Puisi: Angin Itu Menyusup di Ketiak (Karya Seno Gumira Ajidarma)

Puisi "Angin Itu Menyusup di Ketiak" karya Seno Gumira Ajidarma menciptakan gambaran yang mendalam tentang bagaimana perubahan kecil dapat memiliki ..
Angin Itu Menyusup di Ketiak

Angin itu menyusup di ketiak
ada rasa haru merembes dada
air di parit bergolak sedikit
tujuh lautan kering seketika
sekelompok awan menguap bersama
ada nasib ditempa di sana.

Analisis Puisi:

Puisi "Angin Itu Menyusup di Ketiak" karya Seno Gumira Ajidarma adalah karya yang menggunakan metafora dan imajinasi untuk menyampaikan pengalaman emosional dan refleksi mendalam. Dalam puisi ini, Seno mengeksplorasi tema-tema seperti perubahan, perasaan mendalam, dan takdir melalui deskripsi yang kuat dan simbolik.

Struktur dan Gaya Bahasa

Puisi ini terdiri dari satu bait yang menggunakan gaya bahasa metaforis dan deskriptif. Seno mengadopsi pendekatan yang membangun gambaran visual dan emosional yang kaya melalui penggunaan simbol dan perasaan.

Seno menggunakan metafora seperti "angin menyusup di ketiak" dan "tujuh lautan kering seketika" untuk menyampaikan perasaan dan perubahan yang mendalam. Gaya bahasa ini menciptakan pengalaman yang multisensori, melibatkan tidak hanya visual tetapi juga rasa dan emosi.

Tema dan Makna

  • Perubahan dan Ketidakstabilan: Tema utama dalam puisi ini adalah perubahan dan ketidakstabilan. Angin yang "menyusup di ketiak" memberikan gambaran tentang perubahan yang tiba-tiba dan mendalam. Ini bisa diartikan sebagai metafora untuk perasaan mendalam atau perubahan yang mengubah keadaan emosional atau fisik seseorang.
  • Perasaan dan Haru: Frasa "ada rasa haru merembes dada" menunjukkan adanya perasaan yang kuat dan emosional. Rasa haru ini mungkin terkait dengan pengalaman atau perubahan yang menggerakkan hati dan pikiran seseorang. Perasaan ini mengalir dari dalam, mengungkapkan kedalaman emosional yang dirasakan.
  • Simbolisme Alam: Seno menggunakan simbolisme alam untuk mengekspresikan perasaan dan perubahan. "Air di parit bergolak sedikit" dan "tujuh lautan kering seketika" menciptakan gambaran tentang bagaimana perubahan kecil dapat memiliki dampak besar. Ini menggambarkan bagaimana perubahan internal atau eksternal dapat memiliki efek yang signifikan dan menyeluruh.
  • Nasib dan Takdir: Pernyataan "ada nasib ditempa di sana" menunjukkan bahwa perubahan dan perasaan yang digambarkan dalam puisi ini juga terkait dengan takdir dan nasib. Ada rasa bahwa perubahan yang terjadi bukan hanya hasil dari kejadian sehari-hari tetapi juga merupakan bagian dari proses yang lebih besar dan lebih mendalam dalam kehidupan seseorang.

Konteks Sosial dan Psikologis

Puisi ini mencerminkan bagaimana individu berhubungan dengan perubahan dan perasaan mendalam dalam konteks kehidupan sehari-hari. Metafora alam yang digunakan Seno bisa dianggap sebagai cara untuk menggambarkan bagaimana perasaan dan takdir saling terhubung dalam cara yang halus dan kompleks.

Dalam konteks psikologis, puisi ini mengeksplorasi bagaimana perasaan internal dapat mempengaruhi pandangan seseorang terhadap dunia dan perubahan yang terjadi. Perasaan haru dan perubahan yang tiba-tiba dapat mencerminkan bagaimana individu merespons perubahan emosional dan bagaimana pengalaman tersebut mempengaruhi cara mereka melihat diri mereka sendiri dan dunia di sekitar mereka.

Puisi "Angin Itu Menyusup di Ketiak" karya Seno Gumira Ajidarma adalah karya yang kaya dengan makna dan simbolisme, menggambarkan perubahan, perasaan mendalam, dan takdir melalui metafora yang kuat dan deskripsi yang emosional. Dengan menggunakan elemen alam sebagai simbol, Seno menciptakan gambaran yang mendalam tentang bagaimana perubahan kecil dapat memiliki dampak besar dan bagaimana perasaan haru dapat meresap ke dalam pengalaman hidup seseorang. Puisi ini mengundang pembaca untuk merenungkan bagaimana perubahan dan perasaan internal dapat mempengaruhi pandangan mereka terhadap kehidupan dan takdir mereka.

Seno Gumira Ajidarma
Puisi: Angin Itu Menyusup di Ketiak
Karya: Seno Gumira Ajidarma

Biodata Seno Gumira Ajidarma:
  • Seno Gumira Ajidarma (menggunakan nama samaran Mira Sato pada awal karirnya) lahir pada tanggal 19 Juni 1958 di Boston, Amerika Serikat.
  • Seno Gumira Ajidarma dikelompokkan sebagai Sastrawan Angkatan 1980-1990-an.
© Sepenuhnya. All rights reserved.