Puisi: Tari Sembah (Karya Sitor Situmorang)

Puisi "Tari Sembah" karya Sitor Situmorang membangkitkan perasaan kekaguman dan penghormatan terhadap tradisi dan kearifan lokal.
Tari Sembah
(Pagelaran Tari Pakarena di Balla Lampoa, Istana Raja Goa, Sulawesi Selatan)

Diiringi suara serunai dan
genderang tabuhan dua kendang besar
sosok perempuan penari tua muncul
dalam temaram panggung -

Tari pakarena akan mulai -
halus dan lamban - dalam irama
bahasa tari purba mencari hubungan
dengan dunia atas dewa-dewa.

Seperti perahu di atas gelora samudra
tubuh sang penari mengalun tenang, -
didukung tabuhan seperti di medan perang
gerak tubuhnya memancarkan roh upacara.

penghayatan ulang karya-karya gaib sejarah
para dewa dan para leluhur di dunia sana
Sesuai alur puisi naskah La Galigo.

Tubuh penari menjelma jadi perahu rohani,
melintasi bentangan angkasa demi angkasa,
jadi tumpangan kita sebagai pelaut-pelaut
samudra batin,

Berlayar mencapai pantai hikmah
berhadapan muka dengan muka
dengan wajah asal-muasal semesta alam
menyampaikan sembah tarian bumi.

Goa, April 2002

Sumber: Sitor Situmorang, kumpulan Sajak 1980-2005 (2006)

Analisis Puisi:

Puisi "Tari Sembah" karya Sitor Situmorang merupakan sebuah penggambaran tentang ritual budaya dalam bentuk tari tradisional yang mendalam dan sakral. Puisi ini memperlihatkan kekuatan dan makna spiritual dari sebuah upacara seni yang kuno.

Latar Belakang dan Konteks

Puisi ini menggambarkan pagelaran Tari Pakarena di Balla Lampoa, Istana Raja Goa, Sulawesi Selatan. Di sini, kita dibawa ke dalam suasana magis dan sakral dari sebuah upacara tari yang dilakukan dengan penuh penghormatan dan kesucian.

Struktur dan Gaya Bahasa

Puisi ini terdiri dari enam bait yang tidak teratur, dengan penggunaan bahasa yang indah dan metafora yang kuat. Situmorang menggunakan kata-kata yang membangkitkan imaji yang kuat, seperti "gelora samudra", "perahu rohani", dan "pelaut-pelaut samudra batin", untuk menggambarkan gerak tubuh penari yang mengalir dalam ritme upacara.

Tema dan Makna

Puisi "Tari Sembah" mengeksplorasi tema tentang spiritualitas, hubungan dengan leluhur, dan pencarian makna dalam ritual keagamaan. Tarian di sini tidak hanya sebagai sebuah seni pertunjukan, tetapi juga sebagai sebuah cara untuk menghubungkan diri dengan alam spiritual dan warisan budaya yang kaya.

Gerak tubuh sang penari dalam puisi ini dipandang sebagai perwujudan dari roh upacara, yang mengikuti alur puisi naskah La Galigo. Hal ini menunjukkan kekayaan dan kompleksitas budaya Sulawesi Selatan yang terus diwariskan dari generasi ke generasi.

Interpretasi dan Kesimpulan

Puisi "Tari Sembah" karya Sitor Situmorang membangkitkan perasaan kekaguman dan penghormatan terhadap tradisi dan kearifan lokal. Dengan menggambarkan keindahan dan kekuatan ritual tari, Situmorang tidak hanya merayakan keindahan seni tradisional, tetapi juga mengajak pembaca untuk merenungkan hubungan manusia dengan alam spiritual dan warisan budaya yang mendalam.

Dengan demikian, puisi ini bukan hanya sekadar deskripsi tentang tari tradisional, tetapi juga sebuah penghormatan terhadap keberlanjutan dan kekuatan spiritual dalam kehidupan masyarakat yang menjunjung tinggi nilai-nilai leluhur dan tradisi.

"Puisi Sitor Situmorang"
Puisi: Tari Sembah
Karya: Sitor Situmorang

Biodata Sitor Situmorang:
  • Sitor Situmorang lahir pada tanggal 2 Oktober 1923 di Harianboho, Tapanuli Utara, Sumatra Utara.
  • Sitor Situmorang meninggal dunia pada tanggal 21 Desember 2014 di Apeldoorn, Belanda.
  • Sitor Situmorang adalah salah satu Sastrawan Angkatan 45; yang juga menggeluti profesi sebagai wartawan.

Anda mungkin menyukai postingan ini

© 2025 Sepenuhnya. All rights reserved.