Puisi: Nama dan Pertanda (Karya Sitor Situmorang)

Puisi "Nama dan Pertanda" karya Sitor Situmorang menghadirkan narasi yang menggambarkan perjalanan hidup, pengalaman pribadi, dan makna spiritual ...
Nama dan Pertanda

Dari anakku kuambil nama,
Dari istriku kuambil cinta,
Bagiku jadi pertanda,
Bagiku jadi manna.

Manna yang memberi hidup,
Pertanda yang menyuluh jalan,
Sepanjang malam pengembaraan,
Hidup tak menemukan tujuan.

Di padang pasir kutemukan lagi,
- Pulang dari pembuangan -
Menuju lembah - telah dijanji,
Seperti Israel menuju Kanaan.

Ke sana aku pulang segera,
Menemui sanak saudara sejati,
Lepas dari perbudakan manusia,
Menuju kebebasan kasih murni.

Telah nampak bukit dan hutan,
Negeri kerinduan di tepi langit,
Melambai dari seberang dengan tangan,
Fajar di atas air menggamit.

Pertanda telah menuntun jalanku,
Manna di gurun menuntun hidupku,
Anakku telah memberi aku manna,
Ibunya telah memberi aku cinta.

Sumber: Angin Danau (1982)

Analisis Puisi:

Puisi "Nama dan Pertanda" karya Sitor Situmorang menghadirkan narasi yang menggambarkan perjalanan hidup, pengalaman pribadi, dan makna spiritual yang mendalam. Dengan penggunaan bahasa yang sederhana namun puitis, Situmorang menyampaikan pesan tentang arti nama, cinta, dan petunjuk dalam hidup.

Struktur dan Gaya Bahasa

Puisi ini terdiri dari enam bait yang masing-masing memiliki makna mendalam. Setiap bait dimulai dengan ungkapan yang kuat secara emosional, seperti "Dari anakku kuambil nama, / Dari istriku kuambil cinta", yang menggarisbawahi pentingnya hubungan keluarga dalam menciptakan identitas dan makna dalam hidup.

Gaya bahasa yang digunakan cenderung simbolis dan metaforis. "Manna yang memberi hidup, / Pertanda yang menyuluh jalan" menggambarkan makna dari nama dan cinta sebagai petunjuk dalam hidup, seolah-olah mereka adalah sumber kehidupan dan arah yang mengarahkan langkah-langkah seseorang.

Tema dan Makna

Puisi ini mengeksplorasi tema tentang arti nama dan cinta sebagai penuntun hidup. Situmorang mencerminkan pengalaman spiritual dan pencarian akan tujuan hidup melalui perbandingan dengan kisah Israel dalam Alkitab, yang mencari tanah Kanaan sebagai simbol kebebasan dan kehidupan yang lebih baik.

"Pulang dari pembuangan" dan "Menuju lembah - telah dijanji" menggambarkan perjalanan spiritual dan pencarian akan makna hidup yang penuh harapan dan penantian akan pembebasan dari belenggu dan pencarian cinta sejati.

Puisi "Nama dan Pertanda" mengajak pembaca untuk merenungkan tentang arti nama, cinta, dan petunjuk dalam hidup. Sitor Situmorang dengan indahnya menggambarkan perjalanan pribadi dan spiritual, serta keinginan akan kebebasan dari perbudakan manusia dan pencarian akan cinta murni.

Dengan demikian, puisi ini bukan hanya sebuah karya sastra, tetapi juga sebuah pernyataan tentang pentingnya hubungan keluarga, makna spiritual, dan pencarian akan makna hidup yang mendalam. Situmorang dengan puitisnya berhasil menciptakan sebuah karya yang membangkitkan emosi dan refleksi tentang esensi dari nama, cinta, dan arti hidup itu sendiri.

"Puisi Sitor Situmorang"
Puisi: Nama dan Pertanda
Karya: Sitor Situmorang

Biodata Sitor Situmorang:
  • Sitor Situmorang lahir pada tanggal 2 Oktober 1923 di Harianboho, Tapanuli Utara, Sumatra Utara.
  • Sitor Situmorang meninggal dunia pada tanggal 21 Desember 2014 di Apeldoorn, Belanda.
  • Sitor Situmorang adalah salah satu Sastrawan Angkatan 45; yang juga menggeluti profesi sebagai wartawan.
© Sepenuhnya. All rights reserved.