Puisi: Dunia Kini Tidak Peka (Karya Subagio Sastrowardoyo)

Puisi "Dunia Kini Tidak Peka" karya Subagio Sastrowardoyo menghadirkan suara yang mengkritik ketidakpekaan dan sikap acuh manusia modern terhadap ...
Dunia Kini Tidak Peka

Tak ada gunanya bunuh diri
memang
dunia kini tidak peka

Sehari lamanya
orang menyayangkan nasibmu
dan melemparkan kesalahan:
kepada binimu
yang selalu bilang kau tak becus cari duit
kepada anakmu
yang malu bapanya hanya buruh kecil
kepada majikanmu
yang tidak menaikkan upah kerja

Tapi hanya sehari:
lantas binimu mulai menjelekkan kamu lagi
sebagai laki tak bertanggungjawab
lantas anakmu di buku rapor menghapuskan namamu
yang mencemarkan kehormatan keluarga
lantas majikanmu bernapas lega
tidak perlu membayar gaji kepada satu tenaga

Kuburmu di pinggir kampung
tinggal terlantar
sebab tak ada yang perduli
siapa kamu dulunya

Bunuh dirimu sia-sia
memang
dunia kini tidak peka.

Sumber: Simfoni Dua (1990)

Analisis Puisi:

Puisi "Dunia Kini Tidak Peka" karya Subagio Sastrowardoyo menghadirkan suara yang mengkritik ketidakpekaan dan sikap acuh manusia modern terhadap penderitaan sesama. Melalui narasi yang kuat dan bahasa yang tajam, penulis mengeksplorasi tema-tema seperti depresi, pengabaian sosial, dan konflik dalam lingkungan domestik.

Ketidakpekaan Sosial: Puisi ini menyoroti ketidakpekaan masyarakat terhadap kesulitan dan penderitaan individu. Penyair menunjukkan bahwa meskipun seseorang mungkin mendapat simpati sesaat setelah melakukan bunuh diri, kepedulian itu seringkali hanya bersifat sementara dan tidak berdampak nyata pada perubahan sikap dan perilaku sehari-hari.

Konflik dalam Keluarga: Puisi ini juga menggambarkan konflik dalam hubungan keluarga dan bagaimana tekanan ekonomi dan sosial dapat memperburuk situasi tersebut. Ketidakmampuan individu untuk memenuhi ekspektasi keluarga atau masyarakat sering kali menghasilkan sikap menyalahkan dan penolakan.

Pengabaian Terhadap Penderitaan: Penyair mengeksplorasi tema pengabaian terhadap penderitaan dalam masyarakat modern. Meskipun ada simpati awal terhadap individu yang mengalami kesulitan, seringkali hal itu tidak diikuti dengan tindakan nyata atau perubahan sistemik yang dapat mengatasi akar masalah tersebut.

Bunuh Diri sebagai Pilihan Terakhir: Puisi ini menggambarkan bunuh diri sebagai pilihan terakhir bagi individu yang merasa terpinggirkan dan tidak dihargai oleh masyarakat. Namun, pesan utama yang disampaikan adalah bahwa tindakan tersebut dianggap sia-sia dalam dunia yang tidak peka terhadap penderitaan manusia.

Secara keseluruhan, puisi "Dunia Kini Tidak Peka" adalah sebuah kritik tajam terhadap kondisi sosial dan kehidupan modern. Penyair menyoroti ketidakpedulian dan sikap acuh yang sering kali mendominasi masyarakat, serta menyampaikan pesan tentang pentingnya empati, pengertian, dan tindakan nyata untuk membantu mereka yang membutuhkan.

Puisi Subagio Sastrowardoyo
Puisi: Dunia Kini Tidak Peka
Karya: Subagio Sastrowardoyo

Biodata Subagio Sastrowardoyo:
  • Subagio Sastrowardoyo lahir pada tanggal 1 Februari 1924 di Madiun, Jawa Timur.
  • Subagio Sastrowardoyo meninggal dunia pada tanggal 18 Juli 1996 (pada umur 72 tahun) di Jakarta.
© Sepenuhnya. All rights reserved.