Analisis Puisi:
Puisi ini menggunakan gambaran purnama yang menguning di wajah perempuan sebagai metafora keadaan emosional yang kompleks. Purnama yang menguning menunjukkan rasa hangat, keintiman, dan keindahan yang dipancarkan oleh sosok perempuan dalam puisi.
- Simbolisme Alam: Penggunaan alam, seperti dedaunan, reranting, bayang-bayang pohon, dan bintang-bintang jatuh, menciptakan latar belakang yang memperkuat nuansa puisi dan menggambarkan keindahan dan kedalaman perasaan yang tercipta di tengah alam.
- Kesepian dan Pertemuan: Ada kesan tentang perasaan kesepian yang dihadapi penulis di antara perasaan yang tercipta oleh kehadiran perempuan yang terasa begitu dekat meskipun sebenarnya begitu jauh. Pertemuan yang diharapkan indah, namun ada rasa penyesalan yang tersisa di kalender waktu.
- Perasaan dan Keheningan: Terdapat perasaan akan pertemuan yang begitu dekat dan begitu jauh sekaligus. Keheningan menghadirkan atmosfir yang memberikan ruang untuk mengungkapkan kecemasan yang mendalam.
- Puisi sebagai Doa dan Harapan: Puisi ini menciptakan citra seakan mengeja doa, harapan, dan kegelisahan dalam kata-kata yang dipilih. Penggunaan bahasa metaforis menggambarkan keinginan yang mendalam, keinginan untuk terhubung dan mengungkapkan perasaan.
- Penyesalan dan Cinta yang Tersirat: Ada penyesalan yang terselip di antara keindahan puisi ini, yang memperlihatkan rasa cinta dan keinginan untuk mengekspresikan perasaan, namun ada hambatan yang tidak terucapkan.
Puisi ini merupakan karya yang penuh dengan keindahan bahasa dan simbolisme alam, menyoroti kompleksitas emosi dan keinginan untuk menyampaikan perasaan. Penggunaan purnama yang menguning di wajah perempuan sebagai metafora keadaan emosi menunjukkan keindahan dan kehangatan dalam kegelisahan penulis dalam mencari makna dan perasaan yang tersembunyi di dalam hati.
Karya: Dimas Indiana Senja