Puisi: Kepada Pendaki Puncak Tinggi (Karya Sitor Situmorang)

Puisi "Kepada Pendaki Puncak Tinggi" karya Sitor Situmorang menggambarkan pengalaman dan perenungan seorang pendaki yang berjuang untuk mencapai ...
Kepada Pendaki Puncak Tinggi

Di udara biru, 5000 meter di atas laut,
Pendaki tegak. Sosoknya hitam,
Bertiraikan angin dingin kelabu,
Di kakinya salju. Putih puncak terbalut.

Salamku padamu, Putra pemberani,
Dari ketinggianmu mengawang samadi,
Manusia penakluk, pewaris abadi,
Cita-cita agung, mencapai langit.

Angkasa, manusia dan bumi bergayutan,
Dalam sinar mata manusia penemu,
Siap menyelam sendiri ke dasar hati,
Timbul membumbung menjumpai matahari.

Dalam takut pasti bersarang mati,
Dalam berani subur cipta Insani,
Puncak demi puncak kau naiki,
Demi panggilan hidup yang mengabdi.

Tapi puncak tertinggi harus didaki,
Ialah derita yang mengangkat dekat
pada kuasa Ilahi.

Sumber: Angin Danau (1982)

Analisis Puisi:

Puisi "Kepada Pendaki Puncak Tinggi" karya Sitor Situmorang menggambarkan pengalaman dan perenungan seorang pendaki yang berjuang untuk mencapai puncak gunung tertinggi, serta makna filosofis dan spiritual di balik pencapaian tersebut.

Deskripsi Fisik dan Alam

Puisi dimulai dengan deskripsi tentang pendaki yang berdiri tegak di ketinggian 5000 meter di atas laut. Pemandangan sekitar dipenuhi dengan keindahan alam, seperti salju di kakinya dan puncak gunung yang terbalut putih. Ini menciptakan gambaran visual tentang kesulitan dan keindahan dalam menaklukkan puncak tertinggi.

Penghargaan kepada Pendaki

Puisi ini memberikan penghormatan kepada pendaki dengan menyebutnya sebagai "Putra pemberani" yang mampu mencapai ketinggian yang menghadirkan pengalaman samadi (meditasi mendalam). Pendaki dianggap sebagai pewaris cita-cita agung dan pencari kebenaran yang siap mengeksplorasi batas-batas dirinya sendiri.

Simbolisme Spiritual

Pencapaian pendaki dalam menaklukkan puncak gunung dianggap sebagai perjuangan yang mendalam secara spiritual. Hal ini tercermin dalam kalimat-kalimat seperti "Dalam takut pasti bersarang mati, Dalam berani subur cipta Insani," yang menggambarkan perenungan tentang keberanian, ketakutan, dan makna eksistensial.

Perenungan atas Kehidupan dan Tujuan Hidup

Puisi ini mengajak untuk merenungkan arti dari pencapaian yang melampaui fisikitas semata. Puncak tertinggi yang harus didaki bukan hanya sebagai tantangan fisik, tetapi juga sebagai perjalanan spiritual yang mendekatkan pada kekuasaan Ilahi dan panggilan hidup yang lebih besar.

Bahasa dan Imajeri

Sitor Situmorang menggunakan bahasa yang indah dan imajeri yang kuat untuk menyampaikan pengalaman yang mendalam dari sudut pandang pendaki. Pilihan kata-kata seperti "samadi", "Insani", dan "mencapai langit" menghadirkan nuansa spiritual dan filosofis yang dalam.

Puisi "Kepada Pendaki Puncak Tinggi" karya Sitor Situmorang menggambarkan perjalanan fisik dan spiritual seorang pendaki dalam menaklukkan puncak gunung tertinggi. Melalui penggunaan simbolisme dan bahasa yang kaya, puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan arti dari perjuangan dan pencapaian dalam kehidupan manusia.

Puisi: Kepada Pendaki Puncak Tinggi
Puisi: Kepada Pendaki Puncak Tinggi
Karya: Sitor Situmorang

Biodata Sitor Situmorang:
  • Sitor Situmorang lahir pada tanggal 2 Oktober 1923 di Harianboho, Tapanuli Utara, Sumatra Utara.
  • Sitor Situmorang meninggal dunia pada tanggal 21 Desember 2014 di Apeldoorn, Belanda.
  • Sitor Situmorang adalah salah satu Sastrawan Angkatan 45; yang juga menggeluti profesi sebagai wartawan.

Anda mungkin menyukai postingan ini

© 2025 Sepenuhnya. All rights reserved.