Puisi: Kepada S (Karya Sutan Takdir Alisjahbana)

Kepada S.......
Tahukah engkau, sayang, Bahwa hati penyair itu hati pencari? Mencari, mencari selalu mencari, Mencari, bukan memperoleh, bukan untuk mempunyai.
Akh, mengapa kukatakan serupa itu? Penyairpun hendak memperoleh dan mempunyai. Tetapi di atas dan di balik - di atas segalanya, Ia hendak menyerah dan memuja, Menyerah dan memuja dengan seluruh jiwanya.
Hendak kuarak engkau, sayang, di awan yang berlagu segala warna. Engkau terlampau berat dan jatuh ke bumi Hendak kusimpan, engkau, sayang, di dasar lubuk yang dalam dan penuh rahasia.
Engkau terlampau ringan dan naik ke atas Tetapi, tiadalah sampai hatiku melihat engkau terhempas di bumi dan terapung di air.
Tahukah engkau, sayang, Betapa remuknya hati penyair : Memperoleh, tetapi tidak menyerah Mempunyai, tetapi tidak memuja? Wahai, ke manakah engkau akan kubawa?
23 Agustus 1937
Sumber: Pujangga Baru (Agustus, 1937)

Analisis Puisi:

Puisi "Kepada S" karya Sutan Takdir Alisjahbana adalah sebuah ungkapan yang mendalam tentang perjalanan seorang penyair dalam mencari, memiliki, dan menyerah kepada cinta. Melalui dialog dalam puisi ini, Alisjahbana menggambarkan kompleksitas perasaan yang dialami oleh seorang penyair dalam hubungan dengan objek cintanya.

Tema

Tema utama dari puisi ini adalah pencarian, kepemilikan, dan pengorbanan dalam cinta. Penyair menyampaikan perasaannya yang rumit tentang keinginan untuk memiliki cinta, tetapi juga kesediaan untuk menyerah dan memuja cinta dengan sepenuh hati. Tema ini mencerminkan konflik emosional yang sering dialami dalam hubungan cinta.

Struktur

Puisi ini terdiri dari lima bait dengan panjang baris yang berbeda, menciptakan ritme yang berirama dan aliran yang mengalir secara alami. Struktur ini memberikan kesan dialog internal yang intim antara penyair dan objek cintanya, serta menggambarkan perjalanan emosional yang dialami dalam hubungan tersebut.

Gaya Bahasa

Alisjahbana menggunakan berbagai perangkat gaya bahasa untuk menyampaikan pesannya dalam puisi ini:

1. Dialog Dalam Pikiran: Penyair berbicara secara langsung kepada objek cintanya, menciptakan kesan percakapan yang intim dan penuh emosi.
2. Imaji: Deskripsi visual seperti "awan yang berlagu segala warna" dan "dasar lubuk yang dalam dan penuh rahasia" menciptakan gambaran yang kuat tentang perasaan yang dialami dalam hubungan cinta.
3. Metafora: Objek cinta dipersonifikasikan sebagai sesuatu yang terlampau berat dan terlampau ringan, mencerminkan kompleksitas dan kontradiksi dalam hubungan cinta.
4. Diksi Emosional: Penggunaan kata-kata seperti "remuknya hati" dan "menyerah dan memuja dengan seluruh jiwanya" menambah kedalaman emosi dan makna dalam puisi ini.

Makna dan Simbolisme

1. Penyair dan Objek Cinta: Melambangkan konflik emosional dalam hubungan cinta, di mana terdapat keinginan untuk memiliki dan menyerah kepada cinta secara bersamaan.
2. Awan dan Air: Mungkin melambangkan perjalanan emosional yang dialami dalam hubungan cinta, di mana terdapat momen-momen keberatan dan ketinggian yang dialami bersama-sama.

Puisi "Kepada S" karya Sutan Takdir Alisjahbana adalah sebuah penggambaran yang mendalam tentang perjalanan emosional dalam hubungan cinta. Melalui penggunaan bahasa yang indah dan imaji yang kuat, Alisjahbana berhasil mengekspresikan kompleksitas perasaan yang dialami dalam mencari, memiliki, dan menyerah kepada cinta. Puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan tentang konflik emosional yang sering dialami dalam hubungan cinta, serta mempertanyakan arti dan makna sejati dari cinta yang sesungguhnya.

Puisi: Kepada S

Karya: Sutan Takdir Alisjahbana

Biodata Sutan Takdir Alisjahbana:

• Sutan Takdir Alisjahbana lahir pada tanggal 11 Februari 1908 di Natal, Mandailing Natal, Sumatra Utara.
• Sutan Takdir Alisjahbana meninggal dunia pada tanggal 17 Juli 1994.
• Sutan Takdir Alisjahbana adalah salah satu sastrawan Angkatan Pujangga Baru.