Puisi: Kini Kita Bicara tentang Kabut (Karya Seno Gumira Ajidarma)

Puisi "Kini Kita Bicara tentang Kabut" karya Seno Gumira Ajidarma menghadirkan refleksi mendalam tentang kehidupan, kematian, pencarian, dan ....
Kini Kita Bicara tentang Kabut


Tentang kabut (dimana kita cari seseorang di seberangnya)
sudah waktunya diperbincangkan kembali
-- tetes-tetes hujan, lembar-lembar daun
semuanya berakhir ke bumi
serpih-serpih dalam darah, nyawa yang resah
semuanya berakhir ke bumi
pijar-pijar lampu dan seribu doa
semuanya berakhir ke bumi
namun inikah jawabannya?
Agaknya,
tentang kabut (dimana kita cari seseorang di seberangnya)
belum waktunya kita bicarakan.


Yogya, 1976

Analisis Puisi:
Puisi "Kini Kita Bicara tentang Kabut" karya Seno Gumira Ajidarma adalah karya yang menghadirkan refleksi tentang makna dan kompleksitas kehidupan.

Tema Pencarian dan Ketidakpastian: Puisi ini berpusat pada tema pencarian, ketidakpastian, dan kompleksitas kehidupan. Penggunaan kata "kabut" sebagai simbol pencarian seseorang di seberangnya menciptakan gambaran ketidakjelasan dan keraguan dalam hidup.

Penyelidikan Makna: Puisi ini memulai dengan pertanyaan tentang kabut dan kemudian menyatakan bahwa sudah waktunya untuk membicarakannya kembali. Ini menyoroti penelitian akan makna dan pemahaman lebih mendalam tentang topik ini, yang dapat merujuk pada kehidupan dan pengalaman manusia.

Siklus Kehidupan: Puisi ini merenungkan siklus kehidupan. Tetes hujan, lembaran daun, lampu, doa, semuanya memiliki akhir yang sama: mereka berakhir di bumi. Ini menggambarkan bahwa dalam akhirnya, semua hal kembali ke sumbernya, mengingatkan pembaca tentang sirkulasi dan alam transien kehidupan.

Penekanan pada Kehidupan dan Kematian: Puisi ini menggambarkan dua sisi kehidupan manusia, yaitu hidup dan kematian. Tetapi kemudian, ia meragukan apakah pemahaman ini sudah cukup. Ini dapat mengindikasikan bahwa terkadang kita masih belum sepenuhnya memahami makna sebenarnya di balik pengalaman hidup dan kematian.

Struktur dan Bahasa: Penulis menggunakan struktur puisi yang sederhana dan bahasa yang lugas. Ini membuat puisi mudah diakses, tetapi makna yang mendalam dan kompleks tersirat di dalamnya.

Pertanyaan Terbuka: Puisi ini tidak memberikan jawaban tegas. Sebaliknya, ia menimbulkan pertanyaan-pertanyaan penting tentang kehidupan, makna, dan tujuan eksistensi manusia. Hal ini memungkinkan pembaca untuk merenungkan makna pribadi mereka sendiri terhadap teks.

Puisi "Kini Kita Bicara tentang Kabut" karya Seno Gumira Ajidarma menghadirkan refleksi mendalam tentang kehidupan, kematian, pencarian, dan ketidakpastian. Ini mengajak pembaca untuk merenungkan makna eksistensial dan kerumitan manusia dalam menjalani perjalanan hidupnya.

Seno Gumira Ajidarma
Puisi: Kini Kita Bicara tentang Kabut
Karya: Seno Gumira Ajidarma

Biodata Seno Gumira Ajidarma
  • Seno Gumira Ajidarma (menggunakan nama samaran Mira Sato pada awal karirnya) lahir pada tanggal 19 Juni 1958 di Boston, Amerika Serikat.
  • Seno Gumira Ajidarma dikelompokkan sebagai Sastrawan Angkatan 1980-1990-an.

Anda mungkin menyukai postingan ini

  • Ke Laut Ia pergi ke laut Mencari ombak Mencari kabut Jutaan helai rambut Gugur dari angkasa Dari langit luka Menerpa wajahnya Ketika mengaduh Sebelum r…
  • Bukit Berkabutmengapakah berkabut bukit di kejauhansepi mendingin sampai ke cakrawalaketika rindu menderu dalam kenanganketika cinta membujuk kalbu entah ke manamengapakah berkabut…
  • Kitab KabutKubuka kitabmuHalaman-halaman yang menyiksaSepasang mata tua iniHuruf-huruf yang terlaluBenderang, seakanMenentang silau suryaSeolah kita mustilahBertarung lebih dahuluS…
  • Kabut PagiHanya suara seranggadan derai angin di daun-daunyang terdengar di hutan inidalam sungkup kabut pagiyang menjaring tubuhkuke arahmu. Kau yang tinggaldi balik hutan ini -- …
  • Aku Bergantung pada KabutAku bergantung pada kabutPriangan lelapkupangku dalam mimpikuSepi kaukah yang berderitketika kedua bukit itukudaki, perawan Sundaku?Ketuk tilu Ketuk tilu K…
  • Atas KabutAtas kabut: ambang angan kita dan desirDesir angin, desir daun, desir racun dan turunbayang-bayangmu — Mengapa detik itu gemuruhseakan jatuh ombak demi ombak dari dinding…
© 2025 Sepenuhnya. All rights reserved.