Puisi: Nyekar di Pusara Bung Karno (Karya Sitor Situmorang)

Puisi "Nyekar di Pusara Bung Karno" karya Sitor Situmorang adalah perwakilan yang mengharukan dari penghormatan terhadap Bung Karno, serta ...
Nyekar di Pusara Bung Karno
(Untuk Rachmawati dan Isti)

"Ziarah ini tak ada akhir"
kudengar bisikan Sukma
hafal kata-katanya dan duka
kedalaman suara cinta tanah air.

"Kembang-kembang bertebaran di atas Pusara"
pesan wajah Isti yang duduk
di samping Rachma.
Itu pun kudengar, sekalipun tak diucapkan,
Ibarat Zikir tanpa akhir.

Satu tujuan datang di Blitar,
menuruti suruhan nurani untuk nyekar,
menyertai doa khusuk para kiai tercinta
dan air mata setiap patriot tanpa nama.

Hikmah dan maknanya kuresapkan
si tawar si dingin, dalam kembara berkelanjutan,
dalam ziarah, menyelami nikmat kemerdekaan
dalam amal Bung Karno untuk kita sekalian.

Blitar, 21-6-1993

Sumber: Sitor Situmorang, kumpulan Sajak 1980-2005 (2006)

Analisis Puisi:

Puisi "Nyekar di Pusara Bung Karno" karya Sitor Situmorang adalah perwakilan yang mengharukan dari penghormatan terhadap Bung Karno, serta refleksi tentang makna kemerdekaan dan perjuangan nasional.

Penghormatan dan Ziarah: Puisi ini dimulai dengan kutipan "Ziarah ini tak ada akhir," yang menunjukkan keabadian penghormatan dan ziarah kepada Bung Karno. Hal ini mencerminkan rasa hormat dan kesetiaan yang abadi terhadap pemimpin dan bapak proklamator bangsa Indonesia.

Suara Sukma: Penyair menyampaikan pengalaman mendengar "bisikan Sukma," yang merupakan simbol dari suara hati yang dalam dan penuh cinta terhadap tanah air. Hal ini menegaskan bahwa kunjungan ke pusara Bung Karno adalah bukan sekadar tugas, tetapi juga ekspresi dari kesetiaan dan rasa cinta yang mendalam.

Pesan Wajah Isti: Pesannya wajah Isti yang duduk di samping Rachma, meskipun tidak diucapkan, tetap terdengar oleh penyair. Ini menggambarkan komunikasi yang lebih dari sekadar kata-kata, tetapi juga melalui ekspresi dan raut wajah yang penuh makna, seperti zikir tanpa akhir.

Makna Kemerdekaan: Penyair merenungkan makna kemerdekaan dan perjuangan nasional melalui pengalaman ziarah ke pusara Bung Karno. Ini menciptakan pemahaman yang lebih dalam tentang arti kemerdekaan dan pengorbanan yang telah dilakukan oleh para pahlawan bangsa.

Amal Bung Karno untuk Kita Sekalian: Puisi ini menyimpulkan dengan menyebutkan "amal Bung Karno untuk kita sekalian," menggarisbawahi warisan dan kontribusi besar yang ditinggalkan oleh Bung Karno bagi bangsa Indonesia. Hal ini menginspirasi untuk terus menghargai dan meneruskan perjuangan yang telah dilakukan oleh para pendahulu.

Puisi "Nyekar di Pusara Bung Karno" karya Sitor Situmorang adalah ungkapan yang mengharukan tentang penghormatan, kesetiaan, dan refleksi tentang makna kemerdekaan dan perjuangan nasional. Dengan penggunaan bahasa yang indah dan puitis, penyair berhasil menggambarkan perasaan yang mendalam terhadap sejarah dan warisan bangsa.

"Puisi Sitor Situmorang"
Puisi: Nyekar di Pusara Bung Karno
Karya: Sitor Situmorang

Biodata Sitor Situmorang:
  • Sitor Situmorang lahir pada tanggal 2 Oktober 1923 di Harianboho, Tapanuli Utara, Sumatra Utara.
  • Sitor Situmorang meninggal dunia pada tanggal 21 Desember 2014 di Apeldoorn, Belanda.
  • Sitor Situmorang adalah salah satu Sastrawan Angkatan 45; yang juga menggeluti profesi sebagai wartawan.
© Sepenuhnya. All rights reserved.