Puisi: Belajar dari Timor Timur (Karya Sobron Aidit)

Puisi "Belajar dari Timor Timur" karya Sobron Aidit adalah sebuah kritik tajam terhadap kebijakan politik dan kekejaman yang terjadi selama ...
Belajar dari Timor Timur

Kenapa tak dari dulu
kenapa tak dari dulu
setelah nyaris habis aus
kering-kerontang terperas ludas
kini campakkan jauh-jauh
agar bersih dari sejarah?
Padahal kenaikan pangkat puluhan jenderal
penuh berlumuran darah
penuh berlumuran rupiah.

Sejak tiga windu
puluhan ribu
kau ciptakan para janda
dan yatim-piatu
kau gelapkan gundukan kuburan
seolah tak ada apa-apa
yang dulu mereka pernah hidup di Jakarta
dan di tanah-tanah yang masih sentosa.

Kaukatakan pelurusan sejarah
padahal semata penggelapan
kelabu dan penghitaman.

Korban-korban dari banyak pihak
saksi bisu yang bisa bersaksi
yang dari dulu menuntut hak
tapi kini kau campakkan yang dulu kau rebut
walaupun tak bisa-bisa
walaupun dengan darah dan jiwa.

Kenapa tak dari dulu
kenapa tak dari dulu
Timor Timur dalam peta
kecil bagaikan biji semangka
atau sebutir beras basmati
dunia telah banyak belajar darinya
dan kau keok dihajarnya
oleh orang-orang hitam yang hatinya putih
yang gagahnya dan beraninya mendunia
justru kini mereka sedang membangun sejarah!

Paris, 4 Februari 1999

Analisis Puisi:

Puisi "Belajar dari Timor Timur" karya Sobron Aidit adalah sebuah kritik tajam terhadap kebijakan politik dan kekejaman yang terjadi selama integrasi Timor Timur ke dalam Indonesia. Puisi ini mencerminkan penyesalan atas keputusan yang diambil pemerintah pada masa lalu, serta kebingungan atas ketidakmampuan belajar dari kesalahan tersebut.

Kesalahan Masa Lalu

Puisi ini menyoroti kesalahan besar yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia dalam menangani masalah Timor Timur. Penyair mengungkapkan penyesalan atas keputusan untuk mengintegrasikan Timor Timur ke dalam wilayah Indonesia, yang menyebabkan penderitaan besar bagi penduduk setempat.

Penggelapan Sejarah

Dalam puisi ini, penyair mengecam upaya pemerintah untuk memanipulasi sejarah dan menghilangkan jejak-jejak kekejaman yang terjadi selama integrasi Timor Timur. Penggelapan sejarah ini dianggap sebagai upaya untuk menghapuskan tanggung jawab atas tindakan-tindakan yang telah dilakukan.

Penyimpangan Kebijakan

Puisi ini juga mencerminkan ketidakmampuan pemerintah untuk belajar dari kesalahan masa lalu. Meskipun banyak korban dan penderitaan yang ditimbulkan oleh kebijakan integrasi, pemerintah terus melanjutkan upaya untuk mereduksi atau bahkan menghilangkan jejak sejarah tersebut.

Kekejaman dan Pembelajaran

Penyair menekankan bahwa dunia telah banyak belajar dari pengalaman kekejaman yang terjadi di Timor Timur. Namun, Indonesia dianggap gagal belajar dan bahkan terlibat dalam pembelajaran sejarah yang benar. Ini menciptakan ironi di mana negara-negara lain sedang membangun sejarah sementara Indonesia terperangkap dalam kebingungan dan penyesalan atas masa lalu yang gelap.

Puisi "Belajar dari Timor Timur" adalah sebuah puisi yang menggambarkan penyesalan, pengecaman, dan kebingungan atas keputusan politik masa lalu terkait dengan integrasi Timor Timur ke dalam Indonesia. Puisi ini mengingatkan kita akan pentingnya belajar dari sejarah dan mencegah pengulangan kesalahan yang sama di masa depan.

"Puisi: Belajar Dari Timor Timur"
Puisi: Belajar Dari Timor Timur
Karya: Sobron Aidit

Anda mungkin menyukai postingan ini

© 2025 Sepenuhnya. All rights reserved.