Puisi: Januari Penghabisan (Karya Beno Siang Pamungkas)

Puisi "Januari Penghabisan" karya Beno Siang Pamungkas menyajikan eksplorasi mendalam tentang perasaan kekecewaan, keletihan emosional, dan penutup ..
Januari Penghabisan

Sengaja kulupakan janji
yang kau pahat dari kotamu
hampir gila kucumbu kangen dan bosan
yang mengintip dari celah cuaca

Cucupi nyeri 
akrabi sunyi
khianat si maharajalela
justru bayangmu yang tereja

Demi masa bodoh
jangan kau buat lagi cerita
di januari penghabisan
: dua atau satu hari saja, bukan milik kita.

Semarang, 24 Januari 2008

Analisis Puisi:

Puisi "Januari Penghabisan" karya Beno Siang Pamungkas menyajikan eksplorasi mendalam tentang perasaan kekecewaan, keletihan emosional, dan penutup hubungan dalam konteks waktu yang simbolis. Dengan bahasa yang intens dan simbolis, puisi ini mencerminkan bagaimana janji yang tidak terpenuhi dan perasaan yang kompleks membentuk akhir dari suatu hubungan.

Pelupa dan Kekecewaan

Puisi ini dibuka dengan "Sengaja kulupakan janji / yang kau pahat dari kotamu", yang mengungkapkan tindakan disengaja untuk melupakan janji atau komitmen yang telah dibuat. Janji ini, yang diukir dari "kotamu", menggambarkan sesuatu yang pernah memiliki makna atau kepentingan, tetapi kini menjadi sumber kekecewaan. "Hampir gila kucumbu kangen dan bosan" menunjukkan ketegangan emosional dan kelelahan akibat perasaan kerinduan dan kebosanan yang terus-menerus.

Nyeri dan Sunyi

"Cucupi nyeri / akrabi sunyi" menyiratkan bahwa penyair sedang menghadapi rasa sakit dan kesepian. Menghadapi nyeri dan mengakrabi sunyi menggambarkan bagaimana perasaan tersebut menjadi bagian dari pengalaman sehari-hari, menciptakan suasana yang suram dan penuh kesepian.

Khianat dan Bayang

"Khianat si maharajalela / justru bayangmu yang tereja" mengindikasikan adanya rasa pengkhianatan atau kekecewaan terhadap seseorang yang sebelumnya dianggap penting. "Bayangmu yang tereja" menunjukkan bahwa meskipun secara fisik tidak ada lagi, bayangan atau kenangan orang tersebut masih ada dan mempengaruhi penyair.

Penutup Hubungan

Di bagian akhir puisi, "Demi masa bodoh / jangan kau buat lagi cerita / di januari penghabisan" mengungkapkan keputusan untuk tidak melanjutkan hubungan atau cerita lebih jauh. Januari, sebagai bulan penutup tahun, menjadi simbol dari akhir atau penutup sebuah babak. "Dua atau satu hari saja, bukan milik kita" menandakan bahwa waktu yang tersisa tidak lagi relevan atau berarti dalam konteks hubungan yang telah berakhir.

Puisi "Januari Penghabisan" karya Beno Siang Pamungkas menggambarkan akhir dari suatu hubungan dengan bahasa yang penuh emosi dan simbolisme. Dengan menyentuh tema pelupa, kekecewaan, nyeri, dan penutup hubungan, puisi ini menyajikan refleksi mendalam tentang bagaimana janji yang tidak terpenuhi dan perasaan yang kompleks membentuk akhir dari sebuah hubungan. Menggunakan Januari sebagai simbol penutup, puisi ini menekankan pentingnya melepaskan dan tidak lagi terikat pada masa lalu yang menyakitkan. Melalui deskripsi yang kuat dan emosional, puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan akhir dari hubungan dan bagaimana kita mengatasi kekecewaan serta melanjutkan hidup dengan sikap yang lebih baik.

Puisi: Januari Penghabisan
Puisi: Januari Penghabisan
Karya: Beno Siang Pamungkas
© Sepenuhnya. All rights reserved.