Analisis Puisi:
Puisi "Kota yang Berpura-pura" karya Toto ST Radik adalah sebuah pengamatan yang tajam terhadap kehidupan modern di kota-kota besar.
Kehidupan Urban: Puisi ini menggambarkan suasana kota modern yang sibuk dan seringkali terasa kosong. Lampu-lampu yang lucu dan dekorasi urban menunjukkan kehidupan kota yang sibuk dan terang, namun juga menyoroti kesepian dan kekosongan di baliknya.
Mimpi Hitam: Penyair menggambarkan kota sebagai tempat yang tenggelam dalam "mimpi hitam", yang mungkin mengacu pada kehidupan yang terasa suram dan tidak berwarna di tengah gemerlapnya lampu kota.
Kehilangan Manusia: Puisi ini mencerminkan kehilangan manusia dalam kehidupan urban. Meskipun kota dipenuhi dengan orang, masih ada rasa kesepian dan kehilangan akan makna yang lebih dalam. Tiang-tiang besi yang "berpura-pura mengucapkan iman" dapat diartikan sebagai simbol dari kesibukan dan hiruk-pikuk kehidupan kota yang seringkali menjauhkan manusia dari spiritualitas dan kehadiran Tuhan.
Kritik terhadap Kehidupan Modern: Puisi ini dapat dianggap sebagai kritik terhadap kehidupan modern yang kadang-kadang terlalu fokus pada kemajuan teknologi dan kesibukan materialistik, sehingga mengorbankan nilai-nilai spiritual dan kehadiran manusiawi.
Kesepian dan Kesulitan Kehidupan: Meskipun kota-kota besar dipenuhi dengan orang, masih ada kesepian yang melanda. Puisi ini menyoroti kesulitan manusia untuk menemukan makna dan kebahagiaan sejati di tengah-tengah kehidupan yang terus bergerak.
Dengan demikian, puisi "Kota yang Berpura-pura" adalah sebuah puisi yang menghadirkan gambaran yang kuat tentang kehidupan urban modern, kesepian manusia, dan kehilangan makna di tengah gemerlapnya kota-kota besar.
Karya: Toto ST Radik
Biodata Toto ST Radik:
- Toto Suhud Tuchaeni Radik lahir pada tanggal 30 Juni 1965 di desa Singarajan, Serang.