Puisi: Diayunkannya Langkah di Ambang Senja (Karya Mawie Ananta Jonie)

Puisi "Diayunkannya Langkah di Ambang Senja" mengingatkan kita akan keteguhan hati yang diperlukan untuk bertahan hidup, mencari makna, dan terus ...
Diayunkannya Langkah di Ambang Senja

Diayunkannya langkah di ambang senja ombak berdebur,
angin musim dingin terserap kuncup bunga melur

Pada mimpinya atas perjalanan yang direnggut kehidupan,
kita tegak kembali membangun hari depan jadi kekuatan.

Tapi yang kita temui sebuah kenyataan yang disikapi,
tentu bukan jalan keluar kalau tak diberi arti.

Dalam pembuangan atau perburuan itu,
ratusan ribu kita mati di jalan buntu. 

Ini pengalaman berdarah,
ini sejarah berdarah.

Analisis Puisi:

Puisi "Diayunkannya Langkah di Ambang Senja" karya Mawie Ananta Jonie adalah sebuah karya yang penuh dengan simbolisme dan makna mendalam mengenai perjalanan hidup, penderitaan, serta pencarian makna di tengah kenyataan yang sering kali keras dan penuh dengan perjuangan. Melalui gambaran alam, seperti ombak yang berdebur dan angin musim dingin, puisi ini menggambarkan betapa hidup penuh dengan tantangan, baik yang berasal dari dalam diri sendiri maupun dari dunia luar.

Langkah di Ambang Senja: Simbol Waktu dan Perjalanan Hidup

Bait pertama puisi ini menggambarkan "Diayunkannya langkah di ambang senja," sebuah gambaran yang menyiratkan fase kehidupan yang sudah hampir mencapai akhir, di mana senja menjadi simbol dari usia yang semakin senja atau kondisi yang semakin mendekati kesulitan. Senja sendiri sering kali dihubungkan dengan perenungan, kedamaian, atau bahkan keputusasaan—sesuatu yang lebih dekat dengan akhir, tapi bukan berarti sepenuhnya gelap atau berakhir.

Ombak yang berdebur menambah kontras dengan kesunyian senja, mewakili ketidakpastian dan kegelisahan hidup yang terus bergulir. Ombak yang datang dengan kekuatannya membawa gambaran tentang konflik dan tantangan yang tidak bisa dielakkan. Angin musim dingin yang "terserap kuncup bunga melur" membawa makna bahwa dalam keheningan dan kesendirian, kehidupan tetap berlangsung meski sering kali penuh dengan rasa dingin dan hampa. Ini adalah gambaran tentang bagaimana kehidupan terus berjalan meskipun dalam keterbatasan dan kehilangan.

Mimpi, Perjalanan, dan Kehidupan yang Direnggut

Pada bagian selanjutnya, puisi ini menyentuh tema tentang mimpi dan perjuangan hidup yang dihadapkan pada kenyataan pahit. "Pada mimpinya atas perjalanan yang direnggut kehidupan," menggambarkan bagaimana impian atau harapan seseorang bisa dihancurkan atau direnggut oleh realitas kehidupan. Mimpi tentang masa depan yang cerah atau perjalanan yang indah sering kali harus berhadapan dengan kenyataan yang keras, bahkan terkadang penuh dengan penderitaan dan kehilangan.

Namun, meskipun kehidupan sering kali merenggut impian dan perjalanan, ada semangat untuk "tegak kembali membangun hari depan jadi kekuatan." Ini menandakan bahwa meskipun terjatuh atau terluka, kita tetap harus bangkit dan melanjutkan hidup. Puisi ini mengajak kita untuk tidak menyerah begitu saja pada kenyataan pahit, tetapi untuk mengubahnya menjadi kekuatan dan keberanian untuk terus berjalan.

Kenyataan yang Tak Selalu Menawarkan Jalan Keluar

Pada bagian berikutnya, puisi ini menyatakan bahwa meskipun kita berusaha bangkit dan membangun, yang kita temui adalah kenyataan yang tidak selalu memberi jalan keluar. "Tapi yang kita temui sebuah kenyataan yang disikapi, tentu bukan jalan keluar kalau tak diberi arti." Di sini, ada penekanan bahwa hidup yang penuh dengan cobaan dan rintangan tidak selalu memberikan solusi atau jalan keluar yang mudah. Yang dibutuhkan adalah pemaknaan atas kenyataan tersebut—sebuah upaya untuk memahami dan memberi arti pada setiap langkah yang kita ambil dalam hidup.

Tanpa adanya makna, kenyataan bisa terasa kosong atau bahkan membawa kita ke jalan yang buntu, seperti yang digambarkan dalam puisi ini melalui "ratusan ribu kita mati di jalan buntu." Kalimat ini memberikan gambaran tentang betapa banyak orang yang terjebak dalam kesulitan atau kegagalan, dan terkadang kita merasa seolah tidak ada jalan keluar, meskipun kita sudah berjuang keras.

Sejarah Berdarah: Penderitaan dan Perjuangan yang Tak Terelakkan

Bagian terakhir dari puisi ini menyebutkan "Ini pengalaman berdarah, ini sejarah berdarah." Ini adalah pernyataan yang sangat kuat, menekankan bahwa perjuangan dan perjalanan hidup tidak pernah tanpa pengorbanan. Penderitaan yang dialami bukanlah sesuatu yang mudah atau ringan, melainkan penuh dengan luka dan kesakitan—baik fisik maupun emosional. "Pengalaman berdarah" dan "sejarah berdarah" menggambarkan kenyataan pahit yang harus diterima oleh banyak orang dalam perjalanan hidup mereka. Tidak jarang, kita harus menghadapi penderitaan dan kehilangan, namun justru dari penderitaan itulah banyak pelajaran dan pengalaman berharga yang dapat diambil.

Sejarah berdarah di sini juga bisa dianggap sebagai metafora untuk perjuangan kolektif—baik itu dalam skala pribadi maupun sosial. Kehidupan, menurut puisi ini, adalah sejarah yang penuh dengan pertarungan, baik di dalam diri kita sendiri maupun dalam hubungan dengan dunia di sekitar kita.

Makna dan Pesan Puisi: Keberanian untuk Terus Berjuang

Secara keseluruhan, puisi "Diayunkannya Langkah di Ambang Senja" adalah sebuah refleksi mendalam tentang perjalanan hidup yang penuh dengan perjuangan, kehilangan, dan pencarian makna. Melalui simbolisme yang kuat, puisi ini menggambarkan bagaimana meskipun kehidupan sering kali penuh dengan kesulitan dan penderitaan, kita tetap memiliki pilihan untuk bangkit dan memberi arti pada setiap langkah yang kita ambil. Meskipun kenyataan yang kita hadapi tidak selalu menawarkan jalan keluar, penting bagi kita untuk terus berjuang, mencari makna, dan tetap tegak meskipun dalam keterbatasan.

Puisi ini juga mengingatkan kita bahwa perjalanan hidup bukanlah perjalanan yang mudah. Ada banyak rintangan yang harus dihadapi, dan sering kali kita merasa berada di jalan buntu. Namun, melalui pemaknaan atas pengalaman tersebut, kita bisa menemukan kekuatan untuk melanjutkan perjalanan, bahkan ketika tampaknya tidak ada harapan. Dalam hal ini, puisi ini mengajak pembaca untuk terus mencari arti dalam hidup, meskipun terkadang sejarah kita dipenuhi dengan penderitaan dan luka yang dalam.

Puisi "Diayunkannya Langkah di Ambang Senja" karya Mawie Ananta Jonie adalah sebuah karya yang menggugah kesadaran kita tentang pentingnya melangkah meski dihadapkan dengan kenyataan yang berat. Dengan menggambarkan perjuangan hidup sebagai pengalaman berdarah dan sejarah berdarah, puisi ini mengingatkan kita akan keteguhan hati yang diperlukan untuk bertahan hidup, mencari makna, dan terus berjuang meskipun dunia seolah menantang kita di setiap langkah.

Sepenuhnya Puisi
Puisi: Diayunkannya Langkah di Ambang Senja
Karya: Mawie Ananta Jonie
© Sepenuhnya. All rights reserved.