Puisi: Kawin (Karya A. Rahim Eltara)

Puisi "Kawin" karya A. Rahim Eltara mengajak pembaca untuk merenungkan keindahan dan makna dari momen-momen intim dalam kehidupan mereka sendiri, ...
Kawin

Kukawin malam pertama
Kelopak mata dan bibirmu deru samudra
Ranjang pengantin harum kembang setaman

Di langit, parasmu semakin purnama
Linang mata air di lehermu
Kuteguk bergelas-gelas rindu

Desah angin lekat di telinga
Mengantar bisikmu yang tebu
Tuhan pun mengangguk merestui.

Sumbawa, 2018

Analisis Puisi:

Puisi "Kawin" karya A. Rahim Eltara adalah sebuah karya yang merayakan keintiman dan keindahan malam pertama pernikahan. Dengan bahasa yang puitis dan penuh dengan simbolisme, puisi ini menggambarkan momen-momen sakral dan emosional antara dua individu yang baru saja menikah.

Tema Utama

  • Keintiman dan Cinta: Tema utama dari puisi ini adalah keintiman dan cinta antara pasangan pengantin baru. Malam pertama pernikahan digambarkan dengan begitu mendalam dan penuh dengan perasaan cinta. Deskripsi tentang "kelopak mata dan bibirmu deru samudra" serta "kuteguk bergelas-gelas rindu" menunjukkan keintiman yang mendalam dan penuh gairah antara pasangan tersebut.
  • Keindahan dan Sakralitas: Puisi ini juga menekankan keindahan dan sakralitas malam pernikahan. Ranjang pengantin yang "harum kembang setaman" serta langit yang menggambarkan "parasmu semakin purnama" menunjukkan bahwa momen ini adalah sesuatu yang sangat istimewa dan penuh dengan keindahan. Kehadiran Tuhan yang "mengangguk merestui" menambahkan elemen sakralitas pada malam tersebut.

Teknik Sastra

  • Imaji (Gambaran Visual): Penggunaan imaji dalam puisi ini sangat kuat. Gambaran tentang "kelopak mata dan bibirmu deru samudra" dan "ranjang pengantin harum kembang setaman" membantu pembaca merasakan dan melihat keindahan serta keintiman malam tersebut. Imajinasi pembaca dibawa ke momen yang sangat emosional dan visual.
  • Simbolisme: Simbolisme digunakan untuk menggambarkan berbagai aspek dari keintiman dan cinta. "Kelopak mata dan bibirmu" melambangkan keindahan dan kelembutan, sementara "deru samudra" melambangkan kekuatan dan gairah. "Langit" yang menggambarkan "parasmu semakin purnama" melambangkan keindahan dan kesempurnaan malam tersebut.
  • Personifikasi: Personifikasi digunakan untuk memberikan kehidupan pada elemen-elemen alam. Angin yang "desah lekat di telinga" dan Tuhan yang "mengangguk merestui" memberikan sentuhan personal dan intim pada malam pernikahan ini. Personifikasi ini membantu menciptakan suasana yang lebih hidup dan emosional.

Interpretasi

  • Malam Pertama sebagai Simbol Keintiman: Malam pertama dalam puisi ini digambarkan sebagai simbol keintiman dan awal dari perjalanan cinta yang baru. Momen ini bukan hanya tentang fisik, tetapi juga tentang ikatan emosional dan spiritual antara pasangan. Setiap elemen dalam puisi ini menekankan betapa mendalamnya hubungan tersebut.
  • Cinta sebagai Kekuasaan Alam dan Ilahi: Cinta dalam puisi ini digambarkan sebagai sesuatu yang begitu kuat dan mendalam sehingga menyatu dengan elemen-elemen alam dan diberkati oleh Tuhan. Ini menunjukkan bahwa cinta adalah kekuatan yang sangat besar, mampu mengubah dan mempengaruhi segalanya di sekitarnya.
  • Kehadiran Tuhan dalam Keintiman Manusia: Kehadiran Tuhan yang "mengangguk merestui" memberikan dimensi spiritual pada puisi ini. Ini menunjukkan bahwa keintiman dan cinta adalah sesuatu yang suci dan diberkati. Tuhan merestui dan mengakui ikatan yang dibentuk antara dua individu, menambahkan rasa kedalaman dan makna pada momen tersebut.
Puisi "Kawin" karya A. Rahim Eltara adalah perayaan keintiman, cinta, dan keindahan malam pertama pernikahan. Dengan penggunaan imaji yang kuat, simbolisme, dan personifikasi, puisi ini menggambarkan momen yang sangat emosional dan sakral. Tema utama tentang keintiman dan cinta, keindahan, serta sakralitas malam pernikahan, membuat puisi ini menjadi refleksi yang indah tentang hubungan manusia dan kekuatan cinta. Karya ini mengajak pembaca untuk merenungkan keindahan dan makna dari momen-momen intim dalam kehidupan mereka sendiri, dan mengingatkan bahwa cinta adalah sesuatu yang suci dan diberkati.

Puisi
Puisi: Kawin
Karya: A. Rahim Eltara
© Sepenuhnya. All rights reserved.