Puisi: Penghuni Dangau di Tepi Danau (Karya Piek Ardijanto Soeprijadi)

Puisi "Penghuni Dangau di Tepi Danau" karya Piek Ardijanto Soeprijadi menghadirkan gambaran yang indah dan dalam tentang kehidupan seorang lelaki ...
Penghuni Dangau di Tepi Danau

Seorang lelaki tua menyadap senja
mengail di tepi telaga
pandang menebar sekitar
menampung sisa sinar
menangkap sunyi menjalar

Lelaki tua itu dalam hening
ke danau mencemplungkan pancing
duduk di tebing tanah gamping
rengkah-rengkah bagai mulut menganga
siap menelan tubuhnya renta.

Lelaki tua itu mendengar desing
daun-daun ilalang kering
ujung-ujungnya runcing tajam
ke dalam jantung menghunjam.

Lelaki itu terpukau
sepotong angin melintas danau
menenggelamkan rasa risau
ikan-ikan bagai dihalau.

Ketika kelam turun
umpan belum tersentuh ikan
lelaki tua itu pulang hampa
sekarat keluh tersekap sepi
betapa perihnya luka
hati terkait mata kailnya sendiri.

Agustus, 1999

Analisis Puisi:

Puisi "Penghuni Dangau di Tepi Danau" karya Piek Ardijanto Soeprijadi menghadirkan gambaran yang indah dan dalam tentang kehidupan seorang lelaki tua yang menghabiskan waktunya di tepi danau.

Penggambaran Keheningan: Penyair menggambarkan lelaki tua yang menyadap senja dan mengail di tepi danau. Ini menciptakan gambaran tentang kesunyian dan ketenangan, di mana waktu berjalan dengan perlahan dan alam memberikan pelajaran tentang kehidupan.

Kesendirian yang Menyelubungi: Meskipun di tengah keindahan alam, lelaki tua itu digambarkan dalam keheningan dan kesendirian. Aktivitasnya yang sepi, seperti menyadap senja dan mengail, mencerminkan kesendirian yang dalam, di mana ia hanya memiliki dirinya sendiri dan alam sebagai teman.

Kehadiran Alam: Alam di sekitarnya, seperti danau dan ilalang kering, menjadi bagian penting dari pengalaman lelaki tua itu. Mereka menjadi saksi bisu dari kehidupannya, menghadirkan kedamaian dan juga tantangan.

Rasa Keterpukauan dan Hampa: Meskipun lelaki tua itu terpukau oleh keindahan alam dan heningnya danau, kehidupannya tidak bebas dari penderitaan. Ketika malam turun dan umpannya tidak menarik ikan, ia pulang dengan perasaan hampa dan kesepian yang mendalam.

Pesan yang Tersembunyi: Puisi ini menyoroti tema-tema kehidupan yang mendalam, seperti kesunyian, kesendirian, dan penderitaan. Ini mengajak pembaca untuk merenungkan arti kehidupan dan bagaimana manusia berinteraksi dengan alam dan dirinya sendiri di tengahnya.

Puisi "Penghuni Dangau di Tepi Danau" adalah puisi yang menyentuh dan memikat, menghadirkan gambaran yang indah tentang kehidupan dan kesendirian. Dengan bahasa yang indah dan gambaran yang kuat, Piek Ardijanto Soeprijadi mengajak pembaca untuk merenungkan keheningan dan kehidupan dalam konteks alam yang luas.

Piek Ardijanto Soeprijadi
Puisi: Penghuni Dangau di Tepi Danau
Karya: Piek Ardijanto Soeprijadi

Biodata Piek Ardijanto Soeprijadi
  • Piek Ardijanto Soeprijadi (EyD Piek Ardiyanto Supriyadi) lahir pada tanggal 12 Agustus 1929 di Magetan, Jawa Timur.
  • Piek Ardijanto Soeprijadi meninggal dunia pada tanggal 22 Mei 2001 (pada umur 71 tahun) di Tegal, Jawa Tengah.
  • Piek Ardijanto Soeprijadi adalah salah satu sastrawan angkatan 1966.
© Sepenuhnya. All rights reserved.