Puisi: Jakarta 17 Agustus 45 Dinihari (Karya Sitor Situmorang)

Puisi "Jakarta 17 Agustus 45 Dinihari" karya Sitor Situmorang adalah sebuah puisi yang menggambarkan momen bersejarah saat proklamasi kemerdekaan ....
Jakarta 17 Agustus 45 Dinihari

Sederhana dan murni
Impian remaja
Hikmah kehidupan
berNusa
berBangsa
berBahasa
Kewajaran napas
dan degub jantung
Keserasian beralam
dan bertujuan
Lama didambakan
menjadi kenyataan
wajar, bebas
seperti embun
seperti sinar matahari
menerangi bumi
di hari pagi
Kemanusiaan
Indonesia Merdeka
17 Agustus 1945

Analisis Puisi:

Puisi "Jakarta 17 Agustus 45 Dinihari" karya Sitor Situmorang adalah sebuah puisi yang menggambarkan momen bersejarah saat proklamasi kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945. Dengan gaya bahasa yang sederhana dan murni, puisi ini mencerminkan semangat dan makna kehidupan, kemerdekaan, dan kemanusiaan yang telah diraih bangsa Indonesia.

Sederhana dan Murni: Gaya bahasa yang digunakan oleh penyair dalam puisi ini adalah sederhana dan murni, menggambarkan kemurnian semangat dan cita-cita kemerdekaan. Dalam kesederhanaan ini, puisi menggambarkan kesucian impian remaja dan hikmah kehidupan yang mencerminkan semangat nasionalisme.

Kebebasan dan Kewajaran: Puisi ini menyoroti arti penting dari kebebasan yang telah diraih oleh bangsa Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945. Kebebasan tersebut digambarkan sebagai sesuatu yang wajar dan bebas seperti embun dan sinar matahari yang menerangi bumi di pagi hari. Hal ini mencerminkan harapan dan impian akan masa depan yang cerah setelah mencapai kemerdekaan.

Kemanusiaan dan Keserasian: Pentingnya kemanusiaan dan keserasian dalam hidup dan bertujuan juga tercermin dalam puisi ini. Pembebasan Indonesia dan proklamasi kemerdekaan menjadi sebuah momen bersejarah yang menggarisbawahi pentingnya keselarasan dan keharmonisan dalam bertujuan sebagai bangsa.

Patriotisme dan Identitas Nasional: Penyair mengungkapkan kesadaran akan identitas nasional dengan menyebutkan "berNusa, berBangsa, berBahasa." Hal ini menyoroti pentingnya memiliki rasa patriotisme dan kesatuan dalam identitas bangsa Indonesia yang kaya akan keberagaman budaya, bahasa, dan wilayah.

Puisi "Jakarta 17 Agustus 45 Dinihari" karya Sitor Situmorang merupakan sebuah penggambaran sederhana namun mendalam tentang momen bersejarah kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945. Puisi ini mengandung pesan tentang semangat dan arti kemerdekaan, kebebasan, kemanusiaan, dan identitas nasional yang menjadi inti dari kehidupan bangsa Indonesia. Melalui ungkapan yang sederhana dan murni, puisi ini menggugah perasaan bangsa dan mengingatkan kita akan makna penting dari perjuangan dan kemerdekaan Indonesia.

Puisi: Jakarta 17 Agustus 45 Dinihari
Puisi: Jakarta 17 Agustus 45 Dinihari
Karya: Sitor Situmorang

Biodata Sitor Situmorang:
  • Sitor Situmorang lahir pada tanggal 2 Oktober 1923 di Harianboho, Tapanuli Utara, Sumatra Utara.
  • Sitor Situmorang meninggal dunia pada tanggal 21 Desember 2014 di Apeldoorn, Belanda.
  • Sitor Situmorang adalah salah satu Sastrawan Angkatan 45; yang juga menggeluti profesi sebagai wartawan.
© Sepenuhnya. All rights reserved.