Puisi: Kamar (Karya Sitor Situmorang)

Puisi "Kamar" karya Sitor Situmorang menghadirkan gambaran kompleks tentang perenungan akan kehidupan, sejarah, dan identitas manusia.
Kamar

Kalau kau Yahudi diburu
aku kotamu yang menunggu
Daerah ramah yang satu
Paris, Seine, rindu pemburu.

Mari kita endapkan hidup
Di lukisan di dinding redup
Karena Bakh dan putih senja
Karena Yerusalem dan karena Isa

Laskar pergi memburu anak manusia
Berperang di tengah gurun
Lama sebelum Hitler membaun
Bahwa manusia hanya cinta
Kini musim dan rambut ubanan
Menyejuk wajah kenangan
Kata sepi yang tak berkata-kata
Adakah ia penipu ataukah Anak Tuhan?

Analisis Puisi:

Puisi "Kamar" karya Sitor Situmorang adalah sebuah karya yang menghadirkan gambaran kompleks tentang perenungan akan kehidupan, sejarah, dan identitas manusia.

Tema Sejarah dan Identitas

Puisi ini membuka dengan gambaran tentang kehidupan Yahudi yang diburu, menghadirkan kontras antara ketakutan dan keamanan. Kotamu yang menunggu mencerminkan daerah yang aman dan ramah, seperti Paris di sepanjang Seine, namun rindu pemburu menunjukkan kegelisahan dan ketegangan dalam situasi yang tidak pasti.

Lukisan dan Kehidupan

Puisi mengajak pembaca untuk "endapkan hidup" di lukisan di dinding redup. Lukisan di sini dapat diinterpretasikan sebagai metafora kehidupan yang direnungkan dalam keheningan dan ketenangan, sambil merenungkan keindahan dan kerumitan kehidupan manusia.

Simbolisme Agama dan Sejarah

Referensi kepada Yerusalem dan Isa menghadirkan lapisan religius dalam puisi ini. Puisi mengaitkan perang dan kehidupan manusia dalam konteks sejarah yang panjang, merujuk pada perjuangan dan keberanian manusia dalam menghadapi tantangan sejarah, termasuk perang dan penindasan.

Pergulatan dan Pertanyaan Eksistensial

Puisi mengeksplorasi pertanyaan-pertanyaan eksistensial tentang identitas dan moralitas manusia. Apakah manusia hanya cinta, ataukah ada sisi gelap yang merusak? Pertanyaan ini menyoroti perang internal dalam diri manusia antara kebaikan dan kejahatan, antara kejujuran dan penipuan.

Suasana dan Gaya

Gaya Sitor Situmorang dalam puisi ini menggabungkan kejernihan dengan kekompleksan makna. Pilihan kata yang cermat dan imaji yang kuat membantu menciptakan suasana reflektif yang mendalam, sambil mengundang pembaca untuk merenungkan dan menafsirkan berbagai lapisan makna dalam setiap baitnya.

Melalui puisi "Kamar," Sitor Situmorang berhasil menciptakan sebuah karya yang menggabungkan sejarah, agama, dan pribadi menjadi sebuah refleksi tentang kehidupan manusia. Puisi ini mengundang pembaca untuk memasuki ruang pikiran yang dalam, mempertanyakan dan merenungkan tentang eksistensi, moralitas, dan identitas dalam konteks yang kompleks dari sejarah dan kehidupan manusia.

"Puisi Sitor Situmorang"
Puisi: Kamar
Karya: Sitor Situmorang

Biodata Sitor Situmorang:
  • Sitor Situmorang lahir pada tanggal 2 Oktober 1923 di Harianboho, Tapanuli Utara, Sumatra Utara.
  • Sitor Situmorang meninggal dunia pada tanggal 21 Desember 2014 di Apeldoorn, Belanda.
  • Sitor Situmorang adalah salah satu Sastrawan Angkatan 45; yang juga menggeluti profesi sebagai wartawan.
© Sepenuhnya. All rights reserved.