Puisi: Betalah Tahu (Karya Sutan Takdir Alisjahbana)

Puisi "Betalah Tahu" karya Sutan Takdir Alisjahbana menggunakan gambaran tentang kehidupan remaja yang penuh dengan kasih sayang dan kebahagiaan ...
Betalah Tahu

Aku melihat mereka berjalan,
Rapat dekat sesak menyesak.
Mata bersinar kasih mesra,
Muka berkembang cinta berahi.

Suara merayu berbisik-bisik,
Cumbu pujuk kata semata.
Berlimpah bahagia kalbu remaja,
Seluruh dunia rasa terlupa.

Dalam gua batu jiwaku
Tersenyum beta laksana arca:
Kecaplah hidup muda belia,
Lezat nikmat sebanyak dapat,
Betalah tahu, betalah tahu:
Turun tabir sesal menjelma.

27 April 1935

Sumber: Tebaran Mega (1935)

Analisis Puisi:

Puisi "Betalah Tahu" karya Sutan Takdir Alisjahbana adalah sebuah refleksi tentang pengalaman kehidupan, terutama dalam konteks hubungan antarmanusia. Penyair menggunakan gambaran tentang kehidupan remaja yang penuh dengan kasih sayang dan kebahagiaan untuk menyampaikan pesan yang lebih dalam tentang pengetahuan diri dan realitas kehidupan.

Tema

Tema utama puisi ini adalah kesadaran akan realitas kehidupan, khususnya dalam konteks hubungan romantis. Penyair menekankan pentingnya memahami diri sendiri dan menerima realitas dengan segala kebaikan dan kesulitannya.

Struktur

Puisi ini terdiri dari tiga bait dengan pola empat baris per bait, kecuali bait terakhir dengan pola enam baris, menciptakan ritme yang berirama dan mengalir seperti lagu. Struktur ini disebut soneta, bentuk yang sederhana namun efektif membantu menyampaikan pesan dengan jelas dan tegas.

Gaya Bahasa

Alisjahbana menggunakan bahasa yang sederhana namun kuat untuk menyampaikan pesan puisinya:
  1. Imaji: Penggambaran tentang dua orang yang sedang berjalan rapat dan berbicara dengan penuh kasih sayang menggambarkan suasana hubungan yang intim dan mesra.
  2. Metafora: Guha batu sebagai metafora untuk hati atau jiwa penyair, yang tersenyum laksana arca, menggambarkan kesadaran akan realitas kehidupan dan penerimaan diri.

Makna dan Simbolisme

  1. Kehidupan Remaja: Digambarkan sebagai masa yang penuh dengan kasih sayang, kebahagiaan, dan keasyikan, namun di balik itu tersirat pesan tentang pentingnya memahami realitas kehidupan.
  2. Guha Batu: Mewakili hati atau jiwa manusia, tempat penyadaran dan penerimaan terhadap realitas kehidupan terjadi.
Puisi "Betalah Tahu" karya Sutan Takdir Alisjahbana menggambarkan pengalaman kehidupan remaja yang penuh dengan kasih sayang dan kebahagiaan, namun di balik itu tersirat pesan tentang pentingnya memahami diri sendiri dan menerima realitas kehidupan dengan segala kebaikan dan kesulitannya. Dengan gaya bahasa yang sederhana namun kuat, penyair berhasil menyampaikan pesan yang mendalam tentang pentingnya pengetahuan diri dan penerimaan terhadap realitas kehidupan.

Sutan Takdir Alisjahbana
Puisi: Betalah Tahu
Karya: Sutan Takdir Alisjahbana

Biodata Sutan Takdir Alisjahbana
  • Sutan Takdir Alisjahbana lahir pada tanggal 11 Februari 1908 di Natal, Mandailing Natal, Sumatra Utara.
  • Sutan Takdir Alisjahbana meninggal dunia pada tanggal 17 Juli 1994.
  • Sutan Takdir Alisjahbana adalah salah satu sastrawan Angkatan Pujangga Baru.

Anda mungkin menyukai postingan ini

© 2025 Sepenuhnya. All rights reserved.