Aceh sedang tidak baik-baik saja.

Puisi: Pada-Mu Jua (Karya Kurniawan Junaedhie)

Puisi "Pada-Mu Jua" karya Kurniawan Junaedhie bercerita tentang perjalanan batin manusia dalam mengarungi hidup, di mana segala aktivitasnya ...
Pada-Mu Jua

Sebanyak-banyak kata kutuliskan, 
ke Kamu juga kalimat kumaknakan.

Sejauh-jauh menerbangkan ingatan, 
ke Kamu juga kenangan kualamatkan.

Sekumur-kumur bicara kuucapkan, 
ke Kamu juga busa kata kusemburkan.

Setinggi-tinggi aku terbang, 
terpeluk juga akhirnya pada-Mu.

November, 2014

Analisis Puisi:

Puisi "Pada-Mu Jua" karya Kurniawan Junaedhie merupakan salah satu karya yang menggambarkan hubungan spiritual antara manusia dengan Tuhannya. Melalui pilihan kata yang sederhana namun penuh makna, penyair menghadirkan perenungan tentang asal, tujuan, dan keterikatan manusia kepada Yang Maha Kuasa.

Tema

Tema utama puisi ini adalah kepasrahan dan pengakuan bahwa segala sesuatu akhirnya kembali kepada Tuhan. Meski manusia bisa berusaha dengan kata, ingatan, atau bahkan cita-cita yang tinggi, pada akhirnya semua akan bermuara pada-Nya.

Puisi ini bercerita tentang perjalanan batin manusia dalam mengarungi hidup, di mana segala aktivitasnya—menulis, berbicara, mengingat, bahkan bermimpi—selalu berpusat dan berakhir pada Tuhan. Tak peduli sejauh atau setinggi apa manusia berusaha, kesudahannya adalah kepulangan kepada Sang Pencipta.

Makna tersirat

Makna tersirat dari puisi ini adalah penegasan keterbatasan manusia di hadapan kekuasaan Tuhan. Segala daya dan upaya manusia, meski tampak besar, sejatinya hanyalah bagian kecil dari ketentuan Ilahi. Puisi ini juga mengandung pesan tentang kerendahan hati dan kesadaran spiritual, bahwa hanya Tuhan yang menjadi tempat kembali, pelukan terakhir, dan tujuan hakiki.

Suasana dalam puisi

Suasana dalam puisi ini adalah khusyuk, reflektif, dan pasrah. Pembaca seolah diajak untuk merasakan ketenangan dan penerimaan bahwa hidup hanyalah perjalanan yang bermuara pada keabadian bersama Tuhan.

Amanat / Pesan yang disampaikan puisi

Amanat yang dapat ditarik dari puisi ini adalah bahwa manusia tidak boleh sombong atas kemampuan dan pencapaiannya, karena semua itu akhirnya akan kembali kepada Tuhan. Puisi ini juga menyampaikan pesan tentang pentingnya kesadaran spiritual, bahwa manusia seharusnya tidak lupa arah dan tujuan hidup sejatinya.

Imaji

Puisi ini menyuguhkan imaji abstrak yang kuat, misalnya:
  • “Sebanyak-banyak kata kutuliskan” → imaji tentang aktivitas manusia yang tak ada habisnya.
  • “Sejauh-jauh menerbangkan ingatan” → imaji yang menggambarkan pikiran dan kenangan yang terus bergerak.
  • “Setinggi-tinggi aku terbang” → imaji perjalanan atau cita-cita tinggi manusia.
Imaji ini membawa pembaca pada perenungan bahwa semua gerak manusia, meski jauh dan tinggi, akan kembali pada satu titik: Tuhan.

Majas

Beberapa majas yang muncul dalam puisi ini antara lain:
  • Repetisi → pengulangan frasa seperti “Sebanyak-banyak”, “Sejauh-jauh”, “Sekumur-kumur”, dan “Setinggi-tinggi” untuk menegaskan makna totalitas dan keterikatan pada Tuhan.
  • Metafora → “Setinggi-tinggi aku terbang, terpeluk juga akhirnya pada-Mu” adalah metafora dari segala usaha manusia yang akhirnya kembali kepada Tuhan.
  • Hiperbola → penggunaan kata “sekumur-kumur bicara” menggambarkan betapa panjang dan tak terhitungnya ucapan manusia, meskipun akhirnya tetap kembali pada Tuhan.
Puisi "Pada-Mu Jua" karya Kurniawan Junaedhie adalah refleksi spiritual yang mendalam. Melalui tema kepasrahan kepada Tuhan, puisi ini mengingatkan bahwa manusia hanyalah makhluk yang terbatas dan segala pencapaian hidup akhirnya akan kembali pada Sang Pencipta. Imaji yang sederhana, repetisi yang kuat, dan majas yang tepat membuat puisi ini terasa penuh kekhusyukan, sekaligus memberi pesan abadi tentang hakikat hidup dan tujuan akhir manusia.

Kurniawan Junaedhie
Puisi: Pada-Mu Jua
Karya: Kurniawan Junaedhie

Biodata Kurniawan Junaedhie:
  • Kurniawan Junaedhie lahir pada tanggal 24 November 1956 di Magelang, Jawa Tengah, Indonesia.
© Sepenuhnya. All rights reserved.