Analisis Puisi:
Puisi "Ketika Aku Menandai 28 Januari" menggambarkan pengalaman pribadi seorang anak yang merenungkan makna kelahirannya dan hubungannya dengan ibunya.
Penghormatan terhadap Ibu: Puisi ini mencerminkan penghormatan yang dalam terhadap peran ibu dalam kehidupan penulis. Ia merenungkan pengorbanan dan kasih sayang ibunya, yang telah bertaruh nyawa untuk melahirkan dan membesarkannya.
Kemajuan Teknologi vs Kasih Sayang Manusia: Penyair mempertimbangkan peran teknologi dalam mengurangi rasa sakit dan kemungkinan kehilangan, tetapi pada akhirnya, ia menyadari bahwa kasih sayang manusia tidak dapat digantikan oleh mesin atau teknologi apapun.
Penghargaan terhadap Kasih Sayang Ibu: Penyair mengakui bahwa senyumnya adalah upaya yang tak ternilai bagi ibunya. Meskipun ada ketidakpastian dan kesulitan dalam kehidupan, senyumnya menjadi sumber kekuatan dan ketenangan bagi ibunya.
Komitmen terhadap Hidup: Penyair berjanji untuk tidak menyia-nyiakan hidupnya dan kelahirannya dengan tindakan yang tidak bermakna atau merugikan diri sendiri. Ia menyadari bahwa kehadirannya di dunia ini adalah anugerah yang harus dihargai dengan menghormati diri sendiri dan ibunya.
Refleksi tentang Kematangan dan Tanggung Jawab: Puisi ini mencerminkan refleksi tentang kedewasaan dan tanggung jawab pribadi. Penyair menyatakan komitmennya untuk menjalani hidup dengan penuh kebijaksanaan dan tanggung jawab, serta untuk menghargai warisan kasih sayang ibunya.
Melalui kata-kata yang sederhana namun dalam, puisi ini menggambarkan ikatan emosional antara seorang anak dan ibunya, serta refleksi tentang makna hidup dan tanggung jawab sebagai individu. Ini adalah penghormatan yang indah terhadap hubungan ibu dan anak serta pengakuan akan nilai-nilai yang diwariskan oleh seorang ibu kepada anaknya.
Karya: Lasinta Ari Nendra Wibawa