Puisi: Hari Ini Seperti Juga Kemarin (Karya Seno Gumira Ajidarma)

Puisi "Hari Ini Seperti Juga Kemarin" karya Seno Gumira Ajidarma mengundang pembaca untuk merenungkan bagaimana perasaan stagnasi dan rutinitas ...
Hari Ini Seperti Juga Kemarin

Hari ini seperti juga kemarin
tak lagi terbandingkan, antara nasib antara sepi
kemudian rawan, jatuh di bumi
lantas seperti kemarin-kemarin: matahari pagi.

Yogya, 1976

Sumber: Bayi Mati (1978)

Analisis Puisi:

Puisi "Hari Ini Seperti Juga Kemarin" karya Seno Gumira Ajidarma menggambarkan tema keterulangan, perasaan stagnasi, dan refleksi terhadap waktu. Dengan gaya bahasa yang sederhana namun mendalam, Seno menyajikan pengalaman sehari-hari yang memiliki resonansi emosional yang kuat.

Struktur dan Gaya Bahasa

Puisi ini terdiri dari satu bait yang menggunakan gaya bahasa yang lugas dan reflektif. Seno mengadopsi pendekatan yang menekankan keterulangan waktu dan perasaan stagnasi melalui pilihan kata yang sederhana namun penuh makna.

Seno menggunakan repetisi dan kontras untuk menyoroti rasa stagnasi dan ketidakberubahan. Frasa "hari ini seperti juga kemarin" menunjukkan keterulangan waktu, sementara penggunaan kata-kata seperti "nasib," "sepi," dan "matahari pagi" menggambarkan elemen-elemen kehidupan sehari-hari yang terus berulang.

Tema dan Makna

  • Keterulangan dan Stagnasi: Tema utama dalam puisi ini adalah keterulangan dan stagnasi. Seno menggambarkan bagaimana hari-hari berlalu tanpa perubahan yang signifikan, menciptakan rasa monoton dan kebosanan. "Hari ini seperti juga kemarin" menggarisbawahi ketidakberubahan yang dirasakan dalam kehidupan sehari-hari.
  • Kontras antara Nasib dan Sepi: Pernyataan "tak lagi terbandingkan, antara nasib antara sepi" menunjukkan kontras antara dua aspek kehidupan: nasib dan perasaan sepi. Ini mencerminkan bagaimana elemen-elemen kehidupan yang penting mungkin terasa tidak terhubung atau tidak memadai dalam konteks rutinitas yang monoton.
  • Rasa Rawan dan Jatuh: Kata "rawan, jatuh di bumi" menyiratkan perasaan kerentanan dan ketidakberdayaan yang muncul dari keterulangan dan stagnasi. Perasaan ini bisa diartikan sebagai refleksi terhadap bagaimana individu merasa terjebak dalam siklus yang tidak berubah, menghadapi tantangan dan kesulitan tanpa akhir.
  • Matahari Pagi sebagai Simbol: "Matahari pagi" dalam puisi ini berfungsi sebagai simbol waktu yang terus berulang. Meskipun matahari terbit setiap pagi, kenyataannya tetap sama. Ini mencerminkan bagaimana meskipun hari-hari berlalu, pengalaman dan perasaan individu mungkin tetap stagnan.

Konteks Sosial dan Psikologis

Puisi ini bisa dilihat sebagai refleksi tentang pengalaman kehidupan sehari-hari yang monoton dan rutinitas yang tidak berubah. Dalam konteks sosial, ini mencerminkan bagaimana individu mungkin merasa terjebak dalam pola yang tidak memberikan perubahan atau kemajuan.

Secara psikologis, puisi ini mengeksplorasi bagaimana perasaan stagnasi dan keterulangan dapat mempengaruhi kesejahteraan emosional seseorang. Perasaan sepi dan kerentanan yang muncul dari rutinitas sehari-hari dapat mencerminkan bagaimana individu merespons perasaan tidak puas atau terjebak dalam situasi yang tampaknya tidak berubah.

Puisi "Hari Ini Seperti Juga Kemarin" karya Seno Gumira Ajidarma adalah karya yang menggambarkan keterulangan waktu, perasaan stagnasi, dan refleksi terhadap kehidupan sehari-hari. Dengan menggunakan gaya bahasa yang sederhana namun efektif, Seno menyajikan pengalaman monoton yang resonan dengan banyak pembaca. Puisi ini mengundang pembaca untuk merenungkan bagaimana perasaan stagnasi dan rutinitas dapat mempengaruhi pandangan mereka terhadap kehidupan dan bagaimana mereka merespons perubahan yang tampaknya tidak terjadi. Melalui gambaran sehari-hari yang penuh makna, Seno menawarkan wawasan tentang bagaimana pengalaman waktu dan perasaan dapat membentuk pengalaman hidup seseorang.

Seno Gumira Ajidarma
Puisi: Hari Ini Seperti Juga Kemarin
Karya: Seno Gumira Ajidarma

Biodata Seno Gumira Ajidarma:
  • Seno Gumira Ajidarma (menggunakan nama samaran Mira Sato pada awal karirnya) lahir pada tanggal 19 Juni 1958 di Boston, Amerika Serikat.
  • Seno Gumira Ajidarma dikelompokkan sebagai Sastrawan Angkatan 1980-1990-an.
© Sepenuhnya. All rights reserved.