Analisis Puisi:
Puisi "Ketika Ibu Jadi Marhumah" karya Remy Sylado menggambarkan refleksi mendalam tentang peran gender dan hubungan ibu-anak dalam kehidupan.
Pertukaran Kodrat dan Peran Gender: Puisi ini menggambarkan sebuah pertukaran kodrat atau peran gender yang terjadi sesekali dalam kehidupan. Melalui metafora "lelaki jadi perempuan" dan "perempuan jadi lelaki", puisi mengajak pembaca untuk merenungkan konsep tentang peran gender yang terkadang dapat berubah atau ditukar.
Pemahaman atas Peran Tradisional: Dengan menggambarkan lelaki yang menjadi ibu dan perempuan yang menjadi ayah, puisi ini menyiratkan bahwa pemahaman akan peran tradisional dalam keluarga dapat terbuka dan berubah. Hal ini mencerminkan pentingnya memahami dan menghargai peran yang diberikan oleh pencipta kepada Adam dan Hawa.
Kehormatan Terhadap Peran Ibu: Puisi ini menyoroti kekuatan dan kehormatan dalam peran seorang ibu. Ibu digambarkan sebagai sosok yang "wariskan adab cinta kasih kepada dunia manusia", menekankan pentingnya kasih sayang dan pengabdian yang ditunjukkan oleh seorang ibu kepada anak-anaknya.
Kesedihan Kehilangan Ibu: Dalam bait terakhir puisi, penulis menyatakan kesedihan dan kehilangan atas kepergian ibunya ("Kala ibuku jadi marhumah"). Hal ini menggambarkan betapa pentingnya sosok seorang ibu dalam kehidupan seseorang, dan bagaimana kepergiannya dapat meninggalkan kesan yang mendalam.
Puisi "Ketika Ibu Jadi Marhumah" adalah sebuah refleksi tentang peran gender, pemahaman akan peran tradisional, dan kekuatan serta kehormatan dalam peran seorang ibu. Melalui metafora dan bahasa yang kuat, puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan hubungan antara peran gender, pengabdian seorang ibu, dan arti kehilangan seseorang yang dicintai.
Karya: Remy Sylado