Puisi: Chartres Revisited (Karya Sitor Situmorang)

Puisi "Chartres Revisited" karya Sitor Situmorang adalah sebuah refleksi mendalam tentang kunjungan kembali penulis ke Katedral Chartres, Prancis, ...
Chartres Revisited

Adakah cahaya mistik kaca berwarna jendelanya
akan bersinar tercurah kembali dalam mata-batin
seperti dulu 45 tahun lalu?

Ketika bersama kekasihku berdua ziarah ke mari?
Ia telah lama tiada, mati, akupun sudah uzur
menderita katarak mata rongrongan usia tua.

Kumasuki ruang katedral remang-remang
(sehari sesudah Perayaan Kebangkitan Kristus)
terlebih buram akibat mata rabun.

Bahana musik organ menyambut
berbaur bau kemenyan dibakar
dan cahaya ratusan lilin.

Perayaan komuni sedang dipersiapkan
Kuresapkan kekhidmatan peziarah
di antara turis mancanegara

Suara organ lenyap mendadak
Aku pun menengadah, mengangkat pandang,
tertadah ke bubungan atap katedral
berharap memandang keajaiban cahaya
warna-warni gambar kisah injil,
tercurah, bakal melimpah-ruah dalam mata.

Yang nampak keburaman semata,
sejuta pecahan cahaya silau di selaput mata!
‘Kulupa menderita katarak usia tua!

Kepalaku kutundukkan menatap
membiasakan pandang pada cahaya lilin.
Kubeli satu. Kunyalakan

atas nama kekasihku yang sudah mati
dan keyakinannya sebagai pemeluk teguh,
atas nama kepasrahan usia tua

sejenak bahagia mengenang
cahaya melimpah-ruah, pernah tercurah
pada selaput mataku

kini tersimpan
dalam mata-batin terdalam
bersama sinar wajah pemeluk teguh,

kekasih yang sudah lama mati.

Sumber: Sitor Situmorang, kumpulan Sajak 1980-2005 (2006)

Analisis Puisi:

Puisi "Chartres Revisited" karya Sitor Situmorang adalah sebuah refleksi mendalam tentang kunjungan kembali penulis ke Katedral Chartres, Prancis, yang penuh dengan nuansa spiritual dan personal.

Latar Belakang dan Konteks

Puisi ini mencerminkan kunjungan Sitor Situmorang ke Katedral Chartres, yang memiliki kaca patri berwarna yang terkenal akan keindahannya dan nilai spiritualnya. Katedral ini sering dianggap sebagai salah satu contoh terbaik arsitektur Gotik di dunia dan menjadi tempat ziarah spiritual bagi banyak orang.

Struktur dan Gaya Bahasa

Puisi ini menggunakan gaya bahasa yang kaya dengan imaji dan metafora yang kuat. Sitor Situmorang menggambarkan pengalamannya dengan detail yang memikat, seperti buramnya penglihatannya karena katarak dan suasana dalam katedral yang penuh dengan musik organ, bau kemenyan, dan cahaya lilin.

Motif Utama: Cahaya dan Spiritualitas

Motif utama dalam puisi ini adalah cahaya, baik dalam bentuk cahaya alami yang masuk melalui jendela-jendela kaca patri maupun cahaya lilin sebagai simbol keberadaan spiritual. Cahaya ini mencerminkan pencarian spiritualitas dan kehadiran yang lebih besar dalam kehidupan penulis, terutama dalam konteks perenungan atas penuaan dan kehilangan kekasihnya.

Perenungan atas Penuaan dan Kehidupan

Puisi ini juga menggambarkan perenungan penulis atas proses penuaan dan kehilangan orang yang dicintainya. Pengalaman di dalam katedral memunculkan kenangan akan kekasih yang sudah meninggal dan penderitaannya sendiri karena katarak. Namun, meskipun fisiknya tidak lagi sempurna, penulis masih mampu menemukan kebahagiaan dalam pengalaman spiritual yang dalam dan mendalam.

Puisi "Chartres Revisited" karya Sitor Situmorang adalah sebuah karya yang memadukan pengalaman pribadi dengan refleksi spiritual yang mendalam. Melalui gambaran tentang kunjungan ke katedral yang sakral, penulis mengajak pembaca untuk merenungkan tentang arti cahaya, kehidupan, penuaan, dan keberadaan spiritualitas dalam perjalanan manusia. Puisi ini menunjukkan keahlian Situmorang dalam mengekspresikan kompleksitas emosi dan pemikiran melalui bahasa yang indah dan mendalam.

"Puisi Sitor Situmorang"
Puisi: Chartres Revisited
Karya: Sitor Situmorang

Biodata Sitor Situmorang:
  • Sitor Situmorang lahir pada tanggal 2 Oktober 1923 di Harianboho, Tapanuli Utara, Sumatra Utara.
  • Sitor Situmorang meninggal dunia pada tanggal 21 Desember 2014 di Apeldoorn, Belanda.
  • Sitor Situmorang adalah salah satu Sastrawan Angkatan 45; yang juga menggeluti profesi sebagai wartawan.
© Sepenuhnya. All rights reserved.