Analisis Puisi:
Puisi "Belajar dari Timor Timur" karya Sobron Aidit adalah sebuah kritik tajam terhadap kebijakan politik dan kekejaman yang terjadi selama integrasi Timor Timur ke dalam Indonesia. Puisi ini mencerminkan penyesalan atas keputusan yang diambil pemerintah pada masa lalu, serta kebingungan atas ketidakmampuan belajar dari kesalahan tersebut.
Kesalahan Masa Lalu
Puisi ini menyoroti kesalahan besar yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia dalam menangani masalah Timor Timur. Penyair mengungkapkan penyesalan atas keputusan untuk mengintegrasikan Timor Timur ke dalam wilayah Indonesia, yang menyebabkan penderitaan besar bagi penduduk setempat.
Penggelapan Sejarah
Dalam puisi ini, penyair mengecam upaya pemerintah untuk memanipulasi sejarah dan menghilangkan jejak-jejak kekejaman yang terjadi selama integrasi Timor Timur. Penggelapan sejarah ini dianggap sebagai upaya untuk menghapuskan tanggung jawab atas tindakan-tindakan yang telah dilakukan.
Penyimpangan Kebijakan
Puisi ini juga mencerminkan ketidakmampuan pemerintah untuk belajar dari kesalahan masa lalu. Meskipun banyak korban dan penderitaan yang ditimbulkan oleh kebijakan integrasi, pemerintah terus melanjutkan upaya untuk mereduksi atau bahkan menghilangkan jejak sejarah tersebut.
Kekejaman dan Pembelajaran
Penyair menekankan bahwa dunia telah banyak belajar dari pengalaman kekejaman yang terjadi di Timor Timur. Namun, Indonesia dianggap gagal belajar dan bahkan terlibat dalam pembelajaran sejarah yang benar. Ini menciptakan ironi di mana negara-negara lain sedang membangun sejarah sementara Indonesia terperangkap dalam kebingungan dan penyesalan atas masa lalu yang gelap.
Puisi "Belajar dari Timor Timur" adalah sebuah puisi yang menggambarkan penyesalan, pengecaman, dan kebingungan atas keputusan politik masa lalu terkait dengan integrasi Timor Timur ke dalam Indonesia. Puisi ini mengingatkan kita akan pentingnya belajar dari sejarah dan mencegah pengulangan kesalahan yang sama di masa depan.
Karya: Sobron Aidit