Analisis Puisi:
Puisi "Masalah Menara Babil" karya Remy Sylado merupakan kritik yang tersembunyi dalam narasi sederhana tentang keberagaman bahasa.
Simbolisme Ayam: Ayam yang disebutkan dari berbagai daerah memiliki bunyi kokok yang berbeda-beda. Simbolisme ayam dalam puisi ini mewakili keragaman budaya dan bahasa di berbagai belahan dunia.
Keragaman Bahasa: Penyair menyoroti keragaman bahasa yang ada di berbagai daerah. Setiap ayam memiliki cara sendiri dalam mengeluarkan suara kokoknya, yang mencerminkan kekayaan budaya dan bahasa di berbagai negara.
Kritik terhadap Ketidakmampuan Berkomunikasi: Dalam metafora ayam yang berkokok dengan bunyi yang berbeda, penyair menggambarkan masalah komunikasi manusia. Meskipun memiliki kemampuan berkomunikasi, manusia seringkali gagal dalam berkomunikasi dengan baik, terutama dalam hal memahami dan menghargai perbedaan.
Kritik terhadap Kebutuhan akan Pemahaman dan Toleransi: Penyair menggarisbawahi pentingnya pemahaman dan toleransi terhadap perbedaan. Kegagalan manusia untuk memahami dan menghargai perbedaan bahasa dan budaya dapat menjadi penyebab konflik dan ketegangan antarindividu dan antarnegara.
Penggunaan Bahasa sebagai Tanda Identitas: Dengan menyebutkan ayam dari berbagai daerah dengan cara berkokok yang berbeda, penyair menggambarkan bagaimana bahasa menjadi bagian dari identitas dan keunikan setiap budaya.
Melalui puisi ini, Remy Sylado secara halus mengajak pembaca untuk merenungkan pentingnya menghargai keberagaman bahasa dan budaya serta pentingnya membangun pemahaman dan toleransi dalam komunikasi antarindividu dan antarnegara.
Karya: Remy Sylado