Puisi: Monginsidi (Karya Subagio Sastrowardoyo)

Puisi "Monginsidi" karya Subagio Sastrowardoyo menciptakan gambaran tentang seseorang yang mengalami berbagai peran dan pengalaman dalam hidupnya.

Monginsidi

Untuk kamu yang suka baca puisi ataupun suka baca buku, kamu juga bisa memanfaatkan Google Play untuk beli buku kesukaanmu. Jika kamu ingin berbelanja buku di Google Play, kamu bisa melakukan top up google play terlebih dahulu.

Puisi "Monginsidi" adalah salah satu puisi populer dari Subagio Sastrowardoyo. Puisi ini menggambarkan emosi yang beraneka ragam yang dirasakan oleh seseorang. Untuk yang penasaran, berikut isi lengkap dari puisi tersebut:


Aku adalah dia
yang dibesarkan dengan dongeng
di dada bunda.

Aku adalah dia
yang takut gerak bayang
di malam gelam.

Aku adalah dia
yang meniru bapak
mengisap pipa dekat meja.

Aku adalah dia
yang mengangankan jadi seniman
melukis keindahan.

Aku adalah dia
yang menangis terharu
mendengar lagu merdeka.

Aku adalah dia
yang turut dengan barisan pemberontak
ke garis pertempuran.

Aku adalah dia
yang memimpin pasukan gerilya
membebaskan kota.

Aku adalah dia
yang disanjung kawan
sebagai pahlawan bangsa.

Aku adalah dia
yang terperangkap siasat musuh
karena pengkhianatan.

Aku adalah dia
yang digiring sebagai hewan
di muka regu eksekusi.

Aku adalah dia
yang berteriak ‘merdeka’
sebelum ditembak mati.

Aku adalah dia,
ingat, aku adalah dia.

Sumber: Daerah Perbatasan (1970)

Analisis Puisi:

Puisi "Monginsidi" karya Subagio Sastrowardoyo adalah sebuah karya sastra yang menggambarkan perjalanan hidup dan pengalaman seorang pria yang disebut "Monginsidi." Dalam puisi ini, penulis menggambarkan serangkaian peristiwa dan peran yang dimainkan oleh individu ini dalam sejarah dan perjuangan bangsa.

Identitas dan Pengalaman: Puisi ini dimulai dengan pengulangan frasa "Aku adalah dia," yang menekankan bahwa penulis adalah Monginsidi. Ini menciptakan perasaan identitas dan mengaitkan penulis dengan tokoh yang dijelaskan dalam puisi.

Perjalanan Hidup: Puisi ini menggambarkan perjalanan hidup Monginsidi mulai dari masa kanak-kanak hingga kematian. Hal ini menciptakan narasi tentang bagaimana individu ini tumbuh dan berubah seiring berjalannya waktu.

Dongeng dan Kenangan Anak: Puisi ini menyebutkan bahwa Monginsidi dibesarkan dengan dongeng di dada ibunya. Ini menggambarkan masa kecilnya yang penuh dengan imajinasi dan pengalaman yang mungkin terinspirasi oleh cerita dan dongeng.

Peran dalam Sejarah: Puisi ini menggambarkan bahwa Monginsidi mengambil berbagai peran dalam sejarah dan perjuangan bangsa, mulai dari meniru bapak hingga menjadi seorang seniman, pemberontak, dan pahlawan bangsa. Hal ini menciptakan gambaran tentang betapa beragamnya pengalaman dan peran dalam hidupnya.

Konflik dan Pengkhianatan: Puisi ini juga mencatat bahwa Monginsidi mengalami pengkhianatan dan akhirnya dieksekusi oleh regu tembak. Hal ini menciptakan nuansa tragedi dan konflik dalam hidupnya.

Pengorbanan dan Semangat Merdeka: Meskipun menghadapi pengkhianatan dan kematian, Monginsidi tetap mempertahankan semangat merdeka dan berteriak "merdeka" sebelum dieksekusi. Ini menciptakan gambaran tentang pengorbanan dan tekad dalam perjuangan kemerdekaan.

Puisi "Monginsidi" menciptakan gambaran tentang seorang individu yang mengalami berbagai peran dan pengalaman dalam hidupnya, dari masa kanak-kanak hingga pengorbanan terakhirnya dalam perjuangan kemerdekaan. Puisi ini adalah penghormatan terhadap individu ini dan peranannya dalam sejarah bangsa Indonesia.

Puisi Subagio Sastrowardoyo
Puisi: Monginsidi
Karya: Subagio Sastrowardoyo

Biodata Subagio Sastrowardoyo:
  • Subagio Sastrowardoyo lahir pada tanggal 1 Februari 1924 di Madiun, Jawa Timur.
  • Subagio Sastrowardoyo meninggal dunia pada tanggal 18 Juli 1996 (pada umur 72 tahun) di Jakarta.
© Sepenuhnya. All rights reserved.