi Kau! Kasihku", menunjukkan ekspresi keberadaan diri yang penuh dengan rasa pengabdian dan cinta. Ini mengisyaratkan pada momen kebersamaan yang intens, di mana kehadiran diri sendiri dan "Kau" menyatu dalam kesatuan yang utuh.

Keharmonisan dan Kesatuan: Secara keseluruhan, puisi ini menciptakan perasaan keharmonisan dan kesatuan antara manusia dan alam. Penyair menggambarkan bahwa dalam keindahan alam semesta, terdapat kekuatan yang menghubungkan cinta dan keberadaan diri dengan keajaiban alam.

Puisi "Mantera" karya Sutardji Calzoum Bachri adalah sebuah karya yang memikat dengan keindahan bahasanya dan simbolisme yang mendalam. Dengan imajinasi yang kuat, penyair membawa pembaca dalam perjalanan emosional yang penuh warna, menggambarkan kebesaran alam dan kompleksitas perasaan manusia dalam konteks asmara dan kehidupan.

Puisi: Mantera
Puisi: Mantera
Karya: Sutardji Calzoum Bachri

Biodata Sutardji Calzoum Bachri
  • Sutardji Calzoum Bachri lahir di Rengat, Indragiri Hulu, Riau, pada tanggal 24 Juni 1941.
  • Sutardji Calzoum Bachri merupakan salah satu pelopor penyair angkatan 1970-an.
© Sepenuhnya. All rights reserved.