Puisi: Tolak Balak (Karya Beno Siang Pamungkas)

Puisi "Tolak Balak" karya Beno Siang Pamungkas mengajak pembaca untuk merenungkan bagaimana mereka dapat menjaga dan melindungi hubungan pribadi ....
Tolak Balak
(buat Melao)

Di pintu hatiku
kutempelkan Hu bertuliskan namamu
semoga kau tak pergi
setelah melihat wajahmu sendiri.

Semarang, 3 Oktober 2009

Catatan: Hu adalah kertas biasanya berwarna kuning dengan tulisan kaligrafi Cina yang berfungsi sebagai tolak balak atau keberuntungan dan di tempel di pintu atau di atas pintu.

Analisis Puisi:

Puisi "Tolak Balak" karya Beno Siang Pamungkas merupakan sebuah karya yang memadukan unsur spiritual dan emosional dengan pendekatan yang sederhana namun mendalam. Menggunakan simbolisme dari tradisi Cina, puisi ini mengeksplorasi tema harapan, perlindungan, dan hubungan antar pribadi melalui metafora dan bahasa yang efektif.

Struktur dan Tema

"Di pintu hatiku / kutempelkan Hu bertuliskan namamu"

Bagian pembuka puisi ini menyebutkan "Hu," kertas berwarna kuning dengan tulisan kaligrafi Cina yang sering digunakan sebagai simbol perlindungan dan keberuntungan. Dalam konteks puisi ini, "Hu" ditempelkan di "pintu hati," menunjukkan upaya untuk melindungi dan menjaga hubungan yang berharga. Dengan menempelkan nama seseorang pada "Hu," penulis mengungkapkan harapan bahwa hubungan tersebut akan bertahan dan dilindungi dari segala bentuk gangguan atau kehilangan.

"semoga kau tak pergi / setelah melihat wajahmu sendiri."

Di bagian ini, penulis menyatakan harapan agar orang yang disebutkan dalam puisi ini tidak pergi setelah melihat wajahnya sendiri. Ini bisa diartikan sebagai keinginan untuk menjaga kehadiran dan hubungan tersebut, dengan keyakinan bahwa melihat atau memahami diri sendiri secara lebih mendalam akan menguatkan komitmen atau hubungan tersebut.

Interpretasi dan Makna

Puisi ini mengangkat tema perlindungan dan harapan dengan cara yang sangat pribadi dan emosional. "Hu" sebagai simbol tolak balak di pintu hati menunjukkan usaha penulis untuk menjaga hubungan yang penting dari segala bentuk ancaman atau kehilangan. Penempelan "Hu" tidak hanya berfungsi sebagai perlindungan fisik tetapi juga sebagai tanda pengingat dan penguatan hubungan emosional.

Menggunakan simbolisme ini, Beno Siang Pamungkas menciptakan gambaran yang kuat tentang bagaimana seseorang dapat menggunakan elemen dari berbagai budaya untuk mengekspresikan perasaan dan harapan mereka. Melalui puisi ini, penulis mengekspresikan rasa ingin menjaga dan melindungi hubungan dengan seseorang yang dianggap penting, serta keinginan untuk melihat hubungan tersebut berkembang dan bertahan.

Puisi "Tolak Balak" karya Beno Siang Pamungkas adalah karya yang memadukan elemen spiritual dan emosional dengan cara yang sederhana namun penuh makna. Dengan menggunakan simbolisme "Hu" dari tradisi Cina, penulis menyampaikan harapan dan usaha untuk melindungi hubungan yang berharga. Puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan bagaimana mereka dapat menjaga dan melindungi hubungan pribadi mereka dari ancaman atau kehilangan, serta memperkuat komitmen mereka terhadap orang-orang yang mereka cintai.

"Puisi: Tolak Balak"
Puisi: Tolak Balak
Karya: Beno Siang Pamungkas

Anda mungkin menyukai postingan ini

  • Bila Masanya?Bila masanya, o, teman,Bayu bertiup atas buana,Mega nyah berarak pergi?Bila masanya, o, teman,Sayu, pilu, gundah gulana,'kan nyah ta' datang lagi?Sumber: Panji Pustaka…
  • Kongres RakyatKepada Irian BaratBiarkan saja, Irian Kasihada yang nikmat dalam memfitnahmengejek persatuan bertunas indah.Kerinduan kepadamu detik inikita tamatkan jadi mainansegal…
  • DPR BaruKalung bunga ini untukmuamanat harapan bangsa.Biarkan sajakegetiran yang masih kami laluihadapkan dadake taman bunga kasih dan harga diri.Jadikan sajadirimu dan diri bangsa…
  • Api dan MawarDia luluh di dalamnyadetik gunung menjadi bentengdan manusia dicuci waktujadi api atau esatau hambar membanci.Dia luluh di dalamnyadetik medan pindah ke kotabawa api d…
  • Layang-Layang Dulu pernah kau belikan aku sebuah layang-layang pada hari ulang tahun. Aku pun bersorak sebagai kanak-kanak tapi hanya sejenak. Sebab layang-layang itu kem…
  • Rumah LiarKepada DPKS JakartaRedup dalam caya terang bulanberkaparan mayat kami yang rindu damai.Kami dinafasi nyawa manusia desayang lari dari neraka mencari sorgabunga harapan da…
© 2025 Sepenuhnya. All rights reserved.