Puisi: Aku (Karya A. Munandar)

Puisi "Aku" karya A. Munandar mengeksplorasi tema-tema tentang individualitas, keinginan, dan perasaan terdampar dalam aliran waktu modern.
Aku

Aku hanya satu
dari sekian yang berharap pagi
tidak pernah menunggu.

Aku hanya satu
dari sekian yang dibawa hanyut
modern waktu.

6 November 2018

Analisis Puisi:

Puisi "Aku" karya A. Munandar adalah karya yang singkat namun padat dengan makna, mengeksplorasi tema-tema tentang individualitas, keinginan, dan perasaan terdampar dalam aliran waktu modern.

Individualitas dan Identitas: Puisi ini dibuka dengan deklarasi "Aku hanya satu," yang menyoroti perasaan individualitas dan uniknya eksistensi setiap individu di dalam dunia yang besar dan kompleks ini. Penekanan pada "Aku" menunjukkan kepentingan penulis dalam menggali esensi dari keberadaan diri sendiri dalam konteks yang lebih luas.

Hubungan dengan Alam dan Waktu: Di kedua baris, ada ungkapan tentang hubungan antara individu ("Aku") dengan alam dan waktu. Pagi, yang sering kali dianggap sebagai awal dari segala sesuatu, di sini digambarkan sebagai sesuatu yang tidak pernah menunggu. Ini bisa diartikan sebagai pernyataan tentang bagaimana waktu terus berjalan tanpa memperdulikan individu-individu di dalamnya.

Rasa Terdampar dalam Modernitas: Kata-kata "dibawa hanyut modern waktu" mencerminkan perasaan terdampar dan terbawa arus perubahan zaman yang terus bergerak maju. Modernitas sering kali membawa perasaan kehilangan dan kebingungan identitas, di mana individu-individu merasa terdorong oleh arus perubahan yang tidak terkendali.

Kesimpulan yang Terbuka: Puisi ini, meskipun singkat, memberikan kesan tentang refleksi personal terhadap keberadaan individu dalam dunia yang terus berubah. Penutup yang sederhana namun kuat menciptakan kesan bahwa ada lebih banyak cerita di balik kata-kata yang singkat ini, dan pembaca dibiarkan untuk menggali lebih dalam tentang makna dan interpretasi pribadi.

Puisi "Aku" karya A. Munandar adalah refleksi singkat namun kuat tentang individualitas, hubungan dengan alam dan waktu, serta perasaan terdampar dalam era modern. Dengan gaya yang sederhana namun padat dengan makna, puisi ini mengeksplorasi tema-tema yang relevan dengan pengalaman manusia dalam menghadapi kompleksitas dunia kontemporer.

Puisi
Puisi: Aku
KaryaA. Munandar

Anda mungkin menyukai postingan ini

  • Pagi ItuPagi itu ia berjalan sendirian sajadi jalan setapak dan tak ingin orang lain bertanya kenapaia berjalan saja di jalan setapak itu, tanpa engah-engahan terhadap peringai cua…
  • Gugur Ia merangkak di atas bumi yang dicintainya. Tiada kuasa lagi menegak. Telah ia lepaskan dengan gemilang pelor terakhir dari bedilnya ke dada musuh yang merebut kotan…
  • Sajak Pertemuan Mahasiswa Matahari terbit pagi ini mencium bau kencing orok di kaki langit, melihat kali coklat menjalar ke lautan, dan mendengar dengung lebah di dalam hutan…
  • Pagi Tanpa Diskusi Terlalu dini bicara korupsi dan puisi, aku ingin ‘ngopi dengan sepotong ingatan tentang jumlah kematian TKI bayi tak ber-ibu membusuk dalam peti kemarin pa…
  • Aku Aku hanya satu dari sekian yang berharap pagi tidak pernah menunggu. Aku hanya satu dari sekian yang dibawa hanyut moder…
  • Masih Pagi Masih pagi begini kamu mau ke mana? Kemarin kamu bilang sakit, sekarang pagi-pagi malah sudah bangun, dan siap-siap pergi. Wajahmu tampak pucat, coba saja lih…
© 2025 Sepenuhnya. All rights reserved.