Puisi: Keluhan Seorang Miskin (Karya Sobron Aidit)

Puisi "Keluhan Seorang Miskin" karya Sobron Aidit menggambarkan ketidakadilan, ketidakpuasan, dan penderitaan rakyat miskin dalam masyarakat.
Keluhan Seorang Miskin

Susahnya hidup di zaman ini
kerja sebulan dua, lalu dipecat
katanya sih pabriknya bangkrut
lalu mulai hutang sana-sini.

Ayah saya dulu punya sebidang tanah
kecilnya bagaikan gundukan dua tiga kuburan
tadinya ditanami berjenis sayuran
tiba-tiba saja kena gusur
katanya buat obyek pembangunan
sebab negara kita sedang memperlancar tinggal-landas
dan kami mulai jadi gelandangan
tanah diganti, sudah sedikit masih juga dihutang
potong inilah potong itulah
mau melapor malah kita yang kena cecer
mau mengadu malah kita yang maju ke pengadilan
mau cari keadilan malah kita yang dapat hukuman
tidak mengadu, tidak melapor
lah lalu apa kerjanya itu para polisi
apa gunanya itu jaksa - hakim
dan pengadilan tinggi
tidak kerja tapi terus terima gaji
sudah korupsi masih juga berkolusi
kalau tak percaya coba tanya Adi Andjoyo
atau Benyamin Mangkudilaga.

Dia enak-enaknya berlebaran 
sekapal-terbang sekeluarga komplit ke Solo
lalu bersembahlah para pengikutnya pada mencium tangan
tampaknya dia memang sedang cari muka
ketemu lagi dengan tokoh yang juga cari muka
maka cacatlah nama yang dulu begitu meninggi
lalu apakah juga masih dapat disebutkan
pelopor reformasi, reformasi sejati lagi!

Katanya kalau dia mau tobat cara tobat nasuha
atau setingkat lagi tobat muhabalah
maka selesailah sudah
dia diterima, anggap saja tak lagi berdosa
anggap saja hartanya yang trilyunan itu sudah putih
sebab sudah minta ampun
takkan lagi dikejar-kejar sejarah
mak enaknya jadi dia itu!
Orang yang selalu bikin rakyat sengsara
tapi tak pernah dihukum
orang yang membunuh berjuta jiwa
tapi selalu mengulum senyum
dihujat sedikitpun banyak yang membela
mak enaknya jadi dia itu!

Kami ini hidup mati ketakutan
dulu takut sama dia
kini takut kemiskinan
entah kapan diusir dari rumah kontrakan
sebentar lagi listrik diputus
beras tiap hari naik
gula tak lagi terasa manis
garam tak lagi terasa asin
cabe tak lagi terasa pedas
hutang sudah mulai menggunung
para penagih sudah terasa mengikuti punggung
walah susahnya hidup di zaman ini
orang yang dulu hidup sederhana
kini tambah miskin
orang yang dulu hidup miskin, kini menunggu mati
walah mak, susahnya hidup di zaman ini!

Paris, 7 Februari 1999

Analisis Puisi:

Puisi "Keluhan Seorang Miskin" karya Sobron Aidit adalah sebuah karya sastra yang menggambarkan penderitaan rakyat miskin dalam masyarakat. Puisi ini mengungkapkan ketidakadilan sosial, ketidakpuasan, dan kekecewaan atas ketidaksetaraan yang ada dalam masyarakat.

Penggambaran Penderitaan Rakyat Miskin: Puisi ini dengan tegas menggambarkan penderitaan yang dialami oleh rakyat miskin. Penyair menyampaikan susahnya hidup di zaman saat itu. Mereka berjuang untuk mencari pekerjaan, seringkali kehilangan pekerjaan, dan hidup dalam kemiskinan yang menggantungkan mereka pada utang-utang.

Kritik Terhadap Ketidakadilan Sosial: Puisi ini juga merupakan kritik sosial yang keras terhadap ketidakadilan dalam masyarakat. Penyair menyuarakan perasaan ketidakpuasan terhadap penggusuran tanah milik keluarganya demi proyek-proyek pembangunan. Ia menunjukkan bahwa rakyat biasa seringkali menjadi korban dalam upaya pembangunan negara.

Kritik terhadap Korupsi dan Kekuasaan: Puisi ini juga mencerminkan rasa ketidakpuasan terhadap para pejabat pemerintah yang korup dan terlibat dalam penyalahgunaan kekuasaan. Penyair menyebutkan nama-nama tokoh yang dilihatnya sebagai pemberontak dan pengkhianat yang selamat dari hukuman. Ini adalah kritik terhadap sistem hukum dan ketidakadilan yang ada dalam masyarakat.

Ketakutan dan Kehidupan Sehari-hari: Puisi ini merangkum perasaan ketakutan yang ada dalam masyarakat. Selain itu, penyair juga menjelaskan kesulitan sehari-hari yang dihadapi oleh rakyat miskin, seperti naiknya harga-harga kebutuhan pokok, pemadaman listrik, dan kekhawatiran akan pemutusan kontrak rumah.

Puisi "Keluhan Seorang Miskin" adalah karya sastra yang penuh dengan emosi dan kritik sosial. Penyair menggambarkan ketidakadilan, ketidakpuasan, dan penderitaan rakyat miskin dalam masyarakat. Puisi ini berfungsi sebagai pengingat akan ketidaksetaraan sosial dan kerugian yang dirasakan oleh mereka yang kurang beruntung dalam masyarakat.

"Puisi: Keluhan Seorang Miskin"
Puisi: Keluhan Seorang Miskin
Karya: Sobron Aidit
© Sepenuhnya. All rights reserved.