Puisi: Pada Waktu yang Mana (Karya Muhammad Rois Rinaldi)

Puisi "Pada Waktu yang Mana" karya Muhammad Rois Rinaldi mengajak pembaca untuk merenungkan tentang keputusan-keputusan dalam hidup yang kita ambil ..
Pada Waktu yang Mana

Entah pada waktu yang mana
aku telah membuat persetujuan
untuk menutup rapat hati
mendiami perih
sendiri.

Cilegon, Banten, 17 November 2011

Analisis Puisi:

Puisi "Pada Waktu yang Mana" karya Muhammad Rois Rinaldi adalah sebuah karya yang singkat namun penuh makna. Dalam beberapa baris saja, Rinaldi berhasil menyampaikan perasaan mendalam tentang kesepian, keheningan, dan introspeksi.

Entah pada waktu yang mana
aku telah membuat persetujuan
untuk menutup rapat hati

Puisi ini dibuka dengan sebuah pertanyaan retoris yang mencerminkan ketidakpastian dan keraguan. Frasa "entah pada waktu yang mana" menunjukkan kebingungan atau ketidakjelasan tentang kapan sebuah keputusan penting diambil. Keputusan ini adalah untuk "menutup rapat hati," sebuah tindakan yang menunjukkan perlindungan diri dari luka atau kesakitan emosional. Menutup hati dapat diartikan sebagai mekanisme pertahanan untuk menghindari rasa sakit, tetapi juga bisa berarti isolasi dari hubungan dan keterikatan emosional dengan orang lain.

mendiami perih
sendiri.

Penyair menyatakan konsekuensi dari keputusan ini. "Mendiami perih" mengindikasikan bahwa meskipun hati telah ditutup rapat untuk melindungi dari rasa sakit luar, rasa sakit itu sendiri tetap ada dan malah ditemani secara konstan. Kata "sendiri" menekankan perasaan kesendirian dan isolasi yang dialami oleh penyair. Perasaan perih ini menjadi teman sehari-hari, sesuatu yang harus dihadapi tanpa bantuan atau dukungan dari orang lain.

Refleksi Diri dan Kesepian

Puisi ini adalah refleksi mendalam tentang keputusan-keputusan emosional yang kita buat dalam hidup. Keputusan untuk menutup hati mungkin diambil karena trauma masa lalu, kekecewaan, atau ketakutan akan terluka lagi. Namun, keputusan ini sering kali membawa konsekuensi yang tidak diinginkan, seperti kesepian dan kesedihan yang mendalam.

Penyair menyadari bahwa keputusan untuk menutup hati tidak menghilangkan rasa sakit, tetapi malah memperparahnya dengan isolasi. Ini adalah paradoks yang sering dihadapi oleh banyak orang: upaya untuk melindungi diri dari rasa sakit emosional dapat menyebabkan kesakitan yang lebih dalam karena hilangnya hubungan dan koneksi dengan orang lain.

Simbolisme dan Makna

  • Waktu yang Tidak Pasti: Ketidakjelasan tentang "waktu yang mana" menunjukkan bahwa keputusan emosional ini mungkin dibuat tanpa disadari, sebagai reaksi terhadap pengalaman hidup yang menyakitkan.
  • Menutup Hati: Tindakan ini adalah simbol dari perlindungan diri dan isolasi. Ini menunjukkan keinginan untuk menghindari rasa sakit, tetapi juga kerugian dari keterikatan emosional.
  • Mendiami Perih: Simbol dari kesedihan yang terus-menerus dan kesepian yang mendalam. Ini menunjukkan bahwa meskipun hati telah ditutup, rasa sakit masih ada dan bahkan lebih kuat karena kesendirian.
Puisi "Pada Waktu yang Mana" karya Muhammad Rois Rinaldi adalah puisi yang menggugah tentang kesepian, refleksi diri, dan konsekuensi dari keputusan emosional yang kita buat. Dengan kata-kata yang sederhana namun penuh makna, Rinaldi mengajak pembaca untuk merenungkan tentang keputusan-keputusan dalam hidup yang kita ambil untuk melindungi diri kita sendiri, dan bagaimana keputusan tersebut dapat membawa kesedihan yang lebih dalam. Puisi ini mengingatkan kita bahwa meskipun kita mencoba untuk melindungi diri dari rasa sakit, kita tidak dapat sepenuhnya menghindari perasaan dan pengalaman emosional yang merupakan bagian integral dari kehidupan manusia.

Muhammad Rois Rinaldi
Puisi: Pada Waktu yang Mana
Karya: Muhammad Rois Rinaldi

Biodata Muhammad Rois Rinaldi:
  • Muhammad Rois Rinaldi lahir pada tanggal 8 Mei 1988 di Banten, Indonesia.
© Sepenuhnya. All rights reserved.