Puisi: Di Stasion (Karya Subagio Sastrowardoyo)

Puisi "Di Stasion" karya Subagio Sastrowardoyo menggambarkan perjumpaan yang singkat antara dua individu di sebuah stasiun kereta api.
Di Stasion

Aku masih melambai di tangga
waktu kereta api lambat meninggalkan
stasion. Tetapi ia di peron hanya
berdiri diam tak melemparkan senyum.

Dua makhluk asing menemukan kejemuan.

Perkenalan memang saling menggali
sampai relung paling rahasia, tapi
makin dalam makin terbenam hari dalam
kesepian.

Sikapnya dingin waktu berjabat tangan.
Ketika kereta mulai cepat berjalan
aku memanggil namanya berkali-kali
tetapi ia sekali pun tak mau berpaling.

Analisis Puisi:

Puisi "Di Stasion" karya Subagio Sastrowardoyo adalah sebuah karya sastra yang menggambarkan perjumpaan yang singkat antara dua individu di sebuah stasiun kereta api. Dalam puisi ini, Sastrowardoyo menggambarkan kejadian sehari-hari yang menyentuh aspek-aspek seperti kesepian, keberanian untuk berkomunikasi, dan ketidakpastian dalam hubungan manusia.

Perjumpaan di Stasiun Kereta: Puisi ini menggambarkan suasana di stasiun kereta api, tempat di mana banyak perjumpaan singkat antara individu-individu yang tidak dikenal dapat terjadi. Penyair puisi menggambarkan momen ketika kereta meninggalkan stasiun, namun individu yang berada di peron tidak menunjukkan reaksi yang ramah atau terbuka kepada penyair. Hal ini menciptakan atmosfer kesepian dan kebekuan.

Komunikasi yang Tidak Terjalin: Meskipun ada usaha untuk berkomunikasi, baik melalui tatapan maupun perkenalan, hubungan antara kedua individu tersebut tetap tidak terjalin. Meskipun upaya saling menggali sampai ke relung paling rahasia, komunikasi mereka semakin dalam semakin tenggelam dalam kesepian. Ini mencerminkan sulitnya untuk menciptakan hubungan yang berarti dalam dunia yang serba cepat dan sibuk.

Kesepian dan Ketidakpastian: Sikap dingin dan tidak responsif dari individu yang berada di peron menciptakan rasa kesepian dan ketidakpastian bagi penyair. Meskipun penyair mencoba memanggil namanya berkali-kali, individu tersebut tetap tidak mau berpaling. Hal ini menunjukkan bahwa dalam kehidupan modern, hubungan antarmanusia dapat menjadi rapuh dan sering kali tidak tahan lama.

Dengan puisi "Di Stasion," Subagio Sastrowardoyo berhasil menggambarkan dinamika hubungan manusia dalam situasi yang sederhana seperti di stasiun kereta api. Puisi ini menggambarkan kesepian, ketidakpastian, dan sulitnya untuk membangun hubungan yang berarti dalam dunia yang sibuk dan cepat berubah. Sastrowardoyo menggunakan bahasa yang sederhana namun kuat untuk menyampaikan pesan yang mendalam tentang kondisi manusia dalam hubungan antarmanusia.

Puisi Subagio Sastrowardoyo
Puisi: Di Stasion
Karya: Subagio Sastrowardoyo

Biodata Subagio Sastrowardoyo:
  • Subagio Sastrowardoyo lahir pada tanggal 1 Februari 1924 di Madiun, Jawa Timur.
  • Subagio Sastrowardoyo meninggal dunia pada tanggal 18 Juli 1996 (pada umur 72 tahun) di Jakarta.

Anda mungkin menyukai postingan ini

© 2025 Sepenuhnya. All rights reserved.