Puisi: Balada Kartu Pos untuk Rendra (Karya Sitor Situmorang)

Puisi "Balada Kartu Pos untuk Rendra" karya Sitor Situmorang menggambarkan perjalanan spiritual dan kebudayaan melalui gambaran pemandangan Spanyol ..
Balada Kartu Pos untuk Rendra
Dan Lorca dari Ladang Andalusia

Di jalan dusun antara Sevilla dan Kordoba
aku ragu tujuan. Seekor keledai dan penunggangnya
lewat, pasti tujuan.

Apa lagi hendak dikatakan
lagi-lagi yang diimpikan, saudaraku,
siang begini matahari terlalu terik
antara Sevilla dan Kordoba.
Namun ia bersiul:
Hal matahari terpelanting
jatuh di ubun-ubun dan bukit.

Ia menyanyi tanpa suara,
hal jeruk Malaga, pohon zaitun
dan Granada dikatakannya
bertirai salju -
mengajak aku ke sana -

Keledai itu dan tuannya lewat
menembus ladang kembang
masuk di sela-sela gunung batu
- mengajak aku ke sana -
lalu musimnya, ya, musimku pun bangkit
meruah tersembur
di padang cahaya -
aku diajaknya ke sana -

Negeri kembali dihias istana
air mancur Alhambra
kubah masjid Kordoba,
ya, Kordoba -
namun ke Granada juga
aku diajaknya -

Langit bening
tak ada rahasia masa depan
tak terpikir simpanan Spanyol masa lalu
jembatan Rumawi, benteng Arab
menjemur rahasia kehadiranku
dan rahasia tujuan
keledai bersama tuannya -
namun ke sana aku diajaknya -

Aku Zigana - di tempatku berbaring
di bayang pohon gabus
berkencang dengan birahi
- namun aku diajaknya -
ketika lonceng bergema
di bukit-bukit batu Lorca
dari arah Granada datangnya
dari arah Granada -
tanpa jelas beritanya:
Siapa yang dikatakan mati?
Namun ke sana, ke sana juga
aku diajaknya -
di jalan antara Sevilla dan Kordoba
ketika aku ragu
mencari tahu ke mana pergi
keledai dan tuannya...
dan arti kehidupan Zigana
yang tersimpan dalam lagu-lagu
penyair kesayangan

Saudaraku,
pasti, pastilah Ia tadi lewat!
Kuingat wajah kekal-Nya
kukenal pandang keledai-Nya

Ke mana pun Ia pergi
ke Granada aku diajak-Nya!

Sumber: Sitor Situmorang, kumpulan Sajak 1980-2005 (2006)

Analisis Puisi:

Puisi "Balada Kartu Pos untuk Rendra" karya Sitor Situmorang adalah sebuah persembahan puitis yang memikat, menggambarkan perjalanan spiritual dan kebudayaan melalui gambaran pemandangan Spanyol yang indah dan simbolisme yang kaya.

Struktur dan Gaya Bahasa

Puisi ini terstruktur dalam bentuk narasi yang berlirik, menggambarkan pengalaman penulis dalam sebuah perjalanan di antara Sevilla dan Kordoba, Spanyol. Situmorang menggunakan bahasa yang deskriptif dan imajinatif, memadukan elemen alam dan budaya untuk menciptakan atmosfer yang memikat.

Tema dan Makna

Puisi ini menyoroti tema tentang perjalanan fisik dan spiritual, serta pencarian makna dalam kehidupan dan seni. Melalui penggambaran keledai dan tuannya yang mengajak penulis berkelana, puisi ini mencerminkan proses penemuan diri dan hubungan yang dalam dengan alam dan budaya.

Simbolisme seperti keledai yang diikuti sebagai panduan melalui ladang-ladang dan gunung-gunung Spanyol mencerminkan hubungan yang intim antara manusia dengan alam serta budaya yang dilalui dalam perjalanan hidup.

Interpretasi dan Kesimpulan

Puisi "Balada Kartu Pos untuk Rendra" tidak hanya sebuah narasi tentang perjalanan geografis, tetapi juga sebuah refleksi tentang perjalanan batin dan pencarian makna kehidupan. Situmorang dengan kepekaannya dalam menangkap keindahan alam dan kekayaan budaya, berhasil menciptakan sebuah karya yang menggugah rasa ingin tahu akan dunia serta nilai-nilai yang terkandung dalam pengalaman perjalanan.

Dengan demikian, puisi ini bukan hanya sebagai ungkapan tentang keindahan pemandangan Spanyol, tetapi juga sebagai cerminan dari perjalanan spiritual dan pencarian akan esensi kehidupan. Situmorang melalui karyanya mengajak pembaca untuk merenungkan tentang hubungan antara alam, budaya, dan diri sendiri, serta makna perjalanan yang tidak hanya fisik tetapi juga spiritual dalam kehidupan manusia.

"Puisi Sitor Situmorang"
Puisi: Balada Kartu Pos untuk Rendra
Karya: Sitor Situmorang

Biodata Sitor Situmorang:
  • Sitor Situmorang lahir pada tanggal 2 Oktober 1923 di Harianboho, Tapanuli Utara, Sumatra Utara.
  • Sitor Situmorang meninggal dunia pada tanggal 21 Desember 2014 di Apeldoorn, Belanda.
  • Sitor Situmorang adalah salah satu Sastrawan Angkatan 45; yang juga menggeluti profesi sebagai wartawan.

Anda mungkin menyukai postingan ini

© 2025 Sepenuhnya. All rights reserved.