Puisi: Ompu Raja Bunbunan (Karya Sitor Situmorang)

Puisi "Ompu Raja Bunbunan" karya Sitor Situmorang menggambarkan kebesaran dan pentingnya warisan leluhur dalam kehidupan dan identitas suatu ...
Ompu Raja Bunbunan

Versi Map SS PDS HB Jassin

Sebatang beringin, tempat leluhur
di bayangnya bermusyawarah hal hidup
dan hal baka
sebuah mata air dari batu karang
sumber pelepas dahaga 7 keturunan
kali 7 keturunan, aku pun lahir
sebuah rumah asal disebut parsantian
perlambang jagat tiga tingkat
bumi atas bumi tengah bumi bawah
dari halamannya sejemput tanah keramat
kutiup nafas
bakal alas jasad bakaku tegak
di atas segala bumi leluhur
Ompu Raja Bunbunan
pengawal adat lembaga di Tanah Urat.

Versi dokumentasi J.J. Rizal

Sebatang beringin, tempat leluhur
di bayangnya bermusyawarah hal hidup
dan hal baka

Sebuah sumberair dari batu karang
sumber pelepas dahaga 7 keturunan
kali 7 keturunan, aku pun lahir

Sebuah rumah asal disebut Ruma Parsantian
perlambang jagat 3 tingkat:

Bumi Atas
Bumi Tengah
Bumi Bawah

dari halamannya Leluhur mengambil
sejemput tanah keramat bakal alas
jasad baka keturunan di mana pun berkubur kelak,

berpadu dengan Bumi Leluhur
Ompu Tuan Situmorang,
pendiri Adat Lembaga,
di Tanah Urat
Ulos Na So Ra Buruk
pemberian Yang Mahakuasa

kepada 7 cabang keturunannya.

1994

Sumber: Sitor Situmorang, kumpulan Sajak 1980-2005 (2006)

Analisis Puisi:

Puisi "Ompu Raja Bunbunan" karya Sitor Situmorang adalah sebuah karya yang menggambarkan kebesaran dan pentingnya warisan leluhur dalam kehidupan dan identitas suatu keluarga atau masyarakat adat.

Simbolisme Beringin dan Leluhur

Puisi dimulai dengan gambaran tentang sebatang beringin yang merupakan tempat berkumpulnya leluhur untuk bermusyawarah tentang kehidupan dan keabadian. Beringin dalam budaya Indonesia sering kali dianggap sebagai simbol kekuatan dan keberlangsungan hidup, yang menghubungkan generasi-generasi dalam suatu keluarga atau komunitas.

Sumberair dan Makna Pelepas Dahaga

Sumberair dari batu karang yang disebut sebagai sumber pelepas dahaga bagi tujuh keturunan dan kali tujuh keturunan, mencerminkan pentingnya air sebagai simbol kehidupan dan kesuburan. Air juga dapat diinterpretasikan sebagai simbol spiritual yang memberi kehidupan dan keberkahan bagi keturunan-keturunan yang datang.

Rumah Adat "Ruma Parsantian"

Ruma Parsantian merupakan rumah asal yang menjadi perlambang jagat tiga tingkat: Bumi Atas, Bumi Tengah, dan Bumi Bawah. Hal ini mencerminkan konsep kosmos dalam tradisi adat Batak, di mana setiap tingkatan mempunyai makna dan peran tersendiri dalam kehidupan dan keberadaan manusia.

Tanah Keramat dan Ritual Keturunan

Leluhur mengambil sejemput tanah keramat sebagai alas jasad baka keturunan yang akan dikubur kelak. Ini menyoroti praktik ritual dan penghormatan terhadap leluhur serta hubungan yang kuat antara manusia dengan tanah leluhur yang dianggap sakral dan memiliki makna spiritual yang dalam.

Keberlanjutan Adat dan Identitas

Puisi ini juga menampilkan Ompu Tuan Situmorang, pendiri Adat Lembaga di Tanah Urat, sebagai figur sentral yang mewariskan nilai-nilai budaya dan tradisi kepada keturunannya. Hal ini mencerminkan pentingnya menjaga keberlanjutan adat dan identitas budaya sebagai bagian dari warisan yang diterima dari leluhur.

Melalui puisi "Ompu Raja Bunbunan," Sitor Situmorang berhasil menciptakan sebuah karya yang menggambarkan kekayaan dan kedalaman makna dalam warisan leluhur, serta hubungannya dengan identitas dan kehidupan suatu komunitas adat. Puisi ini tidak hanya menggambarkan keberlanjutan tradisi dan penghargaan terhadap leluhur, tetapi juga mengajak pembaca untuk merenungkan pentingnya mempertahankan akar budaya sebagai pondasi dari kehidupan dan keberadaan manusia di bumi ini.

"Puisi Sitor Situmorang"
Puisi: Ompu Raja Bunbunan
Karya: Sitor Situmorang

Biodata Sitor Situmorang:
  • Sitor Situmorang lahir pada tanggal 2 Oktober 1923 di Harianboho, Tapanuli Utara, Sumatra Utara.
  • Sitor Situmorang meninggal dunia pada tanggal 21 Desember 2014 di Apeldoorn, Belanda.
  • Sitor Situmorang adalah salah satu Sastrawan Angkatan 45; yang juga menggeluti profesi sebagai wartawan.

Anda mungkin menyukai postingan ini

© 2025 Sepenuhnya. All rights reserved.