Puisi: Api Hitam (Karya Sitor Situmorang)

Puisi "Api Hitam" karya Sitor Situmorang menggambarkan kehidupan malam yang penuh kontradiksi, kegelapan, dan ketidakpastian.
Api Hitam

(Kepada Lies
So we`ll go no more a-roving
so late into the nigh
Lord Byron)

Matanya, matanya terus bertanya
Kemana? Bagaimana nanti? Kemana?
Dia membunuh untuk mempunyai
Apa yang tak bisa direbut
Matanya, matanya terus bertanya

1 a.m
Perempuan-perempuan kisut masih bercakap-cakap
Tentang pedih di pinggang, darah yang mengental
Langit bisu
Bayi-bayi menangis juga

Whisky dan asap nafsu menggelak
Senja bersinar di tengah malam. Belum pagi
Belum pagi dan bibir menyerah.
Mereka masih menunggu, menungggu yang tak ada
seperti serdadu jaga

Anjing keluar malam
Dia juga punya bagian

Analisis Puisi:

Puisi "Api Hitam" menghadirkan gambaran yang intens dan membingungkan tentang eksistensi manusia dalam konteks kehidupan malam yang penuh misteri dan kegelapan. Dengan epigrafi dari puisi Lord Byron, "So we'll go no more a-roving," Situmorang menggiring pembaca ke dalam suasana introspektif yang terpenuhi dengan pertanyaan eksistensial dan keguncangan emosional.

Tema dan Motif

  • Pertanyaan Eksistensial: Puisi ini mencerminkan kegelisahan dan ketidakpastian yang mendalam dalam pikiran pembicara (mungkin pengarang atau penyair), yang terus-menerus bertanya tentang nasib dan tujuan hidupnya. "Matanya, matanya terus bertanya / Kemana? Bagaimana nanti? Kemana?" menggambarkan ketidakpastian yang melilit.
  • Kehidupan Malam yang Gelap: Gambaran malam yang gelap dan penuh misteri memberikan latar belakang kuat bagi puisi ini. "1 a.m / Perempuan-perempuan kisut masih bercakap-cakap / Tentang pedih di pinggang, darah yang mengental / Langit bisu" menggambarkan suasana malam yang suram dan penuh ketegangan.
  • Whisky dan Nafsu: Penggunaan whisky dan asap menggambarkan dorongan untuk melupakan, mungkin sebagai cara untuk menghadapi kekosongan atau kegagalan dalam kehidupan. Ini mencerminkan tema kehidupan malam yang penuh godaan dan pencarian makna di dalamnya.

Gaya dan Bahasa

  • Epigrafi: Penggunaan epigrafi dari Lord Byron menambah dimensi kebudayaan dan penekanan pada tema kehidupan yang singkat dan keguncangan emosional.
  • Imaji dan Metafora: Situmorang menggunakan imaji yang kuat untuk menciptakan atmosfer yang terasa nyata dan emosional. Contohnya, "Bayi-bayi menangis juga / Whisky dan asap nafsu menggelak" menggambarkan kesia-siaan dan kesedihan yang mewarnai kehidupan malam.
  • Bahasa yang Viskeral: Penggunaan bahasa yang langsung dan kadang-kadang kasar menunjukkan intensitas emosi dan ketegangan dalam pikiran yang digambarkan dalam puisi ini.
Puisi "Api Hitam" karya Sitor Situmorang menggambarkan kehidupan malam yang penuh kontradiksi, kegelapan, dan ketidakpastian. Dengan penggunaan bahasa yang kuat dan imaji yang menggugah, puisi ini menantang pembaca untuk merenungkan tentang eksistensi dan perjuangan batin manusia di tengah kehidupan yang penuh dengan godaan dan kekosongan.

Dengan demikian, puisi "Api Hitam" tidak hanya menawarkan sebuah gambaran sastra yang mendalam, tetapi juga mengajak kita untuk menggali makna-makna yang lebih dalam tentang kehidupan, kegelisahan, dan pencarian akan makna dalam kegelapan malam.

"Puisi Sitor Situmorang"
Puisi: Api Hitam
Karya: Sitor Situmorang

Biodata Sitor Situmorang:
  • Sitor Situmorang lahir pada tanggal 2 Oktober 1923 di Harianboho, Tapanuli Utara, Sumatra Utara.
  • Sitor Situmorang meninggal dunia pada tanggal 21 Desember 2014 di Apeldoorn, Belanda.
  • Sitor Situmorang adalah salah satu Sastrawan Angkatan 45; yang juga menggeluti profesi sebagai wartawan.
© Sepenuhnya. All rights reserved.