Puisi: Kalung Mutiara (Karya Usmar Ismail)

Puisi "Kalung Mutiara" mengajak pembaca untuk merenungkan arti hidup sebagai perjalanan yang penuh pengorbanan dan pengalaman. Dengan menggunakan ....
Kalung Mutiara

Mengapa berseru dari pantai, tuan
Menyuruh teman menyelami lautan
Dalam di dasar mengambil mutiara
'Kan dirangkai jadi kalung Ibunda?

Betapa tuan ‘kan tahu arti mutiara
Tuan hanya tinggal menerima saja
Tuan hanya tukang merangkai-rangkai
Tak tahu tuan arti menyelam rasai…

Jiwa penyelam berendam di laut masa
Ingin membangkitkan mutiara harga segara
Dalam ke dasar melemparkan jala
Menangguk segala kerang untuk Ibunda!

Ah tuan, tahulah mutiara nyata berharga
Hanyalah yang ditangkap jiwa di laut masa
Diselami dengan taruhan jiwa sendiri
Guna kalung mutiara megah Ibu Pertiwi!

Sumber: Kesusasteraan Indonesia di Masa Jepang (1975)

Analisis Puisi:

Puisi "Kalung Mutiara" karya Usmar Ismail menyajikan sebuah metafora yang menggambarkan pengalaman hidup sebagai proses penyelaman untuk mengumpulkan mutiara.

Metafora Mutiara: Puisi ini menggunakan metafora mutiara sebagai simbol kehidupan dan pengalaman. Mutiara dianggap sebagai hasil yang berharga yang bisa dihasilkan dari perjalanan penyelaman ke dasar laut, yang dalam konteks puisi ini, melambangkan proses menjalani kehidupan.

Penyelaman Hidup: Pemilihan kata "menyelami lautan" dan "berendam di laut masa" menciptakan citra penyelaman hidup. Proses ini menuntut pengorbanan dan dedikasi, sebagaimana penyelaman yang dilakukan oleh seorang penyelam untuk mencapai dasar laut.

Taruhan Jiwa: Kata-kata "taruhan jiwa sendiri" menunjukkan bahwa setiap pengalaman hidup adalah suatu risiko dan pengorbanan yang dilakukan dengan sungguh-sungguh. Ini mungkin merujuk pada tekad dan keberanian seseorang untuk menghadapi tantangan demi meraih kesuksesan atau makna dalam hidup.

Kalung Ibunda: Mutiara yang dihasilkan dari proses penyelaman tersebut direncanakan untuk dirangkai menjadi kalung Ibunda. Ini mungkin merupakan simbol penghargaan dan dedikasi yang diberikan kepada figur ibu atau kepada tanah air, yang dalam konteks puisi ini disebut sebagai "Ibu Pertiwi."

Pemisahan Peran: Puisi menggambarkan peran yang berbeda dalam proses ini. Tuan diidentifikasi sebagai orang yang hanya menerima, sedangkan jiwa penyelam dihadapkan pada tugas merangkai dan menyelam. Pemisahan peran ini menciptakan dinamika antara yang memimpin dan yang menjalankan tugas, serta menekankan pentingnya pengalaman langsung.

Puisi "Kalung Mutiara" mengajak pembaca untuk merenungkan arti hidup sebagai perjalanan yang penuh pengorbanan dan pengalaman. Dengan menggunakan metafora mutiara dan penyelaman, Usmar Ismail menciptakan gambaran yang mendalam tentang proses kehidupan dan dedikasi kepada nilai-nilai yang dihormati.

Puisi Kalung Mutiara
Puisi: Kalung Mutiara
Karya: Usmar Ismail

Biodata Usmar Ismail:
  • Usmar Ismail lahir pada tanggal 20 Maret 1921 di Bogor, Jawa Barat, Indonesia. Ia adalah seorang sutradara, produser film, dan penulis naskah Indonesia yang dikenal sebagai salah satu tokoh penting dalam sejarah perfilman Indonesia.
  • Usmar Ismail aktif dalam Gerakan Pujangga Baru, sebuah kelompok sastra yang berperan dalam perkembangan sastra Indonesia pada masa itu.
  • Usmar Ismail meninggal dunia pada tanggal 2 Januari 1971 (pada usia 49) di Jakarta, Indonesia.
© Sepenuhnya. All rights reserved.