Puisi: Ziarah di Makam Allama Mohammad Iqbal (Karya Sitor Situmorang)

Puisi "Ziarah di Makam Allama Mohammad Iqbal" karya Sitor Situmorang mengajak untuk berpikir tentang peran dan tanggung jawab intelektualitas dalam ..
Ziarah di Makam Allama Mohammad Iqbal

Bangkitlah, bangunlah dari lelapnya kaumku yang papa
…………………………………………………………….
Jiwaku haru-biru seperti angin di ladang musim bunga
Iqbal.

Hai, Sufi yang manunggal
di ketinggianmu kekal! Dengarlah
masa kini menuntut lagi kesaksian!

Di langit Pakistan biru cerah
kudengar gema bening puisi
dalam kaligrafi imanmu
tertatah di pualam putih tirus.

Sejak  tirakatmu di Masjid Biru Samarkand,
di cemerlangnya Alhambra, Granada-Spanyol,
kuikuti kembara jiwamu
sampai kini di bayang kubah Masjid Babshahi,
sisa kejayaan Mogal -
di sini di depan nisanmu,

di negeri merdeka
buah hatimu.

Penziarah muda dari desa
di sampingku berdoa. Khusuknya
mengajak aku
sujud di hadapan wajahmu.

Tergugah keyakinan semula:
Tuhanmu, Iqbal, Tuhanku pula,
paling akrab dengan mereka yang menderita,

Yang satu itu juga,
di dalam dan di atas sejarah,

Penggerak cinta insani, Amalmu,
bertahta dalam kerinduanmu,
sesah bertiup di gubuk-gubuk petani
sepanjang tebing Sungai Ravi Lahore hari ini,

bergumul siang dan mlam, mandi lumpur, menghirup debu,
ingin memberi arti pada harapanmu semula,
di bayang puing makam-istana Jahangir -
dan istana-istana orang-orang kuasa baru,

terus memikul beban kemiskinan, penghisapan,
manipulasi haknya tak putus-putus
tak ada akhir.

mengalir terus airmata derita
seperti arus sungai Ravi
menyanyikan tuntutan kesaksianmu
di langit Pakistan merdeka.

Lahore, Oktober 1991

Sumber: Sitor Situmorang, kumpulan Sajak 1980-2005 (2006)

Analisis Puisi:

Puisi "Ziarah di Makam Allama Mohammad Iqbal" karya Sitor Situmorang adalah sebuah penghormatan dan refleksi yang dalam terhadap Allama Mohammad Iqbal, seorang tokoh intelektual, penyair, dan pemikir besar dari Pakistan.

Penghormatan dan Ziarah Rohani

Puisi ini dimulai dengan panggilan untuk bangkit dari keterpurukan, mengekspresikan kebutuhan akan inspirasi dan kesaksian dalam masa kini. Allama Mohammad Iqbal dipanggil sebagai "Hai, Sufi yang manunggal" yang menunjukkan penghargaan atas dimensinya sebagai seorang mistik yang menyatukan spiritualitas dengan pemikiran kritis.

Perjalanan Spiritual

Puisi mengikuti jejak perjalanan spiritual Iqbal dari Masjid Biru Samarkand hingga kubah Masjid Babshahi di Pakistan. Ini menandakan perjalanan jiwanya yang luas dan pengaruhnya yang mencakup berbagai tempat dan zaman, dari kejayaan Mogal hingga masa kini di Pakistan merdeka.

Kaligrafi dan Keindahan Puisi

Penggambaran kaligrafi iman Iqbal yang "tertatah di pualam putih tirus" mengisyaratkan keindahan dan keagungan dalam karya-karya dan pemikirannya yang penuh dengan nilai-nilai keimanan dan kebenaran.

Tantangan Kemanusiaan

Puisi ini tidak hanya memuji, tetapi juga menghadirkan tantangan-tantangan sosial dan politik yang dihadapi oleh masyarakat Pakistan. Sentuhan realitas seperti kemiskinan, penghisapan, dan manipulasi hak asasi manusia menyala di antara penghormatan dan kesaksian terhadap Iqbal.

Kesimpulan Pemikiran

Dengan puisi "Ziarah di Makam Allama Mohammad Iqbal," Sitor Situmorang tidak hanya mengenang seorang pemikir besar, tetapi juga menggambarkan bagaimana pemikiran Iqbal yang mendalam dan visinya yang luas berhubungan dengan tantangan zaman modern. Puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan tentang nilai-nilai keadilan, kebenaran, dan perjuangan yang tetap relevan dalam konteks perubahan sosial dan politik global.

Puisi "Ziarah di Makam Allama Mohammad Iqbal" karya Sitor Situmorang adalah sebuah karya yang menggabungkan penghargaan yang dalam terhadap sejarah dan kearifan Iqbal dengan refleksi atas kondisi zaman modern. Dengan imaji yang kuat dan makna yang mendalam, puisi ini tidak hanya merayakan warisan Iqbal, tetapi juga mengajak untuk berpikir tentang peran dan tanggung jawab intelektualitas dalam menghadapi tantangan zaman.

Puisi Sitor Situmorang
Puisi: Ziarah di Makam Allama Mohammad Iqbal
Karya: Sitor Situmorang

Biodata Sitor Situmorang:
  • Sitor Situmorang lahir pada tanggal 2 Oktober 1923 di Harianboho, Tapanuli Utara, Sumatra Utara.
  • Sitor Situmorang meninggal dunia pada tanggal 21 Desember 2014 di Apeldoorn, Belanda.
  • Sitor Situmorang adalah salah satu Sastrawan Angkatan 45; yang juga menggeluti profesi sebagai wartawan.

Anda mungkin menyukai postingan ini

© 2025 Sepenuhnya. All rights reserved.