Puisi: Di Muarajambi (Karya Toto ST Radik)

Puisi "Di Muarajambi" karya Toto ST Radik menggambarkan pergeseran dari masa lalu yang spiritual dan penuh makna ke masa kini yang lebih ceria dan ...
Di Muarajambi

Basuhlah jiwamu di Telagorajo, bisik sesuara
dari arah hutan. Aku pun melangkah menuju
bata-bata berserak, sebagian telah disusun kembali
seperti merangkai biografi yang hilang terendam
pasang. Di pintu gerbang kulihat seseorang membakar dupa
di depan Arca Nandi, meminta maaf kepada ruh-ruh
penjaga candi. Aku tahu, di sini, berabad lampau,
seribu pendeta buddha dari Tiongkok pernah singgah
hanya untuk belajar Sabdavidya. Kemudian di bawah pohon
durian, aku duduk melepas lelah menepis sedih
dengan segelas es tebu. angin yang laju membawa mataku
mengarah ke timur laut, ke puncak candi tinggi
dan Menapo yang merindu Seloko. Tapi sesiang ini,
di reruntuhan delapan puluh dua candi, tak ada lagi
yang khusyuk menggali. Hanya anak-anak bersepeda
memekik-mekik gembira menyusun riwayatnya sendiri.

Muarajambi, 30 Desember 2012

Analisis Puisi:

Puisi "Di Muarajambi" karya Toto ST Radik adalah sebuah karya yang mengangkat tema sejarah dan refleksi pribadi melalui latar belakang situs candi yang bersejarah. Puisi ini menawarkan gambaran mendalam tentang interaksi antara masa lalu dan masa kini, serta bagaimana tempat bersejarah tersebut masih menyimpan kenangan dan makna.

Tema dan Makna

Tema utama dari puisi ini adalah refleksi sejarah dan pergeseran waktu. Toto menggunakan situs bersejarah Muarajambi sebagai latar belakang untuk merenungkan tentang perubahan, memori, dan pengalaman pribadi. Puisi ini mencerminkan bagaimana masa lalu, yang sarat dengan spiritualitas dan kebijaksanaan, bertemu dengan kenyataan masa kini yang lebih sederhana dan ceria.

Simbolisme dan Metafora

  • Telagorajo: Simbol tempat suci yang menawarkan kesempatan untuk membersihkan jiwa dan merenung. Tempat ini menggambarkan aspek spiritual dan religius dari pencarian pengetahuan dan kedamaian batin.
  • Bata-Bata Berserak: Metafora untuk kekacauan dan kehilangan sejarah. Bata-bata yang berserak melambangkan sisa-sisa masa lalu yang pernah ada, yang kini terpecah dan tersebar. Ini menggambarkan bagaimana sejarah dan pengetahuan bisa hilang atau tersisa dalam bentuk yang tidak lengkap.
  • Arca Nandi: Arca ini adalah simbol spiritual yang mewakili penjaga dan penghubung dengan ruh-ruh masa lalu. Pembakaran dupa di depan arca menunjukkan upaya untuk menghormati dan meminta maaf kepada roh-roh yang pernah ada di tempat tersebut.
  • Candi dan Menapo: Candi adalah simbol kebesaran masa lalu dan pencapaian spiritual. Menapo, yang merindu Seloko, menunjukkan hubungan emosional dan kerinduan terhadap masa lalu yang hilang atau tidak lagi relevan.

Narasi dan Refleksi

Puisi ini menggambarkan pengalaman penulis saat mengunjungi situs bersejarah Muarajambi. Toto menyajikan kontras antara keheningan dan spiritualitas masa lalu dengan keceriaan dan kesederhanaan masa kini. Penulis mencatat bagaimana situs yang dulunya penuh dengan kegiatan religius dan pembelajaran kini menjadi tempat yang lebih sederhana, di mana anak-anak bermain dan menciptakan riwayat mereka sendiri.
  • Sejarah dan Modernitas: Puisi ini menunjukkan bagaimana sejarah dan modernitas bertabrakan. Dulu, Muarajambi adalah pusat pembelajaran dan kegiatan spiritual. Namun, sekarang situs tersebut diisi dengan kehidupan sehari-hari yang lebih sederhana, di mana anak-anak bermain dan menikmati hidup tanpa memikirkan makna historis yang ada di sekeliling mereka.
  • Refleksi Pribadi: Melalui narasinya, penulis merenungkan perubahaan yang terjadi seiring berjalannya waktu dan bagaimana tempat yang pernah sarat dengan makna kini menjadi bagian dari pengalaman sehari-hari yang lebih ringan dan ceria. Ini juga menunjukkan bagaimana individu dapat terhubung dengan masa lalu dan menemukan makna dalam pengalaman mereka sendiri.

Gaya dan Suasana

Gaya bahasa Toto dalam puisi ini adalah deskriptif dan reflektif. Ia menggunakan bahasa yang kaya akan imaji untuk menggambarkan suasana Muarajambi dan bagaimana penulis merespons tempat tersebut. Suasana puisi ini adalah campuran antara kesedihan dan kelegaan, menggabungkan perasaan nostalgia dengan kesederhanaan kehidupan sehari-hari.

Puisi "Di Muarajambi" karya Toto ST Radik adalah sebuah karya yang menyajikan refleksi mendalam tentang bagaimana situs bersejarah menyimpan kenangan dan makna. Dengan menggunakan simbolisme seperti Telagorajo, bata-bata berserak, dan Arca Nandi, Toto menggambarkan pergeseran dari masa lalu yang spiritual dan penuh makna ke masa kini yang lebih ceria dan sederhana. Puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan hubungan antara sejarah dan kehidupan sehari-hari serta bagaimana kita mengaitkan pengalaman pribadi dengan konteks yang lebih luas.

"Puisi Toto ST Radik"
Puisi: Di Muarajambi
Karya: Toto ST Radik

Biodata Toto ST Radik:
  • Toto Suhud Tuchaeni Radik lahir pada tanggal 30 Juni 1965 di desa Singarajan, Serang.

Anda mungkin menyukai postingan ini

© 2025 Sepenuhnya. All rights reserved.