Puisi: Sajak yang Tak Peduli (Karya Subagio Sastrowardoyo)

Puisi "Sajak yang Tak Peduli" karya Subagio Sastrowardoyo mengajak pembaca untuk merenungkan akan kompleksitas hubungan antara penyair dan ...
Sajak yang Tak Peduli

Sajak yang dewasa
sudah tak peduli
apakah aku menangis atau ketawa

Di muka cermin
aku tak mengenal lagi
ia bayangan siapa

Setiap hendak kutangkap
ia lolos dari dekap
tak mau menampung rasa

Di luar jamah
ia sebagian dari semesta
satu dengan suara manusia

Setelah ia dewasa
aku tak punya kuasa
maka kubiarkan dia berjalan merdeka.

Sumber: Hari dan Hara (1982)

Analisis Puisi:

Puisi "Sajak yang Tak Peduli" karya Subagio Sastrowardoyo adalah sebuah karya sastra yang mengeksplorasi tema kebebasan dan kedewasaan dalam proses menulis puisi. Dalam analisis ini, kita akan menjelajahi makna dan pesan yang tersirat dalam puisi ini.

Kedewasaan Puisi: Puisi ini menggambarkan sebuah "sajak yang dewasa" yang sudah tidak peduli dengan emosi atau perasaan penyair. Ini menunjukkan kedewasaan puisi dalam merangkul segala aspek dari kehidupan, baik suka maupun duka, tanpa memberikan penilaian atau reaksi yang berlebihan.

Kehilangan Identitas: Penyair menggambarkan bahwa di hadapan cermin, ia tidak lagi mengenali dirinya sendiri. Bayangan di cermin bukanlah identitasnya lagi, melainkan sesuatu yang asing baginya. Hal ini mencerminkan perasaan kehilangan atau kebingungan dalam mencari identitas atau makna dalam kehidupan.

Kegagalan dalam Penangkapan: Penyair merasa bahwa setiap kali ia mencoba menangkap sesuatu dalam puisi, hal itu selalu lolos dari genggamannya. Ini bisa diartikan sebagai kegagalan dalam menangkap esensi atau makna yang sebenarnya, yang membuat puisi tidak lagi mampu menampung rasa atau emosi dengan sepenuhnya.

Kesatuan dengan Alam Semesta: Puisi ini juga menggambarkan bahwa di luar jamah, puisi menjadi sebagian dari semesta dan satu dengan suara manusia. Ini menunjukkan bahwa puisi adalah bagian integral dari alam semesta, yang tidak terbatas oleh batasan atau aturan manusia.

Pembebasan Puisi: Penyair akhirnya membiarkan sajak tersebut berjalan merdeka setelah dewasa, menunjukkan bahwa puisi memiliki kebebasan untuk berkembang dan berdiri sendiri tanpa campur tangan penyair. Ini menciptakan gambaran tentang kedewasaan dalam proses menulis puisi, di mana penyair belajar untuk membebaskan diri dan membiarkan puisi mengalir dengan alaminya.

Puisi "Sajak yang Tak Peduli" karya Subagio Sastrowardoyo adalah sebuah karya sastra yang mengeksplorasi tema kebebasan dan kedewasaan dalam proses menulis puisi. Dengan menggunakan gambaran yang kuat dan bahasa yang sederhana namun dalam, puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan akan kompleksitas hubungan antara penyair dan puisinya, serta proses pembebasan dan kedewasaan dalam kreativitas sastra.

Puisi Subagio Sastrowardoyo
Puisi: Sajak yang Tak Peduli
Karya: Subagio Sastrowardoyo

Biodata Subagio Sastrowardoyo:
  • Subagio Sastrowardoyo lahir pada tanggal 1 Februari 1924 di Madiun, Jawa Timur.
  • Subagio Sastrowardoyo meninggal dunia pada tanggal 18 Juli 1996 (pada umur 72 tahun) di Jakarta.
© Sepenuhnya. All rights reserved.