Puisi: Batu Nisan (Karya Sitor Situmorang)

Puisi "Batu Nisan" karya Sitor Situmorang menghadirkan gambaran tentang kematian dan kehidupan yang berdampingan dalam suatu narasi yang kuat ....
Batu Nisan

Di sini tempat berkubur segala keinginan
hati yang menyala cinta terlena kedinginan
bila aku juga tiba di sini
Nafsu terbujur mati
jauhkan warna mayat kamboja
mawar merah biar cerita
Pada manusia lalu
Tentang suatu cinta

Mawar kupetik di pagi hari
Sekali kucium kubelai
Jadi kenangan di sunyi mati

Analisis Puisi:

Puisi "Batu Nisan" karya Sitor Situmorang menghadirkan gambaran tentang kematian dan kehidupan yang berdampingan dalam suatu narasi yang kuat secara visual dan emosional. Dengan menggambarkan tempat berkubur sebagai metafora bagi segala keinginan yang telah padam, serta hati yang dulunya penuh cinta namun kini dingin, Situmorang membangun sebuah refleksi mendalam tentang eksistensi manusia.

Tema dan Motif

Tema utama dalam puisi ini adalah kematian dan kehidupan, serta bagaimana keduanya saling berhubungan. Puisi "Batu Nisan" sebagai judul menyoroti tempat terakhir bagi segala keinginan dan nafsu, yang pada akhirnya mati bersama dengan manusia itu sendiri. Motif seperti mawar merah dan kamboja menambah latar belakang kehidupan dan keindahan yang kontras dengan kematian.

Struktur dan Gaya Bahasa

Puisi ini ditulis dalam gaya yang padat dan mendalam. Setiap bait terasa sarat dengan makna, dan penggunaan bahasa yang metaforis memperkuat suasana kesunyian dan kesedihan. Penggunaan kata-kata seperti "nafsu terbujur mati" menggambarkan akhir dari segala hal yang hidup dan penuh semangat. Pemilihan kata-kata yang sederhana namun bermakna dalam puisi ini menyoroti kejelasan dalam penyampaian pesan.

Makna Simbolis

Simbolisme dalam puisi ini sangat kuat. Batu nisan sebagai simbol tempat peristirahatan terakhir tidak hanya mencerminkan fisikitas kematian, tetapi juga mencerminkan akhir dari segala hal yang manusiawi. Mawar merah dan kamboja sebagai simbol keindahan hidup menunjukkan perbedaan antara hidup dan mati, serta bagaimana keindahan yang ada dalam kehidupan bisa menjadi kenangan yang terus tersisa.

Interpretasi dan Kesan Puisi

Puisi "Batu Nisan" mengundang pembaca untuk merenungkan tentang arti kehidupan dan kematian secara mendalam. Pemikiran tentang nafsu dan keinginan yang pada akhirnya lenyap di dunia ini, serta kenangan yang tersisa setelah kematian, menggugah rasa kemanusiaan dan refleksi spiritual yang mendalam. Gaya penulisan yang khas dari Sitor Situmorang mampu menghadirkan suasana yang tegang dan penuh makna dalam setiap baitnya.

Dengan demikian, puisi "Batu Nisan" bukan sekadar penggambaran tentang kematian, tetapi juga sebuah jendela ke dalam kehidupan dan keberadaan manusia dalam konteks yang luas.

"Puisi Sitor Situmorang"
Puisi: Batu Nisan
Karya: Sitor Situmorang

Biodata Sitor Situmorang:
  • Sitor Situmorang lahir pada tanggal 2 Oktober 1923 di Harianboho, Tapanuli Utara, Sumatra Utara.
  • Sitor Situmorang meninggal dunia pada tanggal 21 Desember 2014 di Apeldoorn, Belanda.
  • Sitor Situmorang adalah salah satu Sastrawan Angkatan 45; yang juga menggeluti profesi sebagai wartawan.
© Sepenuhnya. All rights reserved.