Sumber: Daerah Perbatasan (1970)
Analisis Puisi:
Puisi "Manusia Pertama di Angkasa Luar" karya Subagio Sastrowardoyo adalah sebuah karya sastra yang mengangkat tema perjalanan manusia ke angkasa luar dan pengaruhnya terhadap perasaan dan pemikiran individu.
Latar Waktu dan Tempat: Puisi ini merujuk pada pengalaman manusia pertama yang mencapai angkasa luar. Puisi ini mungkin ditulis pada masa ketika eksplorasi angkasa baru dimulai dan menjadi isu yang penting.
Tokoh Utama: Tokoh utama dalam puisi ini adalah seorang astronot atau manusia pertama yang melakukan perjalanan ke angkasa luar. Ia merenungkan pengalaman luar biasa ini dan efeknya terhadap perasaan dan pemikirannya.
Konflik Internal: Puisi ini menggambarkan konflik internal yang dialami oleh tokoh utama. Meskipun ia berada di luar angkasa, yang menjadi latar belakang yang tenang dan sunyi, ia merasa terpisah dari rumah dan orang-orang yang ia cintai. Ia merindukan hubungan dengan istri, anak, dan ibunya.
Nostalgia dan Rasa Rindu: Tokoh utama merasa nostalgia dan rasa rindu yang mendalam kepada bumi dan orang-orang yang ia tinggalkan. Ia merenungkan kenangan masa kecilnya dan saat-saat bahagia dengan keluarganya. Rasa rindu ini membuatnya merasa sepi dan gemuruh di hatinya.
Perbandingan Antarangkasa dan Bumi: Puisi ini menciptakan perbandingan antara ruang angkasa yang sunyi dan tenang dengan bumi yang hidup dan penuh dengan kenangan. Ini menciptakan kontras yang kuat antara kedua tempat tersebut.
Permohonan kepada "Bunda": Puisi ini diakhiri dengan permohonan tokoh utama kepada "Bunda" agar tidak membiarkannya sendiri. Permohonan ini mencerminkan kerinduannya kepada ibunya atau figur yang melambangkan kasih sayang dan perlindungan.
Kesepian dan Keterasingan: Puisi ini menggambarkan perasaan kesepian dan keterasingan yang dialami oleh tokoh utama ketika ia berada di angkasa luar. Meskipun ia telah mencapai pencapaian besar, ia merasa terpisah dari kenyamanan dan hubungan emosional yang dimiliki di bumi.
Puisi ini menciptakan gambaran yang kuat tentang perasaan seorang astronot yang merindukan bumi dan orang-orang yang ia tinggalkan. Ini juga menggambarkan ketidakpastian dan kesepian yang dapat dialami oleh individu yang menjalani perjalanan jauh ke tempat yang asing. Melalui puisi ini, Subagio Sastrowardoyo menyampaikan pesan tentang pentingnya ikatan emosional dan keberadaan rumah dalam kehidupan manusia.
Karya: Subagio Sastrowardoyo
Biodata Subagio Sastrowardoyo:
- Subagio Sastrowardoyo lahir pada tanggal 1 Februari 1924 di Madiun, Jawa Timur.
- Subagio Sastrowardoyo meninggal dunia pada tanggal 18 Juli 1996 (pada umur 72 tahun) di Jakarta.