Puisi: Sebelum Pergi Kembali Kutitip Janji (Karya Dimas Arika Mihardja)

Puisi "Sebelum Pergi Kembali Kutitip Janji" karya Dimas Arika Mihardja menghadirkan gambaran perjalanan spiritual dan emosional menuju keberanian ...
Sebelum Pergi Kembali Kutitip Janji


Sebelum Pergi
Kekasih, sebelum pergi
sebelum sebenar-benar kembali
kuingin kaukemasi segala bekal perjalanan
jangan lagi kaucemasi kefanaan dunia
yakinlah keabadian cinta.

Sebelum pergi, kembali ke perjalanan jauh
melewati senja berbatas cakrawala
melintasi pintu-pintu waktu
memunguti keping birunya rindu
kuingin kaukeramasi, menjamasi rambut tergerai
saat badai.

Sebelum pergi, kembali meniti waktu
kembali menuju ke keabadian cinta
aku ingin bersamamu menangkap pijar percik pesona
cahaya cinta.

Kembali Kutitip
Pesan langit melalui reranting kering pohon itu
adalah isyarat bahwa hidup tak sebatas menghirup udara
menghembuskan huruf-huruf hidup dan mati
melainkan juga pralambang mengingat jalan pulang

Langit kelabu di atas itu
geriap sayap-sayap senyap yang menyergap
istana awan dan kereta kencana bayangan cinta
berderap di atas segala harap

kembali kutitip noktah cinta
sebagai penandanya
sebab aku hanya punya
Sepotong Janji

Sanggar Kreasi, 15 Juli 2011

Analisis Puisi:

Puisi "Sebelum Pergi Kembali Kutitip Janji" karya Dimas Arika Mihardja adalah sebuah karya yang memaparkan perasaan dan pemikiran tentang perpisahan dan harapan akan keabadian cinta. Dalam puisi ini, Mihardja menghadirkan gambaran perjalanan spiritual dan emosional menuju keberanian dan kepercayaan diri dalam menghadapi perpisahan.

Sebuah Permintaan Sebelum Perpisahan: Penyair mengungkapkan keinginannya agar kekasihnya mempersiapkan segala bekal perjalanan sebelum meninggalkan. Namun, yang dimaksudkan sebagai "bekal perjalanan" di sini adalah keabadian cinta dan pijar percik pesona cahaya cinta, bukan sekadar hal-hal duniawi yang fana. Ini mencerminkan keinginan untuk mempertahankan hubungan yang lebih dalam dan bermakna bahkan ketika harus berpisah sementara.

Meniti Waktu Menuju Keabadian Cinta: Mihardja mengajak pembaca untuk meniti waktu dan kembali ke keabadian cinta. Gambaran tentang melewati senja, memunguti keping biru rindu, dan menjamasi rambut tergerai saat badai menunjukkan perjalanan spiritual dan emosional yang dilalui dalam meraih keberanian dan keyakinan akan keabadian cinta. Hal ini juga menyoroti pentingnya menjaga dan merawat hubungan cinta meskipun dihadapkan pada cobaan dan tantangan.

Pesan Langit dan Janji Cinta: Pada akhir puisi, Mihardja menyampaikan pesan bahwa hidup tidak hanya tentang eksistensi fisik, tetapi juga tentang perjalanan spiritual dan makna yang lebih dalam. Pesan dari langit melalui reranting kering pohon menjadi simbol pengingat akan jalan pulang, mengisyaratkan bahwa keberadaan cinta akan memberikan arah dan kekuatan dalam menghadapi perpisahan dan kehidupan yang penuh tantangan. Dalam penutupnya, penyair menitipkan noktah cinta sebagai penanda janji, menegaskan komitmen dan harapan akan keabadian cinta.

Secara keseluruhan, puisi "Sebelum Pergi Kembali Kutitip Janji" karya Dimas Arika Mihardja menggambarkan perjalanan emosional dan spiritual dalam menghadapi perpisahan, serta harapan akan keabadian cinta. Dengan bahasa yang indah dan simbol-simbol yang kuat, Mihardja berhasil mengekspresikan kompleksitas perasaan dan pikiran yang terkait dengan tema universal tentang cinta dan perpisahan.

"Puisi Dimas Arika Mihardja"
Puisi: Sebelum Pergi Kembali Kutitip Janji
Karya: Dimas Arika Mihardja

Anda mungkin menyukai postingan ini

© 2025 Sepenuhnya. All rights reserved.